Perangi Sampah, 12 Mahasiswa Hadirkan Busana Daur Ulang di Panggung Mode

oleh -450 kali dilihat
Busana dari bahan daur ulang
Busana dari bahan daur ulang/foto-ist
Irhyl R Makkatutu

Klikhijau.com – Berbagai cara dilakukan untuk mengurangi sampah. Ada beberapa di antaranya cukup mengejutkan. Musim ini misalnya,  bukan hanya penampilan Real Madrid yang mengejutkan karena tampil kurang menggigit sehingga harus mengganti 3 kali pelatihnya, tetapi juga jersey ketiganya yang berwarna merah.

Jersey ketiga Sergio Ramos dkk itu terbuat dari sampah laut yang didaur ulang sebagai  kampanye pengurangan  sampah dan pemicu pemanasan global.

Dunia fashion, termasuk jersey olahraga memang membutuhkan kreativitas tak terbatas. Apalagi dunia fashion adalah bagian dari dunia seni, yang selalu menuntut pengikut dan pelakunya terus berinovasi dan menemukan hal baru yang unik.

KLIK INI: Dengan Seni, KPS NTB Gugah Kesadaran Kita akan Bahaya Sampah

Salah satu inovasi seperti jersey ketiga Real Madrid, yakni memanfaatkan bahan daur ulang yang ramah lingkungan.  Sebagai bentuk perang melawan sampah.

Pemanfaatan itu bukan hanya bisa menyelamatkan lingkungan, penggunaan bahan daur ulang sebagai produk mode ternyata tak kalah dengan produk mode lain yang dibuat dari bahan berkualitas tinggi.

Inovasi fashion pun dilakukan mahasiswa Management Development Institute of Singapore (MDIS) School of Fashion and Design yang berkolaborasi dengan Royal Commonwealth Society menampilkan hasil karyanya di Eden Hall (kediaman Komisioner Tinggi Inggris untuk Singapura).

KLIK INI: Trashed dan 4 Film Lainnya akan Ubah Sikap Cuek pada Lingkungan Jadi Cinta

Acara tersebut cukup unik sebab  menggunakan plastik sebagai bahan utama mereka dalam mendesain karyanya. Mengingat bahaya dan dampak dari limbah plastik, melakukan daur ulang tentu menjadi keputusan bijak

Penggabungkan kreativitas dan lingkungan hidup pada acara bertema Avant-Garde yang diselenggarakan Senin, 11 Maret 2019 lalu itu, bertujuan untuk menunjukkan kemungkinan penggunaan bahan daur ulang (recyclable materials) menciptakan faesyen berkesinambungan dan layak pakai.

“Jika tidak kita ingatkan, ‘kecanduan’ masyarakat dalam menggunakan plastik akan semakin bertambah dan ini jelas memiliki dampak yang sangat berbahaya dan memicu berbagai kerusakan yang dapat mengancam masa depan generasi mendatang,” kata Dr Anthony Yee, Ketua Royal Commonwealth untuk Singapura dan anggota Dewan MDIS, dalam keterangan tertulisnya.

KLIK INI: KLHK Ajak Pengunjung Wisata Alam Jaga Kebersihan

Melalui kegiatan itu menurut Anthony, mereka bisa menjadi contoh bahwa plastik daur ulang ternyata juga bisa digunakan untuk menciptakan event fashion Avant-Garde.

Sebanyak 12 mahasiswa tampil dengan desain-desain internasional, empat di antaranya berasal dari Singapura, mereka menghadirkan desain modest-fashion yang akan membuat mata terpukau karena  karyanya futuristik dan unik dengan menggabungkan unsur ekologi untuk menghasilkan konsep faesyen berkesinambungan.

Charis Tan, 24, mahasiwa asal Singapura tampak sangat antusias untuk menunjukkan hasil karyanya yang terinspirasi oleh seni ornamen Islami dan arsitektur masjid.

KLIK INI: Ajaib, Tanam Singkong Tumbuhnya Plastik Ramah Lingkungan

“Pola geometrikal yang rumit dan detail memiliki makna yang mendalam dan inilah yang menarik minat saya,” ujar Tan.

Berbeda dengan Khvan Mariya. 21, mahasiswa berdarah Kazakhstan dan Korea Selatan mengaku juga terinspirasi oleh seni arsitek, namun dari kebudayaan lain, yaitu Changdeokgung yang merupakan salah satu situs warisan UNESCO Korea.

“Saya tertarik kepada konstruksi atapnya, bentuknya, dan juga kombinasi warnanya. Pintu dan jendelanya terbuat dari kertas bukan kaca,” ujar Khvan.

Penggunaan daur ulang sampah memang harus terus digiatkan dalam bentuk kreatifitas, sebab bisa mengurangi sampah yang mencemari lingkungan. (ir)