Menghadapi Musim Hujan 2020/2021, Ini 3 Himbauan Penting BMKG!

oleh -1,454 kali dilihat
Menghadapi Musim Hujan 2020/2021, Ini 3 Himbauan Penting BMKG!
Ilustrasi hujan - foto/Kompas

Klikhijau.com – Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Maros mengimbau kepada masyarakat untuk bersiap-siap dan siaga menyambut musim hujan 2020/2021 khususnya di Sulawesi Selatan (Sulsel).

Sosialisasi mengenai prakiraan musim hujan disampaikan secara virtual oleh Kepala Stasiun Klimatologi Maros, Hartanto, Senin 21 September 2020. Hartanto menjelaskan, tahun ini kondisi musim hujan dan musim kemarau agak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

Menurut Hartanto, awal musim kemarau tahun ini dominan mundur atau terlambat dari biasanya. Sedangkan musim kemarau tidak akan se-kering tahun sebelumnya (2019) dan kondisi normalnya.

Selain itu, tahun ini musim kemarau juga ditandai dengan masih adanya turun hujan dengan frekuensi ringan. Oleh BMKG, situasi ini disebut sebagai kemarau basah yakni adanya fenomena hujan di tengah kemarau namun tidak melebihi batasan kriteria musim hujan.

Jadi, hujan yang sesekali turun saat ini, kata Hartanto, belum berarti kita memasuki musim hujan. Ini hanya kemarau basah yakni adanya hujan dengan sifat atas normal.

KLIK INI:  Caleg Boleh Gagal, Tapi Tancapan Paku APK di Pepohonan, Jangan
Himbauan BMKG

Lalu, kapan musim hujan tiba? BMKG memprediksi, musim hujan 2020/2021 bakal datang lebih cepat di sejumlah daerah.

Diperkirakan akan turun pada bulan Oktober 2020 (12,5 persen) dan November 2020 (50 persen), Desember 2020 (8,3 persen), Maret 2021 (25 persen) dan April 2021 (4,2 persen).

BMKG memprediksi puncak musim hujan 2020/2021 di sebagian besar daerah terjadi pada bulan Januari dan Mei 2021, yaitu sebanyak 17 ZOM (70,8 persen).

Secara umum, BMKG menggambarkan bahwa  puncak musim hujan terjadi di bulan Januari 2021, seperti di Pulau Jawa dan Bali, Pulau Sulawesi, Maluku dan Papua. Sedangkan, hujan lebih cepat diperkirakan terjadi di Pulau Sumatera yakni dari bulan November.

Walau begitu musim hujan dapat terjadi setiap saat di sejumlah daerah dengan sifat hujan normal atau di bawah normal.

KLIK INI:  Peneliti Menjumpai Ancaman Degradasi Akut Pelestarian Bambu di Toraja

Oleh sebab itu, menghadapi musim hujan 2020/2021, BMKG meminta semua pihak waspada dan bersiap agar dampak klasik dapat diminimalisir.

Pertama, BMKG menghimbau seluruh mitra, pemerintah daerah dan stakeholders serta masyarakat untuk tetap mewaspadai wilayah-wilayah yang akan mengalami musim hujan lebih awal. Adapun daerah yang dimaksud bakal hujan lebih awal antara lain sebagian wilayah Sumatera dan Sulawesi serta sebagian kecil Jawa, Kalimantan, NTB dan NTT.

Kedua, perlunya peningkatan kewaspadaan dan antisipasi dini pada wilayah yang diprediksi akan mengalami sifat Atas Normal (musim hujan lebih basah dari biasanya) meliputi Sumatera, Jawa dan sebagian kecil Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara dan Papua.

Ketiga, menghadapi puncak musim hujan 2020/2021 di bulan Januari dan Februari 2021, perlu diwaspadai wilayah yang rentan bencana hidrometereologi seperti banjir dan longsor.

BMKG meminta pada semua pihak, khususnya pemerintah daerah untuk lebih optimal melakukan penyimpanan air pada musim hujan ini untuk memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi dan penyimpanan buatan lainnya di masyarakat melalui gerakan memanen air hujan.

KLIK INI:  5 Fakta Menyebalkan tentang Penanganan Sampah yang Terus Bertahan