Kemasan Makanan Antimikroba, Sebuah Solusi Merawat Bumi

oleh -573 kali dilihat
Ilustrasi makanan dalam kemasan plastik
Ilustrasi makanan dalam kemasan plastik/foto - Trubus.id

Klikhijau.com – Kemasan makanan biasanya terbuat dari bahan sekali pakai. Umumnya terbuat dari plastik dan styrofoam.

Kedua bahan itu cukup bebal—tak mudah terurai dan jadi salah satu jenis sampah pencemar lingkungan yang banyak ditemukan.

Kemasan makanan sekali pakai itu memang cukup meresahkan. Apalagi sekarang ini, banyak orang semakin jatuh cinta pada makanan instan. Dan rerata makana n instan, khususnya yang dipesan online menggunakan kemasan yang kurang ramah lingkungan.

Selama ini, khususnya di Indonesia, kemasan makanan yang ramah lingkungan—selain dedaunan memang cukup sulit ditemukan.

KLIK INI:  Resmi, PT Rafi Kamajaya Abadi Dihukum Rp920 Miliar atas Kasus Karhutla

Namun, perkembangan ilmu pengetahuan dan keresahan akan masalah lingkungan. Membuat banyak pihak, khususnya para ilmuwan berjuang menemukan bahan-bahan yang ramah lingkungan dan baik untuk kesehatan.

Kabar baik tentang kemasan makanan itu pada akhirnya datang. Kali ini datangnya dari Nanyang Technological University, Singapura dan Harvard TH Chan School of Public Health, AS.

Para ilmuwan kedua kampus tersebut  telah mengembangkan bahan kemasan makanan biodegradable. Kemasan ini dipercaya  dapat membunuh mikroba yang mencemari makanan.\

Tingkatkan umur simpan makanan

Kemasan yang dikembangkan ini juga tahan air. Para ilmuwan menggunakan sejenis protein jagung yang disebut zein, ditambah pati dan senyawa alami lainnya. Sebuah tim ilmuwan dari mengembangkan materi tersebut.

Bahan kemasan baru  ini menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di ACS Applied Materials dan Interfaces,  dapat membantu meningkatkan umur simpan makanan segar dalam hitungan hari.

KLIK INI:  Komunitas Surplus, Berjuang Demi Kurangi Sampah Makanan

Ketika diadakan eksperimen laboratorium dengan kemasan tersebut. Hasilnya  menunjukkan ketahanannya saat terkena peningkatan kelembaban atau enzim dari bakteri berbahaya.

Kemasannya melepaskan senyawa antimikroba alami yang dapat membunuh jamur dan bakteri umum seperti E. Coli.

Asisten Profesor Kesehatan Lingkungan di Harvard Chan School, Profesor Philip Demokritou, mengatakan bahwa materi baru ini dapat berperan dalam menyelesaikan masalah keamanan pangan dan limbah saat ini.

“Keamanan pangan dan limbah telah menjadi tantangan sosial utama di zaman kita dengan dampak kesehatan dan ekonomi masyarakat yang sangat besar yang membahayakan ketahanan pangan. Salah satu cara paling efisien untuk meningkatkan keamanan pangan dan mengurangi pembusukan dan limbah adalah dengan mengembangkan bahan kemasan makanan non-toksik yang dapat terurai secara hayati secara efisien,” kata Demokritou.

KLIK INI:  Bisa Sebabkan Penuaan Dini, Sebaiknya Batasi Konsumsi Makanan Ini!
Mengatasi limbah makanan

Untuk mengatasi  bakteri atau kelembapan yang mungkin terjadi dalam makanan. Maka bahan kemasan makanan ini dirancang untuk melepaskan jumlah antimikroba yang dibutuhkan secara tepat untuk mengatasi masalah tersebut.

Hal ini memastikan bahwa kemasan dapat bertahan terhadap paparan lingkungan yang berbeda . Ini juga menghilangkan risiko antimikroba yang tertelan dan mempengaruhi proses pencernaan normal.

Dalam satu percobaan yang dilakukan oleh para peneliti, stroberi yang dibungkus dengan kemasan yang baru dikembangkan tetap segar selama tujuh hari sebelum berkembang menjadi jamur. Di sisi lain, stroberi segar yang dikemas dalam kotak plastik biasa hanya bertahan empat hari sebelum berkembang menjadi jamur.

Para peneliti mengatakan bahwa kemampuan bahan untuk memperpanjang umur simpan dapat membantu mencegah limbah makanan. Bahan ini juga sedang diperjuangkan sebagai alternatif kemasan plastik , yang diketahui menyebabkan masalah polusi.

Profesor Mary Chan, Direktur Center of Antimicrobial Bioengineering NTU dan penulis utama studi tersebut mengatakan bahwa penemuan ini akan menjadi pilihan yang lebih baik untuk pengemasan dalam industri makanan.

Klaim yang dikemukakan Mary Chan bukan tanpa alasan, itu karena pembungkus makanan ini telah menunjukkan kualitas antimikroba yang unggul dalam memerangi berbagai makanan, terutama bakteri dan jamur terkait yang bisa berbahaya bagi manusia.

Penemuan itu, tentu menjadi kabar baik di tengah gencarnya serbuan kemasan makanan yang tak ramah lingkungan dan kesehatan.

KLIK INI:  Mari Sejenak Menikmati Keindahan Bunga Ubi Jalar

Sumber: Inhabitat