Menonton Film Black Beauty dengan Rasa Haru

oleh -418 kali dilihat
Menonton Film Black Beauty dengan Rasa Haru
Jo dan Beauty dalam film Black Beauty-foto/Ist
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)
“Tak ada rahasia yang begitu erat selain antara penunggang dan kudanya.”

Klikhijau.com – Menonton film Black Beauty menyeret saya pada beberapa hal. Satu di antaranya adalah kisah Bolleng.

Bolleng pada tahun 1990-an memiliki seekor kuda jantan. Saat itu, Bolleng remaja seolah tak terpisahkan dengan kudanya.

Apalagi pada zaman itu, kendaraan masih hitungan jari di kampung saya. Deru kendaraan adalah suara asing yang membuat terperangah jika terdengar.

Persahabatan Bolleng dengan kudanya, seperti persahabatn Jo Green dengan seekor kuda liar, yang ia beri nama Beauty. Nama itulah yang menjadi judul film Black Beauty. Beauty memiliki warna yang hitam gelap dengan sedikit tanda putih pada dahinya.

KLIK INI:  Imajinasi tentang Penyelamatan Binatang Saat Karhutla, Al Juara 1 Coding Online 2021

Jo Green diperankan oleh Mackenzie Foy. Seorang remaja yang dilanda duka karena kehilangan orang tuanya dan harus tinggal di rumah pamannya, John Manly yang diperankan oleh Iain Glen.

Paman Jo tinggal di sebuah peternakan kuda. Di sanalah Jo bertemu dengan Beauty yang ganas, liar, dan tak ada yang bisa menjinakkannya.

Namun ajaib Jo, mampu menjinakkan Beauty, padahal Jo tak pernah bersentuhan dengan kuda selama hidupnya.

Dipertemukan nasib

Persamaan nasiblah yang memungkinkan keduanya memiliki chemistry. Jo berduka karena kehilangan orang yang dicintainya dan Beauty pun dilanda sedih karena kehilangan keluarganya.

“Hormati dia saat dia mempercayaimu,” kata-kata itu benar-benar terealisai dalam hubungan Jo dan Beauty. Jo mempercayainya begitupun sebaliknya.

Persahabatan keduanya pun berjalan. Keduanya menjadi seperti keluarga yang saling membutuhkan. Jika persahabatn antara Jo dan Beauty hanya ada dalam film. Maka persahabatan Bolleng dengan kudanya ada dalam nyata.

Tiap hari Bolleng akan menunggangi kudanya. Keduanya juga tak terpisah hingga terjadi suatu peritiwa yang pilu.

Kuda milik Bolleng—yang juga sahabatnya itu jatuh ke dalam sungai Addungan, yang saat itu masih menggunakan jembatan dari bambu.

Sekarang, tempat jatuhnya kuda  tersebut telah berganti menjadi jembatan beton. Kuda pun tak lagi jadi pilihan sebagai kendaraan andalan. Masyarakat, termasuk Bolleng yang saat ini telah memiliki dua anak lebih memilih naik motor.

Saat kudanya jatuh, Bolleng meraung-raung karena dilanda kesedihan. Untungnya saat itu ia tidak ikut terjatuh ke dalam sungai yang tingginya sekitar 9 meter.

Kesedihan Bolleng seperti pula kesedihan Jo saat harus berpisah dengan Beauty. Namun bedanya Bolleng tak bisa lagi bersama kudanya, sedangan Jo pintu pertemuannya masih terbuka.

“Kuda adalah jendela jiwamu, mereka bisa membaca ekspresi wajahmu, emosimu. Mereka akan merasakan semua tindakanmu,”

Apa yang dikatakan oleh John Manly benar adanya, Bolleng dan Jo membuktikannya.

 Adaptasi dari Novel

Black Beauty merupakan film dari adaptasi novel karya Anna Sewell tahun 1877. Film berada dalam arahan sutradara dan penulis naskah, Ashley Avis.  Bercerita tentang persahabatan kuda liar dengan seorang gadis, yakni Jo.

Beauty adalah jenis kuda mustang, yang merupakan kuda bebas jelajah Amerika Serikat. Kuda ini pada dasarnya adalah salah satu jenis hewan liar, namun banyak orang yang ingin memeliharanya, seperti halnya dalam film Black Beauty.

Beauty ditangkap di alam liar yang kemudian dibeli oleh John. Mustang dewasa bisa memiliki tinggi 1,3 sampai 1,5 meter.

Meski ukuran tubuhnya tak terlalu besar, namun memiliki kekuatan dan ketangguhan yang lumayan hebat, terutama saat berlari. Hal ini pun bisa dilihat dalam film tersebut.

Melahirkan rasa haru

Menonton film ini akan melahirkan rasa haru, apalagi Beauty bisa mengungkapkan perasaan, kegelisahan, kesedihan, dan emosinya dalam bahasa manusia.

Itu terjadi karena kuda liar tersebut diisi suara oleh Claire Forlani, sehingga penonton bisa mendengar penuturan Beauty dalam mengungkapkan perasaannya.

Menonton film ini membuat kita mengerti bahwa binatang pun bisa menjadi sahabat manusia, bisa saling memahami, saling memiliki. Pun kita pahami bahwa tak pernah ada yang mudah atas kehilangan. Seperti yang dialami Bolleng dan Jo yang kehilangan kudanya.

Kehilangan Beauty membuat terus mencarinya. Ia bekerja tak kenal menyerah  agar bisa kembali bersama dengan Beauty. Namun, pencariannya mengalami jalan terjal. Tak mudah menemukan kuda kesayangannya itu, yang telah ia anggap sebagai keluarganya sendiri.

Jika penasaran dengan filmnya, kamu bisa menontonnya. Film ini telah tayang di Disney+ Hotstar sejak tanggal 27 November 2020.