Taman Nasional Gunung Leuser Kini Jadi Rumah Dara

oleh -303 kali dilihat
Dara Dilepas ke Taman Nasional Gunung Leuser di Usia 16 Tahun
Proses pelepasan Dara/Foto-KLHK
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Dara masih berusia 16 tahun, masih remaja, bukan? Namun, jangan mengira Dara lugu, ia bisa menerkam dan mencabik. Di dunianya, usia 16 tahun seperti Dara telah sangat patut diwaspadai. Di usia 16 tahun itu, ia telah dilepaskan di Taman Nasional Gunung Leuser.  Kini TN Nasional Gunung Leuser telah jadi rumahnya.

Kawasan TN Gunung Leuser sendiri dimulai sejak tahun 1920-an, zaman pemerintah kolonial Belanda. Pada 6 Maret 1980, pemerintah Indonesia meresmikan 5 kawasan suaka alam (termasuk TN Gunung Leuser) sebagai Taman Nasional melalui SK Menteri Pertanian Nomor 811/Kpts/Um/II/1980.

Beberapa gelar atau status nasional maupun internasional pun disandang TN Gunung Leuser yaitu Cagar Biosfer (1980), Asean Heritage Park (1984), Tropical Rainforest Heritage of Sumatera (Warisan Dunia) (2004) dan Kawasan Lindung Nasional (2008). TN Gunung Leuser sendiri  terletak di dua provinsi, yakni Aceh dan Sumatera Utara.

Dan tentang Dara yang dikisahkan ini, ia adalah seekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang berjenis kelamin betina yang diberi Dara.

KLIK INI:  Menstabilkan Populasi Satwa Liar dengan Perburuan yang Diatur

Selasa lalu tanggal 10 Maret 2020, Dara kembali ke habitat aslinya. Itu setelah pihak terdiri dari BKSDA Aceh, BBTNGL, WCS IP, FKL, PKSL FKH Unsyiah, Kepolisian dan TNI melepasliarkannya di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL).

Perjalanan panjang harus dilalui Dara sebelum dilepasliarkan. Ia harus melalui proses observasi meliputi screening kesehatan, dan kelayakan oleh Tim Medis Satwa BKSDA Aceh, yang didampingi oleh Dokter Hewan dari FKL dan PKSL FKH Unsyiah.

Selain itu, lokasi pelepasliaran juga harus melalui survey kelayakan daya dukung habitat untuk Dara. Setelah semua terlewati dan dianggap layak, Dara kemudian dibawa ke lokasi pelepasliaran.

Tentu tak mudah membawa Dara ke lokasi pelepasliaran, sebab ia Dara masih menunjukkan sifat liarnya, dan masih sangat reaktif. Petugas yang membawanya harus penuh kewaspadaan.

Ketika sampai di lokasi yang telah ditentukan, begitu pintu kandangnya dibuka, Dara langsung berlari menjauh masuk ke dalam kawasan TNGL.

Terkena jerat

Kisah Dara memang terbilang miris. Ia merupakan salah satu dari tiga harimau yang terdeteksi camera trap. Di mana salah satu individu lainnya cedera pada bagian kaki depan (cacat/buntung), yang diduga akibat terkena jerat.

Untuk menyelamatkannya Tim BKSDA Aceh memasang kandang jebak pada tanggal 26 Februari. Jebakan itu berhasil dan pada pada tanggal 5 Maret 2020 lalu. Dara diselamatkan (rescue) dari Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam. 20.

Kepala Balai KSDA Aceh Agus Arianto mengungkapkan harimau yang cedera cenderung mencari mangsa yang mudah diburu, terutama ternak warga. Selain itu, lokasi konflik harimau tersebut terisolir di pemukiman dan perkebunan masyarakat.

KLIK INI:  Kebakaran Lahan Mendekati Habitatnya, Harimau Sumatera Terdesak ke Tepi Kepunahan

“Hal inilah yang menjadi pertimbangan dilakukannya penyelamatan harimau di Desa Singgersing,” ujarnya.

Keberhasilan penyelamatan dan pelepasliaran Dara berkat bantuan dari berbagai pihak, di antaranya BBTNGL, WCS IP, FKL, PKSL FKH Unsyiah, Kepolisian dan TNI.

“Untuk upaya penyelamatan terhadap dua harimau lainnya di wilayah Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam. BKSDA Aceh dan mitra akan terus memantau, dan memonitor pergerakan harimau tersebut,” pungkasnya.

Kini Dara telah hidup dengan tenang di habitatnya dalam keadaan sehat, semoga tidak lagi ada manusia yang memasang jerat untuk melukai dan bahkan menghilangkan nyawa satwa liar.

Perihal harimau

Menurut wikipedia, harimau dipercaya merupakan keturunan hewan pemangsa zaman purba yang dikenal sebagai Miacids. Miacids hidup pada akhir zaman Cretaceous kira-kira 70-65 juta tahun yang lalu semasa zaman dinosaurus di Asia Barat (Andrew Kitchener, “The Natural History of Wild Cats”).

KLIK INI:  Pengalaman Mengamati Burung Kacamata Laut yang Memikat Hati

Harimau kemudian berkembang di kawasan timur Asia di China dan Siberia sebelum berpecah dua, salah satunya bergerak ke arah hutan Asia Tengah di barat dan barat daya menjadi harimau kaspia.

Sebagian lagi bergerak dari Asia Tengah ke arah kawasan pergunungan barat. Seterusnya ke Asia Tenggara dan kepulauan Indonesia, sebagiannya lagi terus bergerak ke barat hingga ke India.

Harimau sumatra yang memilik bahasa latin Panthera tigris sumatrae adalah subspesies harimau yang habitat aslinya di pulau Sumatra, dan merupakan satu dari enam subspesies harimau yang masih bertahan hidup hingga saat ini dan termasuk dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam punah (critically endangered)

Harimau sumatera seperti Dara, termasuk daftar merah spesies terancam punah sesuai yang dirilis Lembaga Konservasi Dunia IUCN. Populasi liar diperkirakan antara 400-500 ekor, terutama hidup di taman-taman nasional di Sumatra.

Uji genetik mutakhir telah mengungkapkan tanda-tanda genetik yang unik, yang menandakan bahwa subspesies ini mungkin berkembang menjadi spesies terpisah, bila berhasil lestari.

KLIK INI:  7 Cara Menjalani Gaya Hidup yang Berfokus pada Lingkungan