Hari Susu Sedunia dan Ketergantungan pada Susu Impor

oleh -1,352 kali dilihat
Hari Susu Sedunia dan Ketergantungan pada Susu Impor
1 Juni, Hari Susu Sedunia
Anis Kurniawan

Klikhijau.com – Hari Susu Sedunia (World Milk Day) diperingati setiap tanggal 1 Juni. Banyak yang bertanya-tanya, untuk apa momen ini dirayakan dan ada sejarah apa di baliknya?

Dicatat di laman resmi organisasi pangan sedunia, Food and Agricultural Organization (FAO), peringatan hari susu dimulai pada tahun 2001. Momen ini dibuat sebagai bentuk perhatian khusus tentang pentingnya konsumsi susu dan dukungan terhadap industri susu dunia.

Susu merupakan sumber nutrisi yang kaya akan vitamin A, Vitamin B, Vtamin B-12, Vitain D, riboflavin dan lainnya. Kebutuhan akan susu dimulai sejak kita bayi melalui kampanye minum Air Susu Ibu hingga enam bulan pertama.

Indonesia mulai ikut merayakan Hari Susu Dunia sejak tanggal 1 Juni 2009 melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 2182/KPTS/PD.420/5/2009, dengan tajuk Hari Susu Nusantara.

KLIK INI:  Kemarau Tak Menghalangi Petani Kanreapia Berbagi Sayur ke Panti Asuhan

Bagaimana tren konsumsi susu orang Indonesia? Datanya tergolong rendah yakni hanya berkisar 12,23 kilogram per kapita per tahun. “Angka ini tergolong rendah jika dibandingkan negera-negara lain,” kata Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementan, I Ketut Diarmita di Jakarta, Senin 1 Juni 2020.

Dilansir Monitor, Ketut Diarmita mengajak semua masyarakat untuk rutin konsumsi susu. Terlebih, di tengah pandemi Covid-19 di mana asupan makanan dan minuman sehat diperlukan untuk daya tahan tubuh.

“Di masa pandemi Virus Covid-19 saat ini, konsumsi susu menjadi penting untuk peningkatan imunitas tubuh yang merupakan salah satu cara untuk meminimalisir potensi terinfeksi agen penyakit,” ucapnya.

Ketergantungan pada susu impor

Kementerian Pertanian saat ini sedang mendorong peningkatan populasi sapi perah untuk meningkatkan produksi susu dan memenuhi kebutuhan susu nasional.

Data statistik peternakan dan kesehatan hewan 2019 menunjukkan, populasi sapi perah nasional pada tahun 2019 sebanyak 561.061 ekor dengan produksi susu sebanyak 996.442 ton.

KLIK INI:  Bayi gajah Sumatera Ditemukan Mati Setelah Terjebak di Kubangan Lumpur

Ini berarti, populasi sapi perah dan produksinya belum sanggup mengimbangi akses kebutuhan susu nasional. Dewasa ini, produk susu yang disiapkan untuk kebutuhan nasioanal merupakan hasil impor dari Negara lain.

Ini tentu suatu fakta yang paradoks, mengingat Indonesia merupakan satu Negara agraris. Bukankah ada pameo yang menyebut pertanian dan peternakan adalah dua sisi semestinya bisa dibangun bergandengan.

Lihat saja, data kebutuhan susu nasional 2019 mencapai 4,3 juta ton, sedangkan susu segar domestik hanya mampu memenuhi 22 persen dari keseluruhan kebutuhan nasional. Itu artinya ada 78 persen susu yang diminum bergantung pada impor.

Oleh sebab itu, momentum hari susu nusantara ini bisa jadi momen reflektif bagi pemerintah dan semua pihak untuk memperbaiki pemenuhan sumber daya. Harus ada policy yang berpihak misalnya agar produksi susu perah bisa dikembangkan lebih massif lagi.

Ajakan minum susu betapa pun harus pula seiring dengan ketersediaan susu secara nasional. Ini hal yang krusial mengingat susu adalah kebutuhan mendasar bagi kesehatan. Tetap berjuang untuk memenuhi ASI terbaik bayi dan tetap ingat untuk tetap selalu minum susu segar.

KLIK INI:  'Capat' Sampah, Cara Ekopastoral Fransiskan Manggarai Tangani Sampah di Hari Bumi