Membaca Tren Isu Politik Lingkungan Global

oleh -278 kali dilihat
Membaca Tren Isu Politik Lingkungan Global
Ilustrasi lingkungan-foto/Ist

Klikhijau.com – Isu lingkungan global menggambarkan sudut pandang baru atas munculnya ancaman lingkungan global. Isu-isu seputar lingkungan global menjadi napas bagi kemunculan politik lingkungan global.

Bagian tulisan ini coba memperkenalkan area isu lingkungan global. Masih dari sumber buku, “Global Environment Politics”, yang ditulis Gareth Porter dan Janet Welsh Brown, terbitan Second Edition dari Westview Press tahun 1996.

Sorotan tren ekonomi dan lingkungan menjadi dasar munculnya politik lingkungan. Wilayah ini menjadi area masalah utama atas pengamatan tren makro global.

Kebangkitan politik lingkungan global hanya dapat dipahami dalam konteks perubahan besar dalam lingkungan global yang dihasilkan dari ledakan pertumbuhan aktivitas ekonomi dan populasi pada paruh kedua abad kedua puluh.

KLIK INI:  Jajak Pendapat: 9 Isu Utama Anak Muda, Nomor 1 Isu Lingkungan Hidup

Di saat yang lain, tren makro dalam ekonomi global, demografi, dan lingkungan tidak mengungkapkan perbedaan antara negara kaya dan negara miskin, atau antara strata sosial di dalam negara.

Tetapi tren makro ini, sesungguhnya menggambarkan perubahan fisik yang besar yang mendorong perkembangan politik lingkungan global.

Pertumbuhan ekonomi dan populasi

Gambaran populasi bukan saja pertumbuhan penduduk itu sendiri. Tetapi, total populasi dunia dikalikan dengan konsumsi per kapita yang menjadi ukuran penting bagi akumulasi total potensi tekanan pada lingkungan global. Dengan acuan Produk Dunia Bruto (GWP) per kapita – total barang dan jasa yang diproduksi dan dikonsumsi per orang di seluruh planet ini.

GWP ini telah tumbuh lebih cepat daripada populasi dunia selama beberapa dekade. Ini berlipat ganda antara 1950 dan 1975 dan terus meningkat hingga 1991, sebelum turun sedikit untuk pertama kalinya.

Dengan prosentase, tujuh puluh lima persen dari total barang dan jasa dunia, dikonsumsi di negara-negara industri maju.

Namun pertumbuhan penduduk di seluruh dunia ikut berperan ganda dalam kegiatan ekonomi, dan pada akhirnya juga memiliki dampak besar terhadap lingkungan.

Populasi global yang berlipat ganda antara tahun 1950 dan 1987 (dari 2,5 miliar menjadi 5 miliar) dan sekarang mencapai sekitar 5,7. Proyeksi pertumbuhan penduduk di masa depan bergantung pada asumsi tentang tren tingkat kesuburan, yang akan sangat dipengaruhi oleh tindakan yang dilakukan di tahun-tahun mendatang.

Namun, jika jalinan informasi dan layanan KB yang berkualitas  tersedia bagi semua keluarga yang menginginkannya, populasi dunia dapat stabil hingga 8 miliar pada sekitar tahun 2025.

Peningkatan konsumsi yang paling signifikan hingga saat ini terjadi di negara-negara industri yang paling maju dan kaya.

Sementara sebagian besar pertumbuhan penduduk (93 persen pada tahun 1990) terjadi di negara-negara berkembang yang miskin. Dengan tingkat pertumbuhan tercepat terjadi di negara-negara termiskin.

KLIK INI:  Sehimpun Kata-Kata Mutiara tentang Udara Mulai dari Socrates hingga WS Rendra
Degradasi lingkungan

Pertumbuhan penduduk ikut berkontribusi terhadap degradasi lingkungan di tingkat global dan nasional. Terjadi dengan meningkatnya tekanan pada sumber daya alam dan layanan pendukung vital, seperti sistem ozon dan iklim.

Dua negara terpadat di dunia, Cina dan India, ikut menambah hampir 34 juta penduduk pada tahun 1995. Meningkatnya jumlah orang dan kebutuhan akan sarana pendinginan, transportasi, dan barang-barang manufaktur akan memiliki implikasi yang luas terhadap perubahan iklim dan penipisan ozon.

Dan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi akan berdampak nyata pada basis sumber daya alam negara-negara berkembang, terutama yang berkaitan dengan lahan pertanian, hutan, dan sumber daya perikanan.

Tekanan terhadap lahan

Praktek konversi lahan untuk pertanian tampaknya berkorelasi positif dengan tingkat pertumbuhan penduduk. Pola ini bahkan ikut mengendalikan faktor-faktor lain, seperti perdagangan hasil pertanian dan peningkatan hasil yang ditimbulkannya.

Dan ketika tanah menjadi semakin langka, para petani terpaksa beralih ke pertanian intensif, dengan tingkat irigasi dan bahan kimia yang jauh lebih tinggi, yang berkontribusi pada erosi tanah, salinisasi, dan kualitas air yang memburuk.

Tekanan penduduk terhadap lahan, yang mengakibatkan meningkatnya migrasi petani ke kawasan hutan untuk mencari lahan yang dapat ditanami, merupakan salah satu penyebab utama deforestasi di daerah tropis.

Pertumbuhan populasi di sepanjang pantai dunia adalah penyebab banyak polusi yang secara serius mengurangi tangkapan ikan, dan pertumbuhan populasi di seluruh dunia menyumbang setengah dari peningkatan eksploitasi sumber daya perikanan pesisir dalam empat dekade terakhir.

KLIK INI:  Risiko Pengrusakan Hutan Meningkat, Isu Lingkungan Wajib Jadi Isu Prioritas Pemilu 2024
Laju urbanisasi

Pertumbuhan penduduk dunia juga mempengaruhi daya dukung lingkungan melalui pembengkakan penduduk di perkotaan. Seperti yang diamati oleh laporan Dana Kependudukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFPA) baru-baru ini.

Maka disinyalir, “bumi dengan cepat menjadi planet perkotaan.” Tingkat konsumsi sumber daya alam yang lebih tinggi di negara-negara berkembang  di tahun 2000, misalnya, salah satu biaya urbanisasi yang tidak terlalu diperhatikan adalah bertambahnya tekanan pada hutan.

Bekas penduduk desa yang pindah ke kota, cenderung mengkonsumsi kayu dua kali lebih banyak daripada yang berpindah sebelumnya. Karena arang yang disukai penduduk perkotaan hanya memiliki separuh kebutuhan utama untuk energi pada kayu bakar yang digunakan di pedesaan.

KLIK INI:  Isu Sawit dan Lingkungan Jadi Topik Diskusi Perundingan Indonesia-Eropa