Sampah Plastik Meningkat dari Belanja Online dan Delivery Selama PSBB

oleh -578 kali dilihat
Selama PSBB, Sampah Plastik Meningkat dari Belanja Online dan Delivery
Ilustrasi plastik/foto-Media Indnesia
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com –  Meningkatnya belanja online dan delivery  bisa jadi alasan  lirik lagu  “Di mana-mana hatiku senang,” diganti dengan “Di mana-mana ada sampah plastik.

Sstt, jangan ‘ngegas’ itu hanya tawaran saja melihat fenomena sampah plastik tetap saja meraja. Bahkan saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) berlansung. Saat manusia diimbau tetap di rumah. Plastik tetap bebas berkeliaran.

Pada saat PSBB berlangsung, aktivitas belanja masyarakat tidak berhenti.  Justru presentase belanja online dan penggunaan layanan pesan antar (delivery).

Belum lama ini Pusat Penelitian Oseanografi dan Pusat Penelitian Kependudukan LIPI merilis hasil studi terkait ‘Dampak PSBB dan WFH Terhadap Sampah Plastik di kawasan Jabodetabek.

KLIK INI:  Ini Imbaun Gubernur Sulsel Memasuki Musim Basah!

Survei itu dilakukan  via online pada tanggal 20 April-5 Mei 2020. Hasil survei sungguh mengejutkan, rupanya mayoritas warga Jabodetabek melakukan belanja online yang cenderung meningkat.

Peningkatan itu terlihat, jika sebelum PSBB aktivitas belanja warga hanya  1 hingga 5 kali dalam satu bulan.

Namun, selama PSBB dan anjuran bekerja di rumah (WFH) justru meningkat jadi 1 hingga 10 kali.   Begitu pula dengan penggunaan layanan delivery makanan lewat jasa transportasi online.

Aksi nyata masih kurang

Hal yang mengejutkan   96% paket belanjaan dibungkus dengan plastik yang tebal dan ditambah dengan bubble wrap. Selotip, bungkus plastik, dan bubble wrap merupakan pembungkus berbahan plastik yang paling sering ditemukan.

Survei yang dilakukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tersebut menemukan fakta, di kawasan Jabodetabek, jumlah sampah plastik dari bungkus paket mengungguli jumlah sampah plastik dari kemasan yang dibeli.

Menurut lama resmi LIPI, penelitian tersebut menunjukkan bahwa 60% responden menilai penggunaan bungkus plastik tidak mengurangi risiko terpapar Covid-19.

Penilaian itu  berdasarkan hasil penelitian bahwa virus corona dapat bertahan di permukaan plastik selama tiga hari, yang artinya lebih lama dibanding permukaan lain seperti kardus atau stainless steel.

Berdasarkan data survei LIPI terungkap jika tingkat kesadaran masyarakat terhadap isu plastik cukup tinggi, hanya saja  belum dibarengi dengan aksi nyata.

“Hanya separuh dari warga yang memilah sampah untuk didaur ulang. Hal ini berpotensi meningkatkan sampah plastik dan menambah beban tempat pembuangan akhir selama PSBB/WFH,” ujar peneliti Pusat Penelitian Oseonografi LIPI, Intan Suci Nurhati seperti dikutip dari laman resmi LIPI.

Karena letak masalah penanganan sampah plastik terletak pada aksi nyata. Maka Intan mengajak setiap individu untuk melakukan aksi nyata dalam mengurangi sampah plastik selama PSBB/WFH.

“There is U in SOL-U-TION. Mari kita bersama-sama mengurangi sampah plastik dalam berbelanja online,” imbuh Intan.

Ada berbagai cara bisa ditempuh untuk mengurangi sampah plastik selama PSBB/WFH, di antaranya:

KLIK INI:  Tragedi di Buton, Minyak Sawit Mentah yang Tumpah Cemari Lingkungan
  • Tanpa bungkusan plastik

Cara ini bisa ditempuh dengan mendukung penjual dan produk tanpa pembungkus plastik. Jika penjual tidak lagi menggunakan plastik, maka secara otomastis pembeli juga akan beralih ke pembungkus lain yang lebih berkelanjutan.

  • Mengurangi bungkusan plastik

Hal selanjutnya yang perlu dilakukan adalah meminta penjual untuk mengurangi pembungkus plastik.

  • Satukan belanjaan

Membeli barang dalam kemasan besar atau satukan bermacam daftar belanjaan dalam satu pembelian. Ini bisa mengurangi bungkusan plastik saat berbelanja.

  • Manfaatkan kembali

Memanfaatkan kembali pembungkus plastik setelah dibersihkan bukanlah kesalahan. Justru hal tersebut akan sangat membantu dalam mengurangi sampah plastik.

  • Daur ulang

Carany adalah harus memilah sampah plastik untuk daur ulang. Tujuannya agar bisa digunakan kembali, selain itu daur ulang sampah plastik bisa pula mendatangkan keuntungan secara ekonomi

  • Belanja ditempat terdekat

Membeli barang dari lokasi yang lebih dekat dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca. Pun hal ini bisa pula mengurangi bungkusan belanja  dari kantong plastik.

Jika tips di atas bisa dijalankan, maka lirik lagu “Di mana-mana hatiku senang,” tak harus diganti…hmmm

KLIK INI:  Lagi, Ditemukan Tumpukan Sampah Plastik di Perut Sapi Laut