Mengubah Pakaian Bekas Jadi Atap Anti Bocor

oleh -381 kali dilihat
Mengubah Pakain Bekas Jadi Atap Anti Bocor
Atap dari pakian bekas-foto/Ist
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Pakaian bekas kerap menjadi penghuni lemari. Jika bukan lemari, biasanya akan menyesak di dalam kardus atau karung—menjadi penghuni setia.

Ada pula yang berubah menjadi lap, dan tidak sedikit juga yang dibuang begitu saja. Bagi petani, biasanya dimanfaatkan menjadi pabboeng—pakaian digantung di kebun atau sawah.

Tujuannya untuk mengusir babi hutan atau burung pipit yang datang memakan padi. Burung pipit memang jadi musuh bebuyutan bagi petani padi.

Pakaian, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artinya barang yang dipakai, baik itu baju, celana dan sebagainya.

KLIK INI:  Amanda, Perempuan Penemu Layar Perangkat Elektronik Berkelanjutan

Kebutuhan akan pakaian tidak bisa dipisahkan dari manusia. Telah menjadi kebutuhan primer. Hal inilah yang membuat kebutuhan akan pakaian terus meningkat.

Sudah menjadi kodrat, apa pun yang dibutuhkan dan dipakai manusia, akan berakhir sebagai sampah. Pakaian termasuk salah satunya.

Apalagi peningkatan konsumsinya tidak dibarengi dengan pengelohan limbahnya yang baik. Ketika ada yang baru, biasanya yang lama akan dibuang, menjadi barang bekas yang tidak lagi penting.

Ubah jadi atap

Ibu saya kerap menyimpan pakaian bekas kami sekeluarga. Ibu biasanya menumpuknya di dalam karung. Dan kebanyakan sudah tidak layak pakai.

Maka ketika Inna, ponakan saya datang mengabarkan jika antena parabola di rumahnya telah diganti dengan yang baru. Saya pun bergegas mengambil antena parabola bekasnya tersebut.

Karena saya memang butuh antena parabola tempo dulu yang masih menggunakan  kawat berjaring.

Saya ingin menggunakannya sebaga “rumah-rumah” tempat bernaung di tandabaca. Namun, bukan perkara mudah untuk mengatapinya.

Hingga pada akhirnya ide itu datang—mencoba mengubah pakaian bekas menjadi atap. Dan hasilnya lumayan bagus—tidak bocor ketika hujan.

Cara membuatnya sederhana saja, cukup celupkan pakaian bekas ke dalam semen yang telah dicairkan atau encer secara rata lalu tempelkan pada tempat yang ingin diatapi.

Cara lainnya, dengan menggunakan kuas, jadi hanya bagian atasnya saja yang disemen. Upayakan agar semennya benar-benar encer agar bisa menyerap ke bagian bawah kain atau pakaian.

Menggunakan kuas akan membuat kita lebih hemat dalam menggunakan semen, caranya seperti saja mencat sesuatu, tapi yang digunakan adalah semen.

Untuk kain atau pakaian yang digunakan sebaiknya yang berbahan tidak licin, karena jika licin, semen akan sulit menempel dan menyerap.

KLIK INI:  Di Tangan Weny Kertas Semen Bekas Menjelma jadi Jutaan Rupiah
Masalah limbah pakian

Sebuah organisasi di Inggris bernama Wrap Organization, organisasi ini  memfokuskan kegiatannya pada pengurangan penggunaan air dan pengolahan limbah.

Mereka mengutamakan mengolah limbah garmen dan rumah tangga secara optimal.

Pada tahun 2011, Wrap Organization mengungkapkan  bahwa 10 persen sampai 20 persen pakaian di pasaran telah habis masa pakainya. Yang artinya sudah waktunya untuk dibuang.

Artinya pula pakaian baru akan diproduksi, untuk memproduksi 1 kilogram katun, dibutuhkan air sebanyak 20.000 liter. Bisa diprediksi berapa banyak banyaknya air yang terbuang, dan banyakya limbah yang dihasilkan jika setiap hari memproduksi pakaian baru.

Professor Richard Thompson, peneliti Biologi Laut Universitas Plymouth, menjelaskan bahwa dalam sekali cuci, pakaian dapat melepaskan hingga 700.000 serat mikroplastik yang banyak berakhir di laut.

Itu berarti meningkatnya mikroplastik di lautan tidak lepas dari peran besar limbah tekstil.

Mengatasi dengan metode upcycle

Karena itu, dibutuhkan cara agar masalah pakaian bekas bisa di atasi atau bahkan digunakan kembali. Dan rupanya memang ada cara baru untuk mengatasinya.

Selain mengubahnya menjadi atap atau pot bunga. Ada metode lain yang bisa digunakan, yakni upcycle. Metode ini diharapkan bisa menambah masa pakai dan dapat meningkatkan nilai fungsional, ekonomis, dan estetika barang bekas.

KLIK INI:  Hartmut Schwarzbach dan Potret Tragedi Tiga Dimensi di Bumi

Dwiyanti Yusnindya Putri, (2018) menjelaskan bahwa upcycle merupakan metode baru dalam memanfaatkan barang-barang bekas atau sampah. Agar menjadi suatu benda yang memiliki manfaat lain. Misalnya memanfaatkan pakaian bekas rumah tangga menjadi pakaian yang lebih berkualitas dari nilai aslinya.

Dalam bahasa kamu Inggris, upcycle diartikan sebagai reuse (discarded objects or material) in such a way as to create a product of a higher quality or value than the original.  Artinya sebagai menggunakan kembali benda yang tidak terpakai atau bahan sedemikian rupa untuk menciptakan produk yang lebih berkualitas dari nilai aslinya.

Upcycle bertujuan untuk mengubah barang bekas menjadi barang berguna tanpa melalui proses pengolahan bahan.

Masih menurut Dwiyanti, berdasarkan tekniknya, upcycle dibagi menjadi 3 teknik, yaitu:

  • Upcycle dengan menggabungkan 2 pakaian atau lebih
  • Merubah model pakaian, dan
  • Upcycle dengan menambahkan material atau hiasan. 

Jadi, selamat mencoba, selamat menyelamatkan bumi dari serbuan limbah pakian.

KLIK INI:  Menulis Isu Lingkungan itu Renyah dan Menggemaskan