Rupanya Pembalut Sekali Pakai Berbahaya Bagi Lingkungan

oleh -975 kali dilihat
Rupaya Pembalut Sekali Pakai Berbahaya Bagi Lingkungan
Ilustrasi pembalut/foto-ist
Irhyl R Makkatutu

Klikhijau.com – Mungkin semua wanita membutuhkannya. Saya katakan “mungkin” sebab belum pernah melakukan penelitian tentang hal ini: pemakaian pembalut.

Namun, hal mengejutkan saya dapatkan pada ditulisan Celine Veronica di nationalgeographic.grid.id. Situs tersebut memuat artikel jika pembalut sekali pakai disebut-sebut sebagai salah satu penyebab kerusakan alam dan lingkungan.

Hal itu disebabkan pembalut sekali pakai yang sudah digunakan akan dibuang dan berakhir di TPA. Perlahan tapi pasti, pembalut tersebut akan mengeluarkan gas metana yang berakibat pada pencemaran lingkungan.

KLIK INI:  Wow, Ternyata Ada Pesan Lingkungan di Balik Logo PBI

Menurut artikel tersebut, sebuah penelitian dari University of Exeter, gas metana adalah salah satu unsur dalam gas rumah kaca yang menyebabkan kenaikan temperatur di permukaan Bumi.

Gas tersebut akan menyebabkan dampak pemanasan lebih jauh karena kekuatan metana 25 kali lipat dalam menyebabkan pemanasan global dibandingkan karbon dioksida.

Pembalut sekali pakai adalah kebutuhan wanita tiap bulan. Ketika datang bulan barangkali wanita menggunakan 3-4 pembalut sekali pakai dalam sehari. Kalikanlah itu selama ia datang bulan dan berapa banyak wanita yang datang bulan. Hasilnya tentu akan segunung.

Butuh waktu atusan tahun terurai

“Kalau dihitung-hitung, jatuhnya bisa di atas 300 pembalut per orang setiap tahunnya,” ujar Jeanny Primasari, penggagas komunitas Zero Waste Nusantara, tulis Celine Veronica yang mengutip dari CNNIndonesia.com.

KLIK INI:  Waspada, Empat Kebiasaan Ini Menandakan Anda Tak Ramah Lingkungan

Jeanny juga menguraikan jika pembalut memiliki kandungan plastik di dalamnya. Artinya pembalut membutuhkan puluhan hingga ratusan tahun untuk terurai.

Jadi, selain menghasilkan gas metana, pembalut juga berbahaya bagi lingkungan karena ia sulit terurai. Pembalut juga mengandung pemutih yang digunakan pada bantalannya. Pemutih tersebut dapat pula mencemari tanah dan air.

Lalu bagaimana cara aman mengatasi masalah pembalut. Caranya adalah beralih dari pembalut sekali pakai menjadi pembalut kain atau cawan menstruasi (menstrual cup). Sayangnya, menutur tulisan Celine cara ini masih sulit dilakukan di Indonesia.

Sebab jika hanya membakarnya, justru memperparah pencemaran. Pembakaran dapat menghasilkan dioksin yang dapat meracuni tubuh manusia–merusak fungsi organ dan sistem tubuh.

Jadi, apa yang kamu pikirkan para wanita mengenai pembalut. Apa akan mencari alternatif lain atau tetap setia membahayakan lingkungan?

KLIK INI:  Dengar Lagunya, Armonica Band Bertutur Jujur tentang Kerusakan Alam