Gunung Bawakaraeng Semakin Kritis, Salah Satu Penyebabnya adalah Pendaki

oleh -1,137 kali dilihat
Sampah di gunung Bawakareang
Sampah yang terdapat di gunung Bawakareang/foto-lintasterkini.com
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Setiap saya melihat foto-foto para pendaki gunung Bawakaraeng, rasa takjub saya selalu muncul. Bukan hanya karena keindahan alamnya. Tetapi juga keberanian para pendaki menaklukkan gunung yang dianggap keramat dan sakral oleh masyarakat Sulawesi selatan.

Keindahan alam gunung Bawakaraeng yang menakjubkan itu—yang dipamerkan para pendaki melalui foto dan video membuat siapa pun yang mencintai keindahan alam ingin mengunjunginya. Karena itu pula, banyak yang berbondong-bondong melakukan pendakian ke sana.

Namun, rasa ketakjuban saya terhadap pendaki sedikit memudar ketika membaca beberapa media online dan menemukan fakta bahwa gunung Bawakaraeng mulai rusak karena ulah para pendaki.

Banyak sampah ditemukan di sana dan bahkan ada yang dengan sangat rela merusak pepohonan.

Hal tersebut bukan sebuah fiksi, sebab yang terbaru  disampaikan sendiri oleh Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan  pada rapat menggelar Rapat Koordinasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dengan seluruh jajaran Pemprov dan Kepala Daerah se-Sulsel, Jumat 1 Februari 2019 lalu.

KLIK INI:  Lingkungan yang Rusak Penyebab Tingginya Intensitas Bencana

Adnan mengungkapkan, salah satu sumbangsih kerusakan di Gunung Bawakaraeng disebabkan karena sebagian pendaki yang melakukan pendakian tidak mengetahui aturan-aturan mendaki.

“Sehingga yang terjadi, mereka bukan hanya menjaga hutan dan gunung tetapi justru mencemari dengan membuang sampah di sembarang tempat, bahkan ada yang sampai merusak pohon. Saya sudah pernah meneriakkan untuk menutup Gunung Bawakaraeng agar proses pemulihan bisa dilakukan dengan baik,” ujar Adnan.

Adnan juga menegaskan  menegaskan, ke depan jika proses pemulihan telah dilakukan dan Gunung Bawakaraeng dapat diakses para pendaki.

Pihaknya akan terlebih dulu membuat Peraturan Daerah (Perda) yang merujuk dengan standar operasional prosedur (SOP) yang benar.

KLIK INI:  DAS Bermasalah Jadi Penyebab Utama Banjir di Sulsel

“Ini untuk penindakan karena jika akan dilakukan penindakan dan ada sanksi payung hukumnya harus dengan perda. Ada pun aturan yang ada akan menjadi poin penting nantinya. Yaitu tentang bagaimana menjaga hutan dan gunung saat melakukan pendakian,” tegasnya.

Pada tahun 2018 lalu, situs Antaranews.com  memberitakan jika sesepuh Pencinta Alam Sulsel, Nevy Jamest Tonggiro mengungkapkan, salah satu penyebab kerusakan gunung Bawakareang karena adanya kegiatan massis dan sporadis di wilayah tersebut.

“Berbagai kegiatan kegiatan secara massif dengan label macam-macam seperti upacara tujuh belas agustus dan upacara peringatan lainnya. Ini merupakan salah satu faktor yang menimbulkan kerusakan di Kawasan gunung Bawakaraeng,” katanya.

Keberadaan Perda tentu sangat penting untuk menjaga dan merawat gunung Bawakaraeng agar pesona keindahannya tak luntur.

Sebab dengan adanya aturan, para aparat bisa menindak pengrusakan gunung Bawakareang secara hukum.

KLIK INI:  Lagi, Tim Gabungan KLHK Amankan Sindikat Perdagangan Sisik Trenggiling