Waspada Kemarau Panjang 2019, KLHK akan Intensifkan Pengendalian Karhutla

oleh -281 kali dilihat
Waspada Kemarau Panjang 2019, KLHK akan Intensifkan Pengendalian Karhutla 2

Klikhijau.com – Berdasarkan perkiraan BMKG, kondisi musim kemarau tahun 2019 akan dipengaruhi oleh fenomena El nino. Hal ini mempengaruhi peningkatan potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Oleh karena itu, kewaspadaan dan kesiapsiagaan para pihak juga perlu lebih ditingkatkan lagi.

Melalui suratnya, Menteri LHK Siti Nurbaya, mengajak seluruh Gubernur untuk dapat mengambil langkah-langkah yang tepat, dan melaporkan kejadian karhutla serta potensi kekeringan yang terjadi.

Menteri Siti juga mengingatkan, isu karhutla di musim kemarau ini dipantau secara langsung oleh Presiden RI, dan menjadi perhatian dunia internasional.

“Kami ingatkan kepada Gubernur di seluruh Indonesia untuk lebih mengintensifkan kegiatan pengendalian karhutla. Mengutamakan kegiatan pencegahan melalui groundcheck hotspot, sosialisasi, patroli intensif, menggerakkan posko yang dibentuk, mengkoordinir seluruh potensi daerah, dan meningkatkan koordinasi para pihak,” tutur Menteri Siti.

KLIK INI:  El-Nino Moderate Menanti di Awal Januari-Februari, Ini Langkah Antisipasi KLHK

Di awal tahun 2019, berkat kerja keras semua pihak, karhutla yang mulai terjadi di beberapa wilayah seperti di Provinsi Riau dapat diatasi. Manggala Agni bersama-sama dengan TNI, POLRI, pemerintah daerah dan masyarakat juga terus mengupayakan upaya pencegahan di lapangan.

Manggala Agni melakukan patroli dan sosialisasi kepada masyarakat di wilayah-wilayah rawan. Monitoring dan pengecekan titik panas (hotspot) yang terpantau pun terus dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya karhutla.

Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK, Raffles B. Panjaitan menyampaikan bahwa upaya pencegahan tetap menjadi prioritas dalam pengendalian karhutla.

Keberhasilan upaya pencegahan diharapkan mampu mengurangi intensitas kebakaran yang terjadi. Manggala Agni setiap hari memantau hotspot melalui website www.sipongi.menlhk.go.id, dan segera melakukan groundcheck pada hotspot yang terpantau.

“Respon yang cepat terhadap pantauan hotspot melalui groundcheck. Dan juga pemadaman dini akan mencegah meluasnya kebakaran yang berdampak timbulnya asap,” tambah Raffles.

Sementara itu, pantauan hotspot tanggal 9 Januari 2018 jam 20.00 WIB berdasarkan satelit NOAA menunjukkan tidak terpantau hotspot, sedangkan berdasarkan berdasarkan satelit TERRA AQUA (NASA) confidence level 80% terpantau tiga hotspot di Sulawesi Utara.

KLIK INI:  Menyatukan Pandangan Pemuda dalam Menawarkan Berbagai Solusi Krisis Iklim