Kini Satwa Mulai Gantikan Manusia Kuasai Kota

oleh -180 kali dilihat
Ketika Satwa Mulai Gantikan Manusia Kuasai Kota
Kini Satwa Mulai Gantikan Manusia Kuasai Kota
Irhyl R Makkatutu

Klikhijau.com – Covid-19 mengubah banyak hal. Kota-kota yang selama ini dikuasai oleh manusia, kini diambil alih oleh satwa.

“Penguasaan” satwa itu karena banyak kota-kota besar mulai sepi. Hantaman sepi itu sebagai imbas dari pemberlakuan penguncian wilayah atau lockdown.

Keganasan serangan musuh tak kasat mata, covid-19 diyakini bisa diatasi dengan, salah satunya adalah penguncian wilayah. Membatasi orang beraktivitas di luar rumah.

Lockdown, memberi peluang yang besar bagi satwa untuk “berpesta” di jalan, di tengah kota yang senyap dari hiruk pikuk manusia.

KLIK INI:  Populasi Meningkat, Konservasi Satwa Liar Prioritas di Indonesia Libatkan Masyarakat

Ada beberapa kota, seperti yang saya temukan pada berita yang dimuat DW.com yang dikunjungi satwa liar.

Misalnya di kota pesisir Wales, Llandudno, kambing gunung yang biasanya takut untuk bepergian kini datang mengunjungi kota.

Kedatangan kambing gunung ini ke kota menjadi viral berkat cuitan Twitter seorang produser video yang bernama Andrew Stuart.

“Hampir tidak ada orang di sekitar yang membuat mereka takut. Mereka benar-benar tidak peduli dan makan apa pun yang mereka bisa.” katanya.

Apa yang terjadi di Wales juga terjadi di Nara, Jepang, lebih dari 1.000 rusa berkeliaran di taman pusat kota

Rusa-rusa ini biasanya diberi makan oleh turis berupa gandum yang bebas gula. Rusa dianggap sebagai “utusan para dewa” dan telah ditetapkan sebagai harta berharga.

Tapi karena virus corona yang membuat kunjungan turis menghilang, beberapa rusa berusaha untuk memasuki toko-toko dan restoran-restoran untuk mencari makanan.

Manusia dan satwa hidup berdampingan

Sedangkan di Thailan, di jalan-jalan Lopburi, ribuan kera juga berkeliaran di jalan. Sama dengan rusa-rusa di Jepang, kera ini biasanya diberi makan oleh para wisatawan

Hanya saja kini kera-kera itu kesulitan mencari makan akibat adanya pandemi. Bahkan untuk mendapat makanan, mereka terlibat dalam “peran” antar suku, berkelahi di jalan-jalan dan kuil-kuil bersejarah demi sesuap makanan.

Sementara di Cili, sebagaimana di laporkan DW, belum lama ini tiga ekor puma terlihat sedang berjalan-jalan di pusat kota Santiago, Chili.

KLIK INI:  Kronologis Singkat Penangkapan Pelaku Perdagangan Satwa Dilindungi di Kalimantan

Hewan-hewan yang hidup di Pegunungan Andes, semakin kerap terlihat di ibukota yang lumpuh, rumah bagi sekitar 6 juta penduduk.

“Tidak ada orang, tidak ada suara, jadi mereka berani mengeksplorasi sedikit lebih banyak,” kata seorang pejabat regional.

Sejak India memberlakukan lockdown pada 24 Maret, sebagian besar penerbangan telah diberhentikan, sehingga anjing-anjing liar “menguasai” area kedatangan yang sepi di bandara Kolkata.

Ada puluhan juta anjing yang nyasar menjelajahi jalan-jalan dan daerah kumuh di negara tersebut. Namun, ada undang-undang yang melarang untuk membunuh atau melukai binatang.

Kota Bosporus di Turki tidak terhindar pula dari penguasaan satwa. Ada lebih dari 200.000 kucing dan anjing berkeliaran bebas.

Namun, bedanya pemerintah setempat secara teratur menyediakan makanan dan pemeriksaan untuk hewan-hewan itu.

Hal berbeda dialami Venesia, yang datang bertamu di kota itu, bukanlah satwa berkaki empat, tapi burung laut.

Kota Venesia biasanya dibanjiri oleh wisatawan, kini telah disergap sepi. Tidak adanya perahu dan gondola yang melewati sungai, membuat burung laut dan ikan tak takut untuk berenang.

Hal unik terjadi di Amerika, tepatnya di Chicago, Akuarium Shedd telah menutup pintu masuk untuk umum hingga setidaknya 30 April. Dengan tidak adanya pengunjung, penguin rockhopper diizinkan untuk menjelajahi akuarium.

Kisah di atas memberi pesan, bahwa sesungguhnya satwa dan manusia hidup dalam satu alam-hidup berdampingan. Karenanya alam ini harus dijaga agar kedua makhluk hidup itu bisa terus melanjutkan napas untuk hidup.

KLIK INI:  Mengatasi Kelangkaan Bahan Pupuk dengan Satwa liar