Mengubah Kotoran Manusia dan Ternak Jadi Energi Listrik

oleh -2,248 kali dilihat
Mengubah Kotoran Manusia dan Ternak Jadi Energi Listrik
Mengubah Kotoran Manusia dan Ternak Jadi Energi Listrik/foto-ist
Irhyl R Makkatutu

Klikhijau.com – Energi listrik telah jadi kebutuhan penting. Kehadirannya menjadi penggerak roda kehidupan dan ekonomi.

Sering kita jumpai keluhan jika listrik sedang padam. Itu artinya, listrik mulai tak bisa dilepaskan dari manusia.

Karena listrik pula lingkungan dan kesehatan banyak terganggu, apalagi jika pembangkit listrik adalah batubara.
Karena itu, banyak orang mulai berpikir memanfaatkan sumber lain untuk pembangkit listrik, sebab Energi menjadi permasalahan yang krusial di dunia.

Hal itu disebabkan semakin meningkatnya populasi manusia sehingga kebutuhan energi, khususnya listrik juga semakin tinggi.

KLIK INI:  4 Artis Ini Saja Mencintai Hewan Sepenuh Hati, Masa Kita Tidak

Parahnya, sumber cadangan minyak dunia dunia semakin menipis. Sedangkan emisi bahan baku bakar fosil menjadi masalah karena dianggakp biang kerok dari kerusakan lingkungan dan kesehatan. Maka mulailah didengungkan energi baru terbarukan untuk mengatasi permasalahan energi.

Negara-negara yang selama ini menggunakan bahan bakar fosil mendapat tekanan agar memproduksi energi yang bisa diperbaharui atau berkelanjutan.

Di Indonesia, untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak dan fosil (batubara) pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 5 tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional untuk mengembangkan sumber energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar minyak.

Ardiansyah (2017) mengungkapkan jika salah satu alternatif sumber listrik adalah biogas. Biogas merupakan energi terbarukan yang dapat digunakan sebagai energi alternatif untuk mengganti bahan bakar yang berasal dari fosil seperti minyak tanah dan gas alam.

Energi listrik dari kotoran manusia

Biogas yang juga merupakan salah satu jenis bioenergi dihasilkan dari bahan-bahan organik seperti kotoran ternak, limbah kotoran manusia, jerami, sekam dan daun-daun yang mengalami proses fermentasi atau proses metanisasi
Untuk membuktikan jika solusi yang ditawarkan bisa dijalankan. Ardiansyah melakukan penelitian di Kota Pontianak, yang merupakan Ibukota Provinsi Kalimantan Barat.

Ia meneliti kotoran manusia yang bisa diubah menjadi energi listrik. Pontianak, dengan jumlah penduduk yang cukup besar tentunya akan menghasilkan limbah kotoran manusia yang cukup besar pula yang saat ini belum dimanfaatkan.

KLIK INI:  James Barrigan, Tukang Sampah yang Perkuat Marine FC saat Lawan Tottenham

Pemanfaatan limbah kotoran manusia sebagai sumber energi dapat menghasilkan gas metana melalui proses fermentasi, di mana gas metana yang dihasilkan tersebut dapat dikonversikan menjadi energi listrik, sehingga limbah kotoran manusia tersebut yang tadinya merupakan suatu bahan yang tidak berharga dapat dijadikan sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan dan tentu saja penggunaannya akan mengurangi ketergantungan akan pemakaian minyak bumi (Ardiansyah, 2017).

Dalam penelitiannya yang berjudul Kajian Potensi Limbah Kotoran Manusia Sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Biogas di Kota Pontianak. Ia menemukan jika melalui proses anaerobic digestion, limbah kotoran manusia dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku produksi biogas yang selanjutnya biogas tersebut dimanfaatkan menjadi energi utama Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLT Biogas).

KLIK INI:  Alimun dan Kisah Tentang Air Nira dari Mallawa
Australia manfaatkan kotoran ternak

Pemanfaatan kotoran sebagai energi listrik juga dilakukan di Australia. Bedanya, di Australia yang disulap jadi energi listrik adalah kotoran babi dan sudah berjalan, yang melakukannya adalah peternakan babi di bagian tengah Queensland.

Dengan menyulap kotoran babi menjadi listrik, peternakan tersebut bisa menghemat ratusan ribu dolar Australia setahun.

Energi yang dihasilakn cukup besar, yakni bisa memasuk aliran listrik ke 140 rumah. Peternakan Biloela memproses limbah cair kotoran ternak babi dan menghasilkan energi.

Kini peternakan babi tersebut tidak perlu lagi puyeng memikirkan biaya penerangan. Sebab dari kotoran babi yang mereka ternakkan, permasalahan listrik teratasi.

KLIK INI:  Mantap, Denmark Buat Celana Dalam Ramah Lingkungan yang Tak Perlu Dicuci

Babi-babi dipeternakan itu telah menjadi mesin penghasil listrik yang menyediakan pasokan listrik untuk seluruh ladang dan peternakan tersebut.

Laurie Brosnan, salah seorang peternak menjelaskan, ada sekitar 30 bangunan berbeda termasuk kantor dan beberapa gedung tambahan di peternakan tersebut mendapat pasokan listrik.

“Semuanya kami pasok listrik yang 100 persen dihasilkan dari peternakan kami sendiri,” ujarnya.

Potensi kotoran babi cukup besar, sebab dalam sehari bisa menghasilkan 280.000 liter limbah cair yang berasal dari bakteri kotoran peternakan babi dan sapi.

Cairan itu kemudian dicampur dalam tangki besar, lalu diproses melalui pabrik biogas Biloela. Pembangkit listrik di peternakan tersebut telah lama.

“Telah berjalan selama enam tahun itu termasuk teknologi gas metan yang tergolong mahal. Namun pasokan aliran listrik yang dihasilkan itu kemudian dialirkan kembali ke seluruh pembangkit,” ungkapnya.

Di Australia, energi terbarukan itu menjadi lazim digunakan dalam industri peternakan. Seorang pakar lingkungan menguraikan jumlah ternak di Australia berpotensi menghasilkan 20 hingga 30 stasiun pembangkit tenaga listrik.

Penggunaan kotoran sebagai sumber energi listrik merupakan solusi untuk mengurangi penggunakan batubara dan minyak bumi.

KLIK INI:  Perangi Sampah Plastik, Peneliti UGM Ciptakan Mesin Pencacah, Ini Keunggulannya