Hewan Laut Melawan Perubahan Iklim dengan Saling Melindungi

oleh -406 kali dilihat
9 Negara Bahas Perlindungan Laut dari Polusi dan Sampah Plastik di Bali
Ilustrasi laut/foto-Himpun Kartun

Klikhijau.com – Di tangan perubahan iklim, kehidupan hewan laut bisa berubah drastis. Perubahan iklim memang telah mendorong banyak hal baru. Termasuk ancaman yang lebih intens. Membuat kehidupan laut jauh lebih buruk.

Belum lama ini, ada laporan jika pengasaman laut yang dipicu pemanasan global (baca di SINI) jadi ancaman yang serius bagi keberlangsungan hidup ikan.

Bukan hanya ikan, tapi juga terumbu karang—yang menjadi rumah banyak biota laut terancam hilang pula. Intinya perubahan iklim membawa hal-hal yang tidak baik-baik saja.

Namun, di balik ancaman itu, perubahan iklim juga bisa menciptakan satu mode interaksi baru, khususnya bagi hewan laut.

KLIK INI:  Menempatkan Filantropi sebagai Tombak Penyebarluasan Pengetahuan Perubahan Iklim

Ada sebuah studi yang diterbitkan oleh jurnal Ecology yang mengungkapkan jika hewan laut mungkin bisa saling membantu agar bertahan hidup. Terutama saat mereka berusaha menyesuaikan diri dengan kenaikan suhu dan perubahan iklim.

Studi baru tersebut dilansir dari Earth, dibiayai oleh National Science Foundation dan dipimpin oleh Profesor Laura Jurgens dari Texas A&M University di Galveston.

Studi itu mengungkapkan bahwa beberapa spesies laut dapat membantu melindungi yang lain dari panas, sehingga bisa survive dalam menghadapi ancaman perubahan iklim.

Menurut para peneliti, sebagian besar keanekaragaman hayati global. Berada di dalam habitat biogenik yang memperbaiki tekanan fisik.

Dalam kebanyakan kasus, rincian tentang bagaimana kondisi fisik dalam habitat fasilitatif merespons kekuatan iklim eksternal memang tidak diketahui. Itulah yang menghambat prediksi perubahan iklim untuk banyak spesies dunia.

KLIK INI:  Daerah Pendukung Konservasi akan Dapat Insentif Fiskal?
Dengan tempat tidur kerang

“Menggunakan tempat tidur kerang intertidal sebagai sistem model, kami mengkarakterisasi hubungan antara kondisi iklim eksternal dan kondisi panas dan pengeringan di dalam habitat mikro,” ungkap Jurgens.

Ia juga menuturkan bahwa para peneliti menggunakan data tersebut, bersama dengan toleransi fisiologis dari dua taksa penghuni umum (isopoda Cirolana harfordi dan kepiting porselen Petrolisthes cinctipes).

Tujuannya untuk memeriksa besarnya risiko iklim di dalam dan di luar habitat biogenik, menerapkan model penguapan yang diturunkan secara empiris untuk mensimulasikan kematian risiko di bawah skenario pemanasan iklim emisi tinggi.

Para peneliti tersebut menemukan bahwa tempat tidur kerang, bisa melindungi hewan laut kecil dari perubahan suhu dan menjaga mereka dari kekeringan. Tidak hanya itu bahkan bisa menjaganya dari kematian pada hari yang panas dan cerah.

Optimisme itu didapatkan dari kasus kepiting kecil dan isopoda hidup di pantai berbatu di tempat tidur kerang.

KLIK INI:  10 Kabar Baik dari Bumi di Tengah Perubahan Iklim

“Tempat tidur kerang ini menyediakan semacam ‘sistem pendingin udara ekologis’ di dalam kanopi mereka, seperti hutan,” jelas Profesor Jurgens.

Dari interaksi itu, maka hasilnya menunjukkan bagaimana melestarikan habitat yang dibentuk oleh tumbuhan dan hewan dapat membantu mengulur waktu bagi spesies yang peka terhadap panas.

Mereka saling membantu mengatasi efek jangka pendek dari perubahan iklim. Tetapi, itu juga berarti bahwa perusakan habitat dapat membuat spesies lain lebih rentan terhadap pemanasan iklim.

Pentingnya menjaga habitat biogenik

Perubahan iklim membuat beberapa hewan laut tidak bisa bertahan hidup. Namun, dengan adanya  perlindungan tempat tidur kerang, maka mereka bisa melanjutkan hidupnya dengan aman.

Hewan laut kemungkinan besar dapat mentolerir bahkan skenario iklim yang lebih buruk mungkin selama tahun 2099. Itu dikarenakan  lingkungan tempat tidur kerang tetap utuh.

Lebih jauh, Profesor Jurgens menuturkan, penelitian menunjukkan bahwa lebih penting dari sebelumnya untuk melindungi habitat yang rentan seperti tempat tidur kerang.

KLIK INI:  Meski Masih Muda, 6 Aktivis Lingkungan Ini Tangguh dan Menginspirasi

Tempat tidur keran ini mudah terancam rusak, karena bisa diinjak-injak dan panen oleh para wisatawan yang datang berekreasi di pantai. Hal ini telah terbukti di banyak daerah di pesisir Amerika Serikat.

“Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa ketika habitat biogenik tetap utuh, pemanasan iklim mungkin memiliki efek langsung yang lemah pada organisme di dalamnya,” tulis penulis penelitian tersebut.

Oleh karena itu, para peneliti mengimbau agar melestarikan dan memulihkan habitat biogenik. Karena habitat tersebut menawarkan perlindungan iklim dapat menjadi sangat penting.

Peran penting itu akan sangat mendukung  keanekaragaman hayati dalam menghadapi perubahan iklim yang kini semakin nyata dan membawa hal-hal buruk.

Perubahan iklim, tidak bisa dihadapi dengan seorang diri. Semua pihak haru bergandengan bersama menghadapinya dengan menciptakan solusi untuk saling melindungi, seperti yang dilakukan beberapa hewan laut tersebut.

KLIK INI:  Pinisi Diving Club, Lahir Tak Hanya untuk Menyelam