Sampah Plastik Jadi Lahan Nafkah Perempuan Myanmar

oleh -347 kali dilihat
Sampah Berubah Jadi Rumah dan Lahan Nafkah Perempuan Myanmar
Perempuan Myanmar menyulap sampah jadi kerajinan tangan/Foto-reuters
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Sampah, kata yang akrab di telinga untuk menggambar hal-hal yang tak berguna. Tapi, benarkah sampah memang tak berguna? Di tangan orang yang tak kreatif, sampah memang tak berguna, tapi di tangan orang yang kreatif sampah bisa jadi sumber rejeki, khususnya sampah plastik.

Tak peduli itu sampah organik atau anorganik. Sampah organik adalah sampah yang tak membahayakan lingkungan. Ia mudah terurai menyatu dengan tanah.

Namun, sampah anorganik, semisal sampah plastik dan sejenisnya adalah jenis sampah yang meresahkan. Dibutuhkan tangan-tangan kreatif untuk mengolanya agar tak terbuang percuma mencemari lingkungan.

KLIK INI:  5 Manfaat yang Diperoleh dari Aktivitas Memilah Sampah di Rumah

Seperti yang dilakukan sekelompok perempuan di Myanmar. Mereka menyulap sampah menjadi kerajinan yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

Reuters mengungkapkan jika ada sebuah bangunan di Myanma yang bernama Chuchu Design. Bangunan tersebut  jika dilihat dari jauh tak lebih dari bangunan biasa. Namun, begitu dilihat dari dekat, tatapnya tdibuat dari ban bekas, dindingnya terbuat dari botol kaca dan penutup lampu dari plastik yang meleleh.

Bahan yang digunakan pun terbuat dari bahan daur ulang, yang bertujuan untuk mendidik masyarakat akan sampah.

Dari kejauhan, ChuChu Design, sebuah bangunan satu lantai di seberang sungai dari ibukota komersial Myanmar yang ramai, tampak seperti bangunan lain di pinggiran kota yang miskin.

ChuChu adalah rumah plastik yang menjual kerajinan tangan dan produk-produk fashion yang didaur ulang ribuan ton sampah yang dibuang setiap hari.

ChuChu didirikan oleh Wendy Neampui (68) pada tahun 2014 dengan bantuan organisasi nirlaba Italia, Cesvi.

“Saya ingin mengubah sampah dari tempat pembuangan sampah yang jelek menjadi barang-barang yang indah,” katanya.

Dalam video yang disiarkan Reuters, tampah Wendy memungut sampah bersama beberapa perempuan, kemudian mengangkutnya menggunakan gerobak.

KLIK INI:  Dengar Lagunya, Armonica Band Bertutur Jujur tentang Kerusakan Alam
Ladang nafkah

Setelah terkumpul, para perempuan itu menjahit lembaran plastik untuk disetrika menjadi tempat botol tambal sulam berwarna-warni. Teknik itu Wendy pelajari dari internet.

Ada lusinan desainer telah dilatih dan sekarang bekerja di bisnis sampah daur ulang ini.

Mereka membuat berbagai macam produk mulai dari dompet yang terbuat dari paket keripik kentang hingga penutup laptop yang terbuat dari kantong semen.

“Proyek kami tidak hanya untuk bekerja membuat benda-benda indah dari sampah. Namun, juga untuk mendidik orang bahwa sampah dapat menjadi hiasan di rumah,” kata Wendy.

Persoalan sampah, khususnya sampah plastik memang meresahkan. Semisal di kota Dala, di mana ChuChu berdiri, jalan-jalan dipenuhi dengan tumpukan sampah yang membusuk.

“Dengan teknik ini, saya dapat membantu menyelamatkan lingkungan dan mencari nafkah,” katanya.

Apa yang dilakukan oleh Wendy Neampui dan kelompoknya, tentu patu ditiru untuk menjalani sebagai cara untuk mengurangi sampah di lingkungan kita.

Meski mungkin cara itu tak bisa mengatasi masalah sampah dengan cepat, tapi setidaknya memberi harapan untuk lingkungan yang lebih sehat dan bersih ke depannya.

KLIK INI:  Motivator Lingkungan: Ambil Sisi Positif dari “Social Distancing” dengan Tetap Happiness