- Babak Baru Kasus Makelar Kayu Ilegal Asal Lutim, Berkas Dilimpahkan ke Kejari Tana Toraja - 24/04/2024
- Hari Bumi 2024: Ford Foundation Dukung BRWA Kelola Registrasi Wilayah Adat di Tapanuli Utara dan Lutra - 23/04/2024
- Begini Cara SDNBorong dan SDN Parinring Makassar Rayakan Hari Bumi 2024 - 22/04/2024
Klikhijau.com – Tanaman yakon (yacon) yang di Indonesia lebih terkenal dengan nama daun insulin, telah menjadi populer sejak tahun 2007 sebagai tanaman obat.
Kata yacon sendiri berasal dari bahasa Indian Quechua, Yakku yang memiliki arti tanpa rasa dan Unu yang berarti air.
Namun demikian, tanaman yang berasal dari Lembah Andean, Colombia, Peru, Ekuador, Argantina, dan Bolivia ini—di berbagai negara memiliki varian yakon masing-masing.
Misalnya di Brazil tanaman ini lebih dikenal dengan kentang yakon atau kentang diet. Sedangkan di Ekuador dan Peru lebih dikenal dengan nama aricoma atau jicama.
Sedangkan di Amerika Serikat dinamai yacon strawberry dan di Indonesia dikenal dengan yakon atau daun insulin.
Tanaman dari ordo Asterales ini memiliki banyak manfaat. Ia mampu mencegah migrasi polymorphonuclear leucocyites, antioksidan, immunomodulasi, dan efek sitoprotektor.
Bahkan menurut M. Aditya dan Dika Pratiwi Adifa, (2016) ada hasil penelitian yang membuktikan bahwa yakon dalam bentuk teh dapat menurunkan kadar gula darah. Tidak hanya itu, tapi juga dapat meningkatkan kadar insulin, khususnya pada tikus yang terinduksi bahan diabetik.
Saat ini banyak masyarakat yang memanfaatkan tanaman yang bernama ilmiah Smallanthus sonchifolius ini untuk membantu menurunkan kadar glukosa darah.
Tanaman ini dianggap ampuh mengatasi diabetes melitus (DM), yang merupakan jenis penyakit metabolik yang dikarakteristikkan dengan peningkatan kadar glukosa darah di atas nilai normal (hiperglikemia).
Akar tanaman ini mengandung fruktooligosakarida yang tinggi yang tidak dimetabolisme dalam saluran pencernaan manusia dan karena itu apabila dikonsumsi tidak meningkatkan glukosa dalam darah.
Yakon memiliki daun hijau tua yang besar, batangnya dapat mencapai tinggi 1,5 sampai 3 meter. Akarnya dapat berfungsi sebagai penyimpanan cadangan makan.
Cara budidaya
Tanaman dari dari kingdom plantae, divisi Magnoliophyta, dan kelas Magnoliopsida ini, dapat dibudidayakan di dataran tinggi dengan ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut (Mdpl) yang bersuhu harian 26°C, kelembapan 65–95 persen, dan mendapat penyinaran matahari selama 10 hingga 13 jam.
Hal yang perlu dilakukan untuk membudidayakan tanaman ini, yakni:
-
Menyiapkan bibit
Siapkan sumber bibit berupa anakan dari tanaman tua (tanaman tua rata-rata 7–8 anakan). Pisahkan dengan cara dicabut dari indukan, tapi jangan sampai mengganggu perakaran.
-
Membuat bedengan
Tanam anakan di bedengan tanah dengan jarak tanam 10 cm × 10 cm. Bibit sudah siap ditanam saat berumur 14 hari setelah tanam atau saat tinggi bibit minimal 5 cm.
Sambil menunggu bibit siap tanam, kamu dapat mencangkul tanah hingga kedalaman 30–40 cm agar gembur sehingga mempermudah pertumbuhan akar.
Buat bedengan berukuran 1 m × 3 m. Setiap bedengan terdiri atas 12 tanaman dengan jarak tanam 50 cm × 50 cm. Adapun jarak antarbedengan dibuat 1 m.
Dengan begitu, di lahan 1 hektare terdapat 1.666 bedengan dengan jumlah populasi 19.992 tanaman.
Berikan 500 gram pupuk kotoran kambing matang per lubang tanam atau 6 kg per bedengan. Pupuk diberikan dengan cara ditabur di permukaan bedengan, kemudian diaduk hingga rata.
-
Gunakan mulsa plastik atau tanaman
Penggunaan mulsa, entah itu plastik atau tanaman dapat menghambat pertumbuhan gulma. Sehingga perawatan yakon akan lebih muda dan juga dapat terhindar dari serangan hama.
Buatlah lubang pada mulsa plastik berdiameter 10 cm dengan jarak antarlubang 50 cm × 50 cm.
-
Memindahkan bibit
Jika bibit disemai dalam polibag atau di tempat lain, upayakan memindahkannya ke lubang tanam. Penanaman sebaiknya dilakukan awal musim hujan.
-
Memberikan pupuk
Ketika tanaman berumur 15 hari setelah masa tanam, berikan pupuk lanjutan berupa pupuk KCl. Caranya, larutkan pupuk dengan konsentrasi 4 kg per 200 liter air (1 drum). Setelah itu siramkan 50 ml ke setiap lubang tanam. Setiap 1 drum larutan pupuk cukup untuk lahan seluas 2.000 m2.
-
Menyiram secara rutin
Pada musim hujan penyiraman minimal 2 pekan sekali. Dan pada musim kering atau kemarau cukupkan 5 hari sekali. Adapun penyiangan cukup sekali pada umur sebulan setelah pindah tanam.
-
Panen saat berumur 2,5 bulan
Panen daun yakon sudah bisa dilakukan saat tanaman berumur 2,5 bulan setelah tanam. Dengan melakukan panen pertama akan sangat bermanfaat dalam merangsang pertumbuhan daun.
-
Sisahkan 2-3 daun
Panen dilakukan hingga daun yakon tersisa hanya 2 hingga 3 daun dari pucuk. Panen dapat dilakukan kembali pada kisaran 25 hingga 30 hari setelah panen.
-
Panen 6 kali
Tanaman dari genus Smallanthus ini dapat dipanen hingga berumur 7 sampai 8 bulan. Itu artinya dapat dipanen sekitar 6 kali dalam satu siklus budidayanya.
Bagaimana sahabat hijau, tertarik membudidayakan tanaman dari famili Asteraceae ini?