Meski Otaknya Kecil, Lebah Mampu Pahami Matematika Dasar

oleh -450 kali dilihat
Ilustrasi lebah
Ilustrasi lebah/foto-suara.com
Irhyl R Makkatutu

KLikhijau.com-  Dua hari  lalu, saya menonton film India berjudul Baazaar, salah seorang pemerannya, yakni Shakun Khotari merupakan seorang pebisnis yang bergerak di pasar saham, ia menjalankan bisnisnya dengan mengandalkan matematika.

Shakun memulai perjalanan bisnisnya dengan menjadi kurir berlian ketika usianya 10 tahun. Ia tak pernah ditangkap. Dengan mengandalkan matematika, ketika dewasa Shakun merajai dunia saham di India.

Dunia bisnis memang tak bisa dipisahkan dengan matematika. Tapi, apakah hanya dunia bisnis yang memerlukan matematika? Sepertinya tak seperti itu, matematika dibutuhkan hampir di semua sektor kehidupan. Manusia dan matematika merupakan dua hal yang sulit dipisahkan, bahkan sejak lama matematika dianggap sebagai salah satu kemampuan khusus manusia.

Lalu bagaimana dengan dunia fauna, apakah matematika dibutuhkan atau mereka mengerti matematika? Dalam beberapa tahun terakhir, penelitian menunjukkan kemampuan matematika ditemukan dibeberapa hewan, yakni simpanse, kakatua, dan merpati diketahui dapat melakukan penambahan dan pengurangan.

KLIK INI: Lebah yang Paling Dicari di Dunia Ditemukan di Kepulauan Maluku

Dan yang terbaru seperti yang diberitakan Nationalgeographic.co.id, Jumat, 15 Februari 2019, bahwa  sebuah studi terbaru diketahui jika lebah dapat mengerti gagasan matematika. Ini menunjukkan  meskipun memiliki otak kecil bukan berarti inteligensi mereka rendah.

Sekelompok ilmuwan serangga dari French National Centre for Scientific Research menemukan bahwa lebah dapat melakukan penambahan dan pengurangan. Kemampuan yang memungkinkan hewan untuk melakukan proses rumit di otak.

Dr Scarlett Howard, pemimpin penelitian terbaru tersebut, melatih lebah-lebah untuk mengenali warna sebagai simbol penambahan dan pengurangan. Secara lebih spesifik, biru berarti ‘tambah’ sementara kuning berarti ‘kurang’.

Para lebah yang menjadi subjek penelitian, selanjutnya dilatih untuk masuk ke labirin berbentuk Y. Di pintu masuk labirin, serangga ini, sebagai contoh, akan melihat dua kotak biru. Kemudian di akhir labirin, mereka akan diberikan pilihan yang berbeda. Misalnya, di salah satu ujung labirin, tersedia tiga kotak biru (yang berarti sudah ditambah satu), sementara di ujung lainnya diletakkan satu kotak kuning (yang artinya sudah dikurang satu).

KLIK INI: Jangan Sepelekan Perannya, Ini yang Akan Terjadi Bila Semut Punah

Jika lebah bisa menjawab dengan benar, maka mereka akan mendapat hadiah berupa air gula, sedangkan kalau jawabannya salah, lebah akan diberikan cairan kina yang pahit.

Ada 14 lebah dalam eksperimen ini menyelesaikan 100 putaran yang berlangsung selama 4-7 jam untuk menyelesaikan soal matematika tersebut. Menurut peneliti, hampir semua lebah memahami konsepnya. Mereka dapat menjawab soal 64-72% dengan benar.

Dr Howard menyatakan, eksperimen ini mirip dengan yang terjadi pada manusia ketika kita baru mempelajari matematika, yakni dengan menggunakan simbol.

“Saat kecil, kita diajarkan bahwa simbol plus berarti tambah dan minus berarti kurang. Sama seperti lebah yang menggunakan warna untuk memahami penambahan dan pengurangan,” tuturnya.

Sepertinya bukan hanya Shakun Khotari yang mengandalkan matematika, tapi juga lebah menggunakan keterampilan matematika untuk bertahan hidup. (ir)