Puluhan Seniman Ikut Lomba Mural Semarakkan Aksi Peduli Lingkungan

oleh -626 kali dilihat
Seniman mural ekspresikan kritik lingkungan di dinding-foto/Radar Bali
Anis Kurniawan

Klikhijau.com – Hai sobat hijau! Taukah kalian, kini ruang seni kreatif menjamur di Pulau Dewata Bali, salah satunya di Kota Singaraja.

Manik Bumi Foundation, yayasan lingkungan hidup yang berada di Jalan Pantai Penimbangan, Desa Baktiseraga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng ini contohnya. Ni Luh Gedhe Juli Wirahmini, pendiri yayasan ini mengatakan bahwa Manik Bumi Foundation bergerak di bidang pengelolaan sampah.

Sejak berdirinya Manik Bumi Foundation di Singaraja pada tahun 2013 silam, pihaknya telah melihat potensi-potensi kreatifitas dari anggotanya.

Baru-baru ini, Manik Bumi Fundation menggelar lomba mural di Kota Buleleng. Mural berasal dari bahasa latin yaitu dari kata “Murus” yang berarti dinding.

Secara luas pengertian mural adalah menggambar atau melukis di atas media dinding, tembok atau media luas lainnya yang bersifat permanen.

KLIK INI:  Nyamuk Jadi Ancaman Baru Bagi Lingkungan, Kok Bisa?
Jadi sudah bisa membedakan mural dengan lukisan kan, sobat hijau?

Lomba mural oleh yayasan ini digelar guna menyemarakkan gagasan tembok edukasi khususnya tentang merawat bumi. Seniman mural dari berbagai kota besar di Indonesia seperti DKI Jakarta, Bogor, Bandung, Jawa Barat, Magelang, Yogyakarta, Sumatra dan Bali turut meramaikan acara tersebut.

Jumlah peserta yang mengikuti lomba sebanyak 102 orang sejak Oktober 2009 lalu. Hasil karya para seniman sebelumnya dikirimkan secara online dan diseleksi oleh tim Manik Bumi Foundation menjadi 12 besar untuk mendapatkan yang terbaik.

Tim penyelenggara sempat cemas sebab sejak tiga pekan dibukanya pendaftaran tidak satupun peserta yang mendaftar. Namun, ketika waktu pendaftaran mendekati penutupan, sekitar seratusan seniman mural baru mendaftar. Tema lomba mural kali ini adalah kesetiakawanan merawat isi bumi.

Seniman yang mendapatkan undangan dari tim penyelenggara akan melukis dengan bahan cat tembok di dinding batas bangungan tetangga dengan kantor Manik Bumi Foundation dengan ukuran 3 x 4 meter. Peserta akan diberikan waktu untuk menyelesaikan muralnya hingga Jumat (14/2/2020).

Dan siapa sangka, ternyata penilai lomba mural ini adalah seniman ternama seperti Jango Paramarta, Boby, Mike Marginal, Made Banyak.

Ni Luh Gedhe Juli Wirahmini menjelaskan bahwa dengan gambar dan lukisan mural ini diharapkan dapat memberikan kilas balik tentang kesadaran bersama dalam merawat bumi.

Nantinya pemenang dari lomba ini akan diumumkan pada saat peringatan puncak HUT Manik Bumi Foundation ke-7 pada 14 Februari 2020.

Ni Luh Gedhe Juli Wirahmi menunjukan pada kita bahwa ajakan merawat bumi dapat disuarakan melalui karya seni. Jadi sudah merawat bumikah, sobat hijau?

KLIK INI:  4 Potensi Risiko Lingkungan di Tahun 2021, dari Perubahan Iklim hingga Tekanan Fiskal