Meski Masih Muda, 6 Aktivis Lingkungan Ini Tangguh dan Menginspirasi

oleh -801 kali dilihat
Meski Masih Muda, 6 Aktivis Lingkungan Ini Tangguh dan Menginspirasi
Licypriya Kangujam saat melakukan aksinya/foto-Twitter
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Aktivis lingkungan, beberapa tahun terakhir banyak dari kalangan muda. Keresahan mereka terhadap kondisi lingkungan yang semakin rusak jadi salah satu penyebab para kaum muda bergera.

Masalah lingkungan memang terlalu ‘seksi’ untuk dibincangkan. Selalu saja hangat dan menggemaskan sekaligus mencemaskan

Persoalan lingkungan, juga menjadi topik yang tidak pernah usai. Ada saja permasalahan yang muncul. Lingkungan bukan milik individu, tapi milik semua makhluk di Bumi.

Karena itu, kerusakan lingkungan akan berdampak fatal bagi kelangsungan hidup di dunia ini. Banyak orang berjuang atau memilih menjadi aktivis lingkungan sebagai jalan perjuangan menyelamatkan lingkungan.

Di antara yang banyak itu, ada 6 anak yang masih berusia remaja. Mereka memilih menjadi aktivis lingkungan untuk menginsiprasi umat manusai agar merawat dan menjaga bumi:

KLIK INI:  5 Kisah Haru di Balik Kehidupan Keluarga Pemulung
  • Leah Namugerwa

Usianya masih cukup belia, baru menginjak usia 15 tahun. Namun, Leah Namugerwa memilih jalan hidup menjadi  aktivis iklim. Ia lahir di Uganda

Sejak bulan Februari tahun 2019 lalu, telah  telah bergabung dengan gerakan Fridays for Future dan peduli pada isu polusi plastik.

“Saya ingin membawa perubahan positif bagi negara saya. Juga menekan pemerintah agar segera melakukan aksi pencegahan,” ungkapnya kepada dikutip dari BBC

Uganda, negara asal Leah tidak jauh berbeda dengan negara di benua Afrika, yakni berisiko mengalami desertifikasi—artinya lahan subur di sana terancam tandus dan kering.

Menurut para ahli, hal tersebut dipicu oleh dua peristiwa, yakni  kekeringan dan kenaikan suhu. Kedua faktor yang amat berkaitan dengan perubahan iklim.

Melihat hal tersebut, Leah akhirnya memilih jalan menjadi aktivis lingkungan untuk menularkan spirit kepada masyarakat agar lebih peduli kepada lingkungan.

Leah mulai memprotes aksi iklim setiap hari Jumat. Ia juga membolos sekolah seperti yang Greta Thunberg dan  menghadapi banyak pertentangan.

Ia tetap bersikeras untuk menyampaikan pesannya. Dalam waktu singkat ia bisa menginspirasi banyak orang Uganda lainnya untuk berjuang bersama menegakkan undang-undang iklim.

KLIK INI:  PT Mitra Hijau Asia Berdayakan 45 Unit Mobil Pengangkutan Limbah Medis dan B3 Lainnya
  • Xiye Bastida

Xiye lahir di Meksiko 18 April 2002.  Bersuku  asli Meksiko Otomi – Toltec, ia yang merupakan seorang aktivis iklim Amerika.

Setelah kampung halamannya di Meksiko  dilanda banjir. Banjir yang menyebabkannya tidak bisa ke sekolah. Xiye dan keluarganya terpaks harus pindah, keluarga ini pindah ke New York.

Di tempat barunya itu, ia mempelajari tentang Badai Sandy dan menyadari bahwa masalah perubahan iklim selalu ada di wilayah mana pun di seluruh dunia

Xiye kemudian menjadi salah satu  penyelenggara utama Fridays for Future New York City. Gerakannya telah   menjadi suara  untuk menyuarakan  visibilitas penduduk asli dan imigran dalam aktivisme iklim.

Ia juga merupakan anggota komite administrasi Gerakan Iklim Rakyat dan anggota Gerakan Matahari Terbit dan Pemberontakan Kepunahan .

  •  Alexandria Villasenor

Gadis manis ini lahir 18 Mei 2005. Ia  adalah salah satu pendiri Pemuda Iklim AS dan pendiri Earth Uprising.

Alexandria selalu  berdiri di garda depan dalam melakukan aksi terkait perubahan iklim. Pilihannya menjadi aktivis iklim berwal dari kunjungannya ke California pada 2018.

Ia sedang mengikuti Camp Fire  saat itu. Sialnya pada Camp Fire, terjadi  kebakaran paling mematikan dalam sejarah.

Asap akibat kebakaran tersebut sampai pada tempatnya mengikuti kegiatan. Dan lebih sial lagi  penyakit asamnya kambuh saat itu.

Setelah kejadian pilu tersebut, ia  Ia kemudian memulai penelitiannya terkait kebakaran hutan di California.

Dengan giat Alexandria mulai mempelajari tentang perubahan iklim setelah mengunjungi. Dan pada akhirnya memilih terjun untuk berjuang di jalur lingkungan.

“Perubahan iklim ternyata turut memici kebakaran tersebut,” ungkap Alexandria, dilansir dari Mashable.

Menariknya   Alexandria juga melakukan aksinya pada hari Jumat, ia  melakukan protes di depan kantor pusat PBB di New York.

KLIK INI:  Ali Topan, Pemuda Asal Pinrang, Penerima Penghargaan Khusus dari KLHK
  •  Lilly Platt

Di usia 11 tahun, ia telah aktif melakukan protes untuk perubahan iklim. Lilly Platt lahir di Inggris, tapi tinggal di Belanda.

Sama seperti remaja lainnya yang memilih jadi aktivis lingkungan, Lilly juga melakukan aksinya setiap hari Jumat.

Hanya saja, Lilly tidak melakukannya seorang diri, ia selalu ditemani ibunya setiap melakukan aksi. Lilly merupakan duta muda untuk Plastic Pollution Coalition dan HOW Global.

Aksi di bidang lingkungan yang dilakukan Lilly adalah kampanye dalam mengatasi sampah plastik.  Ia memiliki kampanyenya sendiri, yaitu Plastick Pick Up Lilly, yang telah dimulai ketika berusia tujuh tahun.

  • Licypriya  Kangujam

Licypriya lahir pada tanggal 2 Oktober 2011 di Manipur, India. Kangujam adalah seorang aktivis lingkungan yang berasal dari India.

Di usia yang masih belia itu, Kangujam telah menunjukkan kepeduliannya  terhadap lingkungan dengan cara yang menakjubkan.

Kangujam  berusaha menyuarakan kegelisahannya karena perubahan iklim sedang terjadi. Sekali seminggu gadis kecil ini pergi ke depan Gedung Parlemen India untuk melakukan protes. Ia membawa spanduk yang berisi kerasahannya.

KLIK INI:  Menilik Peran KKMD dalam Aksi Rehabilitasi dan Konservasi Mangrove di Daerah
  • Greta Thunberg

Greta Thunberg, gadis remaja ini menjadi salah satu aktivis iklim yang mencuri perhatian. Awalnya ia melakukan aksinya terkait krisis iklmi seorang diri

Aksi itu dimulai pada Agustus 2018. Ia  melakukan protes di depan gedung DPR Swedia. Ia izin dari sekolah selama sebulan untuk melakukan demo terkait krisis iklim.

Apa yang dilakukan oleh  Greta ramai dibicarakan di media sosial dan ia pun menjadi topik utama di seluruh dunia. Sejak saat itu, Greta menjadi wajah gerakan aktivisme iklim kaum muda.

Kini, aksi itu telah diselenggarakan 4.638 kali di 139 negara. Aksi personal Greta telah menjadi gerakan  #FridaysForFuture. Setiap minggu, anak-anak dari seluruh dunia bisa mengikuti langkahnya untuk tidak masuk sekolah di hari Jumat kemudian melakukan protes terkait perubahan iklim.

Itulah 6 aktivis lingkungan yang masih muda, yang patut dijadikan teladan caranya mencintai lingkungan.

KLIK INI:  Sosialisasi di Sulsel, KLHK Perkuat Pemahaman  FOLU Net Sink 2030