Klikhijau.com – Bencana terjadi dimana-mana karena perubahan iklim yang begitu cepat. Perubahan iklim, tidak dapat dipungkiri kini sedang mengancam Bumi. Gelombang panas, gletser mencair, kenaikan permukaan laut, hingga pengasaman laut terjadi di beberapa wilayah.
Laporan dari Breakthrough National Centre for Climate Restoration bahkan menyatakan peradaban manusia mungkin bisa berakhir pada 2050 jika tidak ada aksi yang dilakukan untuk mencegahnya.
Pada dasarnya, setiap individu bisa melakukan sesuatu untuk menjaga Bumi. Inilah yang diangkat dalam film dokumenter “Semesta” persembahan Tanakhir Films.
Film dokumenter tentang alam ini dirilis di bioskop-bioskop Indonesia mulai hari ini, Kamis (30 Januari 2020).
Film Semesta ini berkisah tentang tujuh sosok di tujuh provinsi Indonesia yang bergerak memelankan dampak perubahan iklim.
Para sosok ini merawat alam Indonesia atas dorongan agama, kepercayaan dan budaya masing-masing.
Dalam agama misalnya, kita belajar perspektif agama di antaranya Islam, Kristen, dan Hindu tentang hubungan manusia dengan alam.
Adapula cara para perempuan turut menjaga alam dengan caranya.
Kehadiran ketujuh sosok ini memang dipilih dengan seksama untuk mewakili manusia dan alam Indonesia yang beragam.
Trailer film Semesta
[yotuwp style=”padding-bottom:15px” type=”videos” id=”5W6tlcykKSY”]
Mandy Marahimin, produser film Semesta mengatakan, ide cerita ini diangkat karena ingin menunjukkan langkah kecil yang bisa dilakukan untuk merawat alam di sekitar kita.
Film ini berfokus pada cara-cara positif yang membantu memelankan dampak perubahan iklim. Memberikan inspirasi tentang apa yang bisa kita lakukan untuk mencegah perubahan iklim.
Tentu saja film ini diharapkan dapat mendorong individu untuk bersama-sama merawat alam. Bukan harus ikut dalam usaha besar untuk menjaganya, tapi melakukan apapun sesuai dengan kapasitas, kemampuan, lingkungan, dan komunitasnya sendiri.
Melalui rangkaian kisah tujuh sosok inspiratif ini, Semesta mengajak kita berkeliling nusantara dan menikmati kekayaan alamnya.
Film ini pernah berhasil menjadi nomine dalam kategori Film Dokumenter Panjang Terbaik di Festival Film Indonesia 2018.
Bahkan pernah terseleksi untuk diputar di Suncine International Environmental Film Festival (SIEFF). Sebuah festival film di Barcelona, Spanyol khusus untuk film dokumenter bertema lingkungan pada 6-14 November 2019 lalu.
