Saat Cuaca Mendukung, Pesona Gunung Bulusaraung Memang Menggoda Jiwa

oleh -959 kali dilihat
Pemandangan indah dari atas puncak gunung Bulusaraung. Foto: Ist
Anis Kurniawan

Klikhijau.com – Jalur pendakian Gunung Bulusaraung tutup untuk sementara waktu hingga batas waktu yang akan ditentukan kemudian. Otoritas setempat melakukan penutupan sejak Minggu 5 Januari 2020 akibat cuaca buruk yang dapat membahayakan

Bila cuaca sudah membaik, gunung Bulusaraung memang menyimpan sejuta pesona. Gunung yang memiliki ketinggian 1.353 m dpl ini menjadi favorit pendaki yang berada di wilayah Makassar dan sekitarnya.

Meski tak terbilang ekstrim, mendaki di Bulusaraung tetap harus memiliki persiapan cukup. Apalagi saat cuaca yang kurang bersahabat.

Jalur pendakian Bulusaraung memiliki 9 Pos. Pos 10 adalah puncak Bulusaraung. Untuk mendirikan tenda tersedia area kemah di Pos 9. Pos 1 sampai Pos 5 memiliki medan yang cukup menantang. Menanjak tajam dan jalurnya sempit. Setiap pos tersedia gasebo untuk beristirahat. Melepas dahaga dengan sajian hijaunya hutan yang mengurumuni pegunungan ini.

KLIK INI:  Catat, Ini Tempat Wisata Indonesia dengan Pemandangan Alam Menakjubkan!

Mendaki di Bulusaraung menarik karena pendaki tak terpapar langsung sinar matahari. Rimbun vegetasi sepanjang jalur menaungi.

Sesekali suara burung yang bertengger di dahan pohon bersiul menyambut pendaki. Kupu-kupu dan serangga lain hilir mudik memamerkan sayap cantiknya. Membuat pendakian tak terasa.

Pesona dari atas puncaknya

Begitu sampai di Pos 5, pendaki bisa mencari spot untuk menikmati pemandangan permukiman Desa Tompobulu dari ketinggian. Rumah-rumah beratap seng berwarna coklat karena termakan karat berjejer rapi.

Juga petak-petak sawah berukir indah yang tampak mengelili desa. Ujung horizon berjejer rapi gunung berpadu bukit seperti tersamar dari kejauhan.

Bagi yang beruntung kuskus beruang (Ailurps ursinus) dan monyet hitam sulawesi (Macaca maura) kadang menyapa pendaki. Cukup seru menyaksikan tingkah mereka beraktivitas di habitatnya.

KLIK INI:  Pesona Desa Kahayya, Kopi dan Eksotika Wisata Alam Khas Pegunungan

Saat menempuh pendakian dari pos 5 ke pos 9 perjalanan lebih mudah. Lebih datar dan hawa pengunungan sudah begitu terasa. Sejuk tak terkira. Kiri-kanan terhampar pepohonan yang megah dengan lumut menyelimutinya.

Tiba di Pos 9 pendaki bisa langsung mendirikan tenda. Beristirahat sejenak dengan hiburan suara-suara khas serangga penghuni hutan.

Saat menjelang terbenam matahari para pendaki kemudian berbondong-bondong menuju puncak Bulusaraung. Menikmati panorama alam yang memukau.

Hamparan lanskap Makassar dengan tunggak-tunggak gedungnya berselimut langit jingga. Dari puncak gunung ini juga tersaji hamparan panorama khas berupa tunggak bukit karst yang membentang dari Pangkep hingga ke Maros. Luas menghapar, tampak unik karena sulit menemukan panorama yang sama di nusantara.

KLIK INI:  Terinspirasi dari Mentawai, Begini Rencana KBT Memanfaatkan Potensi Bambu di Maros

Pendakian Bulusaraung menerapkan nol sampah – zero waste – saat mendaki. Petugas di loket akan memeriksa barang bawaan pendaki. Mencatat barang bawaan yang berpotensi menjadi sampah.

Karenanya pendaki dihimbau untuk membawa kembali sampah mereka saat turun gunung. Saat turun gunung Satuan Tugas Bulusaraung akan kembali mengecek barang bawaan pendaki.

Memastikan tak ada sampah yang ditinggalkan di gunung. Jika menemukan ketidak-sesuaian yang mengindikasikan sampah tertinggal di gunung maka denda berlaku. Ketentuan ini telah tertuang dalam Standard Operational Prosedure Pendakian Bulusaraung.

Karenanya kurangilah membawa bekal yang berpotensi menimbulkan sampah saaat hendak mendaki Bulusaraung. Bawalah kembali sampah Anda agar alam tetap asri.

Semoga cuaca kembali bersahabat hingga para penikmat nuansa alam bisa kembali merasakan serunya mendaki Bulusaraung. Buatlah persiapan matang dan kurangilah membawa bekal berpotensi sampah.

KLIK INI:  Jelajah Lembah Lohe, “Negeri Dongeng” dengan Tanjakan Seribu Penyesalan