Karena Sisiknya, Banyak Trenggiling Temui Kematiannya

oleh -1,640 kali dilihat
Ilustrasi trenggiling yang akan diperjual belikan
Ilustrasi trenggiling yang akan diperjual belikan/foto-ist
Irhyl R Makkatutu

Klikhijau.com – Peringkusan dua warga Tiongkok yang akan menyelundupkan sisik trenggiling, melahirkan pertanyaan, untuk apa? Bukankah trenggiling termasuk satwa yang dilindungi?

Bahkan pada tahun 2016 pada  pertemuan konvensi internasional tentang perdagangan satwa dan tumbuhan liar yang terancam punah (Cites) telah menyetujui pelarangan perdagangan trenggiling.

Lalu kenapa trenggiling masih diburu dan diperjual belikan?

Chaidir Anwar Tanjung, jurnalis Detik.com pernah menulis pada tahun 2017 lalu, ia mengutip pernyataan Syamsidar, juru bicara WWF Riau.

KLIK INI:  2 Orang Asal Tiongkok Ditangkap di Medan karena Sisik Trenggiling

Menurutnya, karena  hal itu tidak terlepas dari adanya permintaan dari luar negeri. Sepanjang permintaan masih ada, sepanjang itu perburuan satwa liar masih terus berlangsung

“Pertama, dagingnya mungkin untuk dimakan. Tetapi isu paling santer itu adalah trenggiling dijadikan racikan obat tradisional di China,” kata Syamsidar.

Trenggiling dikenal sebagai pemakan semut. Binatang ini memiliki lidah panjang dan lengket, yang sangat berguna untuk mencari semut. Trenggiling juga memiliki sisik yang digunakan sebagai perlindungan ketika hewan itu menggulung seperti bola.

Namun sisik ini adalah alasan utama kematian mereka. Konon, di Cina, sisik trenggiling dikeringkan dan dibakar demi menjadi obat untuk berbagai serangkaian penyakit, termasuk kegelisahan yang berlebihan, tangisan histeris, kelumpuhan dan untuk membantu laktasi.

Penyelundupan trenggiling ke luar negeri memang tinggi, bayangkan saja pada bulan April 2016 lalu, petugas di Medan menyita puluhan trenggiling hidup dan sekitar lima ton daging yang siap dikirimkan ke luar negeri.

Lalu, pada Juli di tahun yang sama, petugas bea cukai Surabaya berhasil menggagalkan penyelundupan 1,3 ton trenggiling beku yang akan dibawa ke Singapura.

Pada tahun 2016 lalu itu perdagangan ilegal trenggiling sungguh besar. Antara Januari dan September, pihak berwajib menyita lebih dari 18.000 ton sisik trenggiling dari 19 negara.

Nah, kira-kira berapa ribu ekor trenggiling yang telah punah hingga tahun 2019 ini, pada tahun 2016 saja sisik trenggilin mencapai 18 ribu ton yang diperjual belikan secara ilegal?

KLIK INI:  BBKSDA Sulsel Inspirasi Anak-Anak Muda di Kota Palopo Agar Peduli Satwa