Lebih Bahagia Luar Dalam dengan Eco Life, Begini Penjelasannya!

oleh -922 kali dilihat
Anis Kurniawan

Klikhijau.com – Gaya hidup ramah lingkungan (eco life) tidak sekadar slogan untuk peduli lingkungan. Ini juga suatu jalan bahagia luar dalam.

Diskusi perihal topik ini berlangsung seru di kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Rabu 26 Februari 2020. Tepatnya di Program Studi Agroteknologi bekerjasama dengan MLH PP Muhammadiyah.

Dibalut dalam bentuk Kuliah Tamu, diskusi ini menghadirkan Narasumber Dr. Ir. Darhamsyah, M.Si, CMt., CT.NNLP., CPC (Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sulawesi dan Maluku, KLHK).

Alam adalah tanda kebesaran Allah SWT. Oleh karena itu, kata Darhamsyah, untuk memicu kesadaran lingkungan kita perlu sering tadabbur alam. Mengingat Allah dalam kondisi apapun, berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring itulah kunci mindset.

KLIK INI:  5 Fakta Menarik dari Festival Lingkungan yang Digelar P3E Suma KLHK

“Seperti halnya handphone atau komputer yang bisa ‘hang’, otak kitapun bisa hang. Karenanya kita harus sering membersihkan pikiran kita, mengganti mindset yang menghambat hidup kita (fixed mindset) dengan mindset yang bertumbuh (growth midset),” tegas Darhamsyah.

Dalam konteks itulah, kata Darhamsyah diperlukan apa yang disebut dengan “Eco-life mindset” atau mindset ramah lingkungan. Nilai dan konsepsi ini sangat berguna untuk kita bertumbuh. Karena pada hakikatnya manusia perlu selalu dekat dengan alam.

Sejumlah hasil riset membuktikan bahwa semakin tinggi indeks keterhubungan dengan alam, hidup manusia akan semakin menyenangkan. “Sebaliknya orang yang disconnected atau terputus hubungan dengan alam, hidupnya gelisah, baper, dan mellow,” tuturnya.

Di akhir pemaparan Darmansyah mengeluarkan sebuah adegium “Kita Tidak Pernah Kehabisan IDE, tapi Sering Kehabisan WAKTU”.

Segala sesuatu itu mengalir dan kita pun terlarut di dalam aliran waktu.

KLIK INI:  Komunitas Peduli Lingkungan di Makassar Gagas ‘Eco-Life Community’

Menyesal mungkin itu yang terbayang di benak kita. Sungai yang dulunya jernih, sudah berubah kotor. Hujan yang dulu sewaktu kita kecil adalah kesenangan, sekarang berubah menjadi ancaman. Laut yang bersih, sekarang penuh sampah plastik.

Semua karena kita larut dengan ego kita, mengalir Bersama waktu. Pertanyaanya, dapatkah kita kembali ke masa lalu untuk memutar kembali jarum kehidupan?

Jawabnya tentu tidak bisa. Namun kita punya peluang besar di waktu sekarang untuk melakukan tindakan korektif (corrective action). Tindakan korektif yang dimaksud adalah menerapkan eco life.

Enjoy life with eco life

Dengan prinsip eco life kita dapat hidup lebih enjoy. Mari kita menguji bersama dengan formula sederhana, sambung Darhamsyah, apabila kita membesarkan ego dengan mengkonsumsi makanan berlebih akan berdampak gangguan (annoy) terhadap diri kita. Misalnya berat badan berlebih, cepat lelah dan ruang gerak terbatas.

“Intinya hidup kita menjadi terganggu dan kurang enjoy karena tidak ramah lingkungan,” kata Penulis buku Enjoy Life with Eco Lifeini.

Kuliah tamu ini dihadiri 200 peserta. Mereka adalah mahasiswa Progran Studi Agroteknologi FP UM Yogyakarta dari Angkatan 2017, 2018 dan 2019. Forum diskusi dibuka langsung Ketua Program Studi Agroteknologi FP UMY, Innaka Ageng Rineksane, SP., MP., PhD.

KLIK INI:  Meriahnya Festival Lingkungan yang Digelar P3E Suma KLHK di SMA 14 Makassar