Pestisida Mereduksi Populasi Serangga Penyerbuk Secara Global

oleh -308 kali dilihat
Jangan Asal Semprot, Begini Dampak Penggunaan Pestisida pada Lingkungan dan Manusia
Ilustrasi penggunaan pestisida - Foto/8villages

Klikhijau.com – Penggunaan pestisida beracun. Membuat banyak konsumen mulai khawatir makanannya akan terkontaminasi oleh zat beracun tersebut.

Kekhawatiran itu berbanding terbalik dengan kekhawatiran mereka terhadap efek pestisida beracun pada ekosistem.

Padahal dampaknya pada ekosistem mulai tampak, salah satu yang merasakan dampak buruknya adalah serangga penyerbuk, salah satunya adalah lebah.

Lebah dan penyerbuk lainnya memiliki peran yang sangat penting bagi ekosistem dunia.  Dan penurunan mereka menghadirkan beberapa prediksi yang menghancurkan ekosistem.

KLIK INI:  8 Ide Ramah Lebah untuk Menyelamatkan Lebah dari Kepunahan

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh  Centre for the Study of the Sciences and the Humanities at the University of Bergen (UiB) atau Pusat Studi Ilmu Pengetahuan dan Kemanusiaan di Universitas Bergen.

Penelitian tersebut diterbitkan oleh jurnal Current Opinion in Insect Science. Para peneliti  sedang menyelidiki implikasi bahwa penurunan serangga dan penyerbuk akan berdampak pada masyarakat. Itu sebagai akibat dari penggunaan pestisida beracun.

“Yang dipertaruhkan tidak lain adalah ekosistem dan produksi pangan dunia,” kata Profesor Jeroen van der Sluijs dari pusat penelitian tersebut.

Dia mencatat bahwa data yang terdapat dalam database Global Biodiversity Information Facility menggambarkan bahwa keanekaragaman hayati lebah liar telah menurun sebesar 25 persen sejak tahun 1990.

Lebah liar adalah penyerbuk utama bagi banyak tanaman. Kehadirannya memfasilitasi pembentukan benih dan reproduksi. Penurunan mereka menghadirkan ancaman serius bagi tanaman  dan juga kelangsungan hidup mereka.

“Penurunan jumlah lebah dan penyerbuk lainnya berlanjut dengan kekuatan yang meningkat, dan kita kehabisan waktu,” kata Profesor Van Der Sluijs.

Para peneliti telah menelusuri penurunan jumlah serangga karena penggunaan pestisida modern. Penggunana bahan kimia beracun dengan tingkat yang tinggi, saat ini diabaikan oleh sistem regulasi Eropa.

KLIK INI:  Semangka, Buah Pelepas Dahaga yang Kaya Manfaat bagi Kesehatan
Perlu keterlibatan peneliti

Hal ini disebabkan oleh kesalahpahaman umum. Karena banyak beranggapan pestisida modern jauh lebih aman daripada sebelumnya. Namun,  Profesor Van Der Sluijs mengatakan bahwa hal tersebut tidak benar.

Penelitiannya menunjukkan bahwa kontaminasi lingkungan dari “neonicotinoids” yang ditemukan dalam pestisida modern. Telah terkait dengan penurunan populasi lebah liar dan penyerbuk lainnya.

“Salah satu alasan utama mengapa pestisida modern belum dilarang. Karena para peneliti tidak mengambil tanggung jawab yang cukup untuk mengkomunikasikannya kepada keahlian penting yang dibutuhkan oleh pemerintah dan pembuat keputusan lainnya untuk membuat pilihan yang tepat,” ujar Van Der Sluijs

Untuk memerangi kurangnya tanggung jawab dan komunikasi tersebut.  Profesor Van Der Sluijs mendesak rekan-rekan peneliti untuk mengambil tanggung jawab sosial. Para peneliti harus menyelidiki krisis pestisida dan mengkomunikasikan hasilnya kepada industri. Namun, peneliti menyadari bahwa ini akan sulit.

“Menganggap tanggung jawab sosial seseorang sebagai ilmuwan selalu merupakan perjuangan yang berat. Sistem penghargaan akademik mendorong Anda untuk memprioritaskan dampak ilmiah daripada dampak sosial, ”kata Profesor Van Der Sluijs.

Untuk mengkomunikasikan pengetahuan yang sangat penting dan membuat dampak yang nyata. Peneliti serangga harus terlibat dalam koalisi transdisipliner dengan pemerintah, politisi, dan industri.

Melalui hubungan ini, Profesor Van der Suijs percaya bahwa para ilmuwan mungkin dapat membawa pengetahuan dan kesadaran mereka tentang sinyal peringatan dini kepada para pembuat keputusan.

KLIK INI:  Mengulik Peran Burung dan Lebah dalam Meningkatkan Produksi dan Kualitas Kopi

Sumber: Earth.com