Imlek dan Mitos Hujan Rintik-Rintik

oleh -402 kali dilihat
Perayaan imlek
Angpao dan Imlek dua hal yang tak terpisah/foto- Jessica Helena Wuysang-ANTARA
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Langit cerah di kota Makassar, sejak tiga hari lalu. Daeng Bunga menuntaskan semua cucian pakaiannya agar bisa ia jemur dengan matahari terik. Hari-hari sebelumnya hujan mengganas dan pakaiannya menumpuk di kamar mandi.

Dalam dua hari Daeng Bunga menyelesaikan semua pekerjaannya. Ia benar-benar memacu waktunya laksana dikejar sesuatu. Atau seolah sedang ingin bepergian. “Kan mau tahun baru China, pasti akan turun hujan itu!” katanya.

Keyakinan seperti itu bukan hanya ada dalam pikiran seorang Daeng Bunga saja. Ada banyak orang yang mempersepsikan hal sama bahwa setiap Imlek atau tahun baru China, hujan akan turun.

Pendeknya, perayaan Imlek identik dengan turunnya hujan. Sebab biasanya saat perayaan Imlek setiap tahunnya memang selalu turun hujan.

KLIK INI:  5 Februari, Sejarah Penemuan Plastik Sintesis dan Kisah-kisahnya

Dilansir dari Bangkapos.com tokoh masyarakat Tionghoa Belinyu Kabupaten Bangka, Andre Tanjung mengungkapkan, hujan sebagai berkah saat Imlek merupakan mitos yang mereka dengar dari para orang tua terdahulu.

“Memang ada kepercayaan hujan itu berkah. Biasanya sejak subuh sudah hujan lalu siangnya cuaca terang,”ujarnya

Tetapi, hujan yang mendatangkan rezeki menurut Andre adalah hujan yang sifatnya hujan ringan bukan hujan lebat.

“Istilahnya hujan rintik-rintik Itu dipercaya rejeki yang baik untuk tahun ini. Tapi, memang tidak selalu pas imlek turun hujan,” jelasnya.

Walau begitu, ada juga masyarakat Tionghoa yang kurang percaya pada mitos hujan dan raksasa Nian.

Menurut mereka, turun dan tidaknya hujan di Tahun Baru Imlek tidak identik dengan keberuntungan, karena Tahun Baru Imlek memang tanggalnya bertepatan dengan musim hujan.

KLIK INI:  Puang Jama dan Bibit Pohon Durian Abu Bakar Ash-Shiddiq

Begitu juga dengan mitos raksasa Nian. Menurut mereka, mitos raksasa Nian sengaja diciptakan oleh nenek moyang mereka supaya anak-anak tidak pergi jauh-jauh dari rumah di Tahun Baru Imlek.

Sebab di hari tersebut seluruh saudara berdatangan dan berkumpul. Bagaimana anak-anak mau kenal saudaranya kalau keluar dan sibuk bermain.

Nah, dalam mitologi Makassar, hujan turun pada semua bulan yang berakhiran (ere) antara lain Oktob(ere), Novemb(ere), Desemb(ere), Janu(ere) dan Febru(ere). Ere dalam bahasa Makassar berarti air.

Sejak dahulu orang Makassar juga meyakini hujan akan turun di bulan-bulan tersebut. Hal ini dikaitkan pula dengan siklus penanaman di sawah bagi petani. Kalau tidak hujan di bulan (ere), dahulu diyakini disebabkan oleh adanya penyimpangan atau kejahatan besar pada pemimpin atau masyarakat.

Nah, agaknya Februari memang masih bulan hujan sebagaimana persepsi orang Makassar dahulu. Dan kebetulan juga bertepatan dengan Imlek. Ataukah Imlek memang identik dengan hujan dan pelbagai mitos di dalamnya?

Faktanya, hujan turun di tanggal 5 Februari di momen Imlek kali ini, persis seperti dugaan Daeng Bunga.

KLIK INI:  Peduli, Warga di Kelurahan Sudiang Raya Kota Makassar Bentuk Bank Sampah