Memandang Indonesia dari Puncak Celebes ala Opab Gempa Makassar

oleh -827 kali dilihat
Memandang Indonesia dari 6 Puncak Celebes ala Opab Gempa Makassar
Memandang Indonesia dari 6 Puncak Celebes ala Opab Gempa Makassar

Klikhijau.com – Bulan Agustus tak sekadar nama bulan bagi Indonesia. Ia memiliki arti penting dalam kisah perjalanan bangsa ini. Agustus adalah bulan kemerdekaan, di mana Indonesia dilahirkan.

Berbagai upaya dilakukan untuk memeriahkan dan memaknainya.  Organisasi Petualangan Alam Bebas Generasi Muda Pecinta Alam Makassar (Opab Gempa Makassar) misalnya, mereka memaknai dan merayakannya dengan cara tak biasa.

Organisasi pencinta alam yang berpusat di Makassar ini akan  melaksanakan kegiatan yang bernama Memandang Indonesia dari Puncak Celebes.

Kegiatan ini sebenarnya bukanlah hal baru, sebab telah memasuki usia yang ke 8 tahun. Namun, setiap kegiatan meski dilakukan berkali-kali tetap melahirkan sensasi dan pengalaman baru.

KLIK INI:  Lestarikan Negeri dengan Penghijauan Sejak Dini, Polres Matim Tanam 1500 Pohon

Kegiatan Memandang Indonesia dari Puncak Celebes menurut A. Rauf Musadath selaku ketua Umum Opab Gempa Makassar merupakan kegiatan yang dipelopori oleh divisi gunung hutan Opab Gempa Makassar.

Kegiatan ini bertujuan untuk lebih mengenal dan menanamkan cinta terhadap alam Indonesia dengan melihat langsung keindahan alamnya dari puncak gunung

Pada kegiatan ini, aksi petualangan akan dibagi dalam dua kelompok dengan mendaki enam puncak yang ada di Sulawesi Selatan, yakni

  • Bulu Baria

Bulu Baria berada pada ketinggian 2658 mdpl. Gunung ini merupakan puncak lain dari kawasan taman nasional pegunungan Lompobattang, Sulawesi Selatan.

Puncak Bulu Baria tak seterkenal dengan Lompobattang atau Bawakaraeng.  Gunung ini jika ditelisik secara administrasi berada di Desa Majannang, Kecamatan Perigi, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

  • Moncong Lompobattang

Gunung Lompobattang ini berdekatan dengan Gunung Bawakaraeng. Ia memiliki suhu minimum sekitar 17° Celcius hingga maksimum 25 derajat celcius.

Gunung ini memiliki ketinggian 2874 mdpl dan  merupakan gunung api tidak aktif tipe stratovolcano atau kerucut.

  • Bulu Bawakaraeng

Di antara banyak gunung di Sulsel, Gunung Bawakaraeng adalah gunung yang paling populer. Namanya bisa ditemukan di mana-mana, mulai dari nama tabliod hingga klub sepak bola.

Gunung ini berada di wilayah Kabupaten Gowa. Secara ekologis gunung Bawakaraeng adalah penyuplai  air untuk Kota Makassar, Kabupaten Gowa,  Kabupaten Bantaeng, Kabupaten Bulukumba dan Kabupaten Sinjai. Karena gunung ini menjadi sumber penyimpan air

Gunung Bawakaraeng memiliki ketinggian sekitar 2.845 mdpl dari permukaan laut.

KLIK INI:  Kearifan Lokal Suku Kajang dalam Melestarikan Hutan
  • Buntu Kambuno

Dengan ketinggian mencapai 2.950 mdpl membuat Gunung Kambuno jadi impian banyak pendaki. Medannya cukup menantang untuk ditaklukkan. Gunung ini terletak di Luwu Utara, Sulsel.

  • Bulu Balease

Gunung Balease terletak pada ketinggian 2.898 mdpl. Secara administrasi ia berada di perbatasan antara Kabupaten Luwu Utara dan Kabupaten Luwu Timur.

Konon puncak gunung ini menjadi salah satu puncak gunung yang paling sulit ditaklukan oleh pendaki.

  • Gandang Dewata

Berada di ketinggian 3.307 Mdpl membuat gunung ini jadi primadona tersendiri bagi pendaki. Ia terletak di Kabupaten Mamasa, Sulbar.

Pada tahun 2016 Gunung Gandang Dewata ditetapkan sebagai Taman Nasional ke-53 di Indonesia. Ia memiliki wilayah seluas 189.208,17 hektar yang melingkupu 4 kabupaten, yaitu Mamasa, Mamuju, Mamuju Utara dan Mamuju Tengah

KLIK INI:  OPAB GEMPA Makassar Lakukan Revitalisasi Organisasi demi Anggota yang Berintelektual
Jadwal pelaksanaan

Untuk kegiatan memandang Indonesia dari puncak celebes . Untuk pendakian lintas Lompobattang- Bawakareang akan mengambil jalur yang berbeda dari biasanya, yakni kegiatan lintas Bulu Baria –Moncong Lompobattang

Pelaksanaannya pada tanggal 8-30 Agustus 2021. Namun untuk  lintas Bulu Baria – Moncong Lompobattang – Bulu Bawakaraeng akan dilaksanakan pada Ttnggal 11 -16 Agustus 2021 dengan perjalanan di hutan selama lima hari.

Aksi petualangan tersebut akan berakhir di Lingkungan Lembanna, Kelurahan Pattapang, Kec.Tinggi Moncong, Kab. Gowa Sulsel.

Untuk peserta, Opab Gempa Makassar membukanya untuk umum dengan peserta terbatas. Namun, tetap mengacu pada panduan pendakian gunung saat new normal pada masa pandemic Covid-19.

Ada yang berbeda pada kegiatan tahun, yakni akan diawali dengan kegiatan edukatif  melalui zoom meeting  dengan menghadirkan beberapa narasumber.

Pada  saat pendakian juga ada pembatasan jumlah (trekking with small groups), tetap membawa masker yang dipergunakan saat berinteraksi (bring and use mask), menjaga kebersihan badan (keep your body clean), menjaga kebersihan alat dan menjaga jarak (physical distancing) managemen camp area, dan managemen risiko saat perjalanan.

Management camp area dan management risiko saat perjalanan  adalah hal mendasar di samping bagaiman cara mengelola dan mengaktualisasikan managemen perjalanan alam terbuka saat di lapangan.

Selain itu akan ada materi dasar orientasi medan, pembuatan itinerary perjalanan pun masuk dalam rangkaian pra kegiatan bagi peserta.

Namun, untuk lebih jelasnya perihal kegiatan ini, kamu bisa mengintipnya di sosial media Opab Gempa Makassar. Instagram: opabgempa_makassar, facebook: humasopabgempamakassar