Klikhijau.com – Nipah Mall yang resmi dibuka pada akhir 2018 lalu, seolah memberi nuansa baru di Kota Makassar. Hal itu karena Mal ini menjadi kawasan komersial hijau pertama di Indonesia Timur yang menerapkan konsep green building.
Kesan alami akan mulai tampak dan terasa bahkan sebelum masuk area gedung. Desain arsitektur bangunan seolah menawarkan pengalaman baru yang memadukan antara dimensi modern dan narasi back to nature.
Jumat 7 Agustus 2020, Klik Hijau berkesempatan melihat dan mengenal lebih dekat konsep green building Nipah Mall Makassar yang terletak di Jalan Urip Sumoharjo.
Mal ini memiliki luas 3,5 Hektar (ha), Serta Luas Bangunan 121.426 sqm & 25.000 m2, Dengan 5 Lantai dan 1 Basement serta gedung perkantoran yang berdiri setinggi 10 lantai di atas mall. Didesain oleh perusahaan biro arsitektur PT. Urbane Indonesia.
Nipah Mall merupakan family mall yang berkonsep alam terbuka untuk menyediakan seluruh kebutuhan keluarga dalam satu tempat.
Hampir di setiap lantainya tersedia Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang indah. Manager Project & Greenship Dept PT Kalla Inti Karsa, Daud Rianto menjelaskan untuk memenuhi setiap aspek bangunan hijau, salah satunya melalui proses sertifikasi bangunan Hijau di Indonesia berdasarkan penilaian khas Indonesia yang disebut dengan Greenship.
Beberapa kriteria yang dimaksud untuk mencapai sertifikasi Greenship antara lain; luas lahan harus diatas 25.000 m2 dan bisa memenuhi persentasi tata guna lahan sebesar 10 persen dari luas lahan
“Green building diharuskan 10 persen RTH dari luas lahan, sementara di Nipah Mall melebihi standar hingga 12 persen. Dan lainnya memiliki efisiensi energi dalam gedung, konservasi air hingga penggunaan material bangunan yang ramah lingkungan,” ujar Daud.
Ruang yang ramah lingkungan
Fasilitas ramah lingkungan di Mal ini bisa dilihat dari setiap sudut bangunan. Di antaranya ada tanaman hias yang tumbuh hijau membentang. Di bagian depan hingga belakang juga terlihat hijau, senada dengan bangunannya yang memang mengedepankan konsep Greenship.
Ada pula Koridor Void tanpa membrant yang membuat sirkulasi udara lebih segar dan nampak terang serta luas.
Untuk pengelolaan air ada membrant yang dapat menampung air untuk digunakan dikolam serta penyiraman tanaman. Lalu ada waterfall atau air terjun yang berguna menjaga kelembaban udara
Untuk mengatasi masalah sampah plastik, Nipah Mall bekerjasama dengan Bank Sampah. Sementara untuk sampah organik, saat ini pihak mal hanya membantu mengurangi distribusi sampah ke TPA Antang. Ke depannya, Nipah Mall berencana akan mengelola kompos dan sebagainya.
Daud Rianto menambahkan dengan konsep semi outdoor, memungkinkan terjadinya sirkulasi udara yang baik. Hal ini didukung pula dengan tanaman di semua area publik yang dapat mengurangi penggunaan energi pada area tersebut, baik itu dari segi pencahayaan maupun air conditioning.
Adapun konsep interiornya sendiri menggunakan material ekspos sebagai material utama berupa concrete/beton, kayu, metal, batu bata dan terracota, kombinasi inilah yang membentuk atmosfir Nipah.
Menariknya, dengan konsep bangunan hijau, Daud mengaku telah merasakan dampaknya secara ekologi dan ekonomi. Secara ekonomi, pihak Mall dapat mengefisiensi biaya operasional sekitar 10 hingga 15 persen atau sekitar Rp 50 Juta setiap bulannya.
Bagaimana ke depannya? Pihak Mal masih punya rencana panjang dan berkelanjutan. Di antaranya penerapan energi terbarukan seperti pembangkit listrik ramah lingkungan.
Respons pengunjung
Sora (23), pengunjung yang ditemui Klik Hijau di lokasi Nipah Mall mengaku sangat mengapresiasi konsep green building. Menurutnya, beberapa ruang dalam Mal bisa jadi media pembelajaran kepada masyarakat khususnya para pelajar.
“Sangat unik, konsepnya keren, apalagi saat ini lagi banyak kampanye tentang selamatkan bumi, menjaga lingkungan, penghijauan, masalah sampah dan lainnya,” ujar Sora yang datang bersama suaminya untuk membeli perlengkapan olahraga di salah satu tenant di Nipah Mall.
Sora juga mengatakan konsep seperti ini setidaknya memberi pengalaman baru pada masyarakat bahwa Mall tidak selalu identik dengan suasana dingi karena full AC. “Di sini lebih lembab udaranya, karena pemakaian AC yang agaknya dibatasi,” terangnya.
Sudah pernah berkunjung ke sana dan memanen hal baik dari arsitektur hijau yang juga instagramable?