Kupang Bakal Menyulap Sampah Jadi “Cahaya”

oleh -295 kali dilihat
Ilustrasi listrik
Ilustrasi listrik
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Kupang, Klikhijau.com – Jika kamu membaca berita beberapa hari terakhir selain berita Pemilu, maka sangat mungkin kamu membaca berita mengenai tiga kapal yang gagal merapat ke Lombok, Nusa Tenggara Barat karena tumpukan sampah menghuni pantainya.

Apakah hanya Lombok yang mengalami masalah sampah, tentu saja tidak. Hampir semua wilayah di Indonesia mengalami hal serupa. Maka tidak heran jika negara ini dikatakan sedang darurat sampah, jauh berbeda dengan negara asal Zlatan Ibrahimovic, Swedia yang berhasil mengurai kusutnya persoalan sampah menjadi berdaya guna bagi masyarakatnya.

Sampah di Swedia disulap menjadi tenaga listrik. Jika saja pemerintah mampu menyulap sampah seperti Swedia, tentu kisah Lombok yang gagal dikunjungi tiga kapal pesiar yang mengangkut ribuan wisatawan mancanegara tidak akan terjadi.

KLIK INI: Dari Pantai Kupang, Menyelisik Indonesia Darurat Sampah

Tapi, jangan berkecil hati, apa yang terjadi di Lombok, tidak akan terjadi di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, sebab menurut kabar dari Antara, Pemerintah Kota Kupang akan mengelola sampah di daerahnya menjadi sumber listrik. Mengenai hal tersebut, sudah dilakukan penjajakan dengan investor dan pihak swasta calon rekanan.

KLIK INI: Asyik, Sampah Bisa Ditukar Emas di Pegadaian

Kepala Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup (DKLH)Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Yeri Sabtuhar Padji, di Kupang, Senin, 11 Maret 2019 lalu mengatakan, ada perusahaan petrokimia dari Jakarta yang sudah bersedia akan mengelola sampah-sampah di TPA sebagai sumber listrik energi baru terbarukan (EBT).

Perusahaan tersebut menginginkan suplai sampah sebanyak 100 ton per hari untuk diolah sebagai sumber energi listrik. Yeri mengatakan, pihaknya menyanggupi jumlah sampah yang diminta karena produksi sampah di ibu kota NTT cukup banyak mencapai sekitar 250 ton per hari.

KLIK INI: Kalsel Torehkan Sejarah di Bidang Pelestarian Lingkungan

“Kami menyanggupi suplai sesuai permintaan, malah masih lebih 150 ton setiap hari, justru kami mengajak perusahaan tersebut agar jangan 100 ton tetapi ditambah sekitar 200 ton setiap hari,” katanya.

Namun, jika hal tersebut terwujud, pemanfaatan sampah sebagai sumber energi listrik tidak akan seperti Swedia, sebab menurut Yeri, energi listrik yang dihasilkan dari pengelolaan sampah tersebut akan disalurkan untuk mendukung kebutuhan listrik pada perusahaan semen di daerah setempat.

KLIK INI: “Wow” Diduga Rusak Terumbu Karang Raja Ampat

Ia juga menuturkan, rencana pengelolaan sampah ini sudah dibahas di tingkat dinas dengan pihak perusahaan yang dimaksud.

“Nanti setelah pembahasan matang baru kami laporkan ke Wali Kota. Pihak perusahaan akan mempresentasikan untuk selanjutnya dikerjasamakan,” tuturnya.

Apa yang direncanakan DKLH Kota Kupang patut didukung dan didoakan, meski peruntukannya tudak sama dengan negara Ibrahimovic, tapi upaya tersebut merupakan ide yang cerdas untuk mengurai kusutnya persoalan sampah di negara ini (ir)