Graphium Rhesus, Kupu-Kupu Indah yang Elegan Memanjakan Mata

oleh -771 kali dilihat
7 Manfaat Keanekaragaman Hayati Secara tidak Langsung untuk Kehidupan
Graphium rhesus sering mengunjungi sempadan sungai, memenuhi nutrisinya - Foto/Taufiq Ismail
Taufiq Ismail

Klikhijau.com – Graphium rhesus adalah namaku. Aku termasuk kupu-kupu dari keluarga Papilionidae.

Ukuranku sedang di antara jenis kupu-kupu lainnya. Namun termasuk mungil di keluarga Papilionidae. Panjang rentang sayapku hanya 17 cm.

Aku menyukai mineral. Karenanya aku senang bertandang ke sempadan sungai. Mengisap mineral di tumpukan pasir yang basah.

Aku suka berkunjung ke pinggir sungai beramai-ramai. Apalagi saat pancaroba seperti ini, jumlahku bisa ratusan hingga terbilang ribuan.

Saat aku mengisap mineral bersama kawanan sejenis, aku bisa lupa diri. Saking asyiknya terkadang aku abai. Abai melihat ancaman sekitar. Karena jangan heran saat lagi asyik mengisap mineral, seseorang bisa menangkapku hanya dengan tangan telanjang.

KLIK INI:  Penangkap Kupu-kupu

Ya…. Oktober 2020 ini pergantian musim terjadi di tanah Sulawesi. Tanah tempat tinggalku. Kalian hanya bisa menemuiku di pulau unik ini. Aku tak bisa hidup di pulau lain. Karenanya aku endemik.

Aku Graphium rhesus

Corakku unik dengan paduan beberapa warna. Warna hitam adalah warna yang dominan. Tak heran saat bersantap ria bersama nampak seperti kerumunan lebah. Berkoloni membentuk gumpalan berwarna hitam.

Tapi jangan salah, terdapat warna biru muda menjadi pemanis sayapku. Alur-alur yang tebal dan tipis dari warna ini membuatku nampak elegan. Sayap bawahku lebih sedikit cerah dibanding sayap atasku. Warna hitam sayapku sedikit pudar. Nampak seperti abu-abu.

Kupu-kupu graphium
Saat ini Graphium rhesus sedang musim. Bisa ratusan dijumpai berkumpul di tepian sungai Bantimurung – Foto/Taufiq Ismail

Warna biru membentuk alur senada dengan sayap atasku. Hanya terdapat variasi warna merah pada bagian sayap bawah menjadikanku tambah manis. Tampak manis saat fotografer memotretku saat hinggap di sempadan.

Bentuk dan corakku hampir serupa dengan kerabat dekatku, Graphium androcles. Pola alur warna sayapku hampir serupa. Hanya saja androcles, warna hitamnya lebih tajam. Variasi warnanya lebih dominan putih. Juga terdapat warna hijau muda pada panggkal sayap bagian atasnya.

KLIK INI:  Petai Cina alias Kopi-kopi, Cerita di Baliknya dan Ragam Manfaatnya

Bentuk sayapku hampir sama. Aku juga memiliki ekor dari perpanjangan sayapku. Hanya ukuran sayap kami berbeda. Androcles lebih lebar.

Bagi mereka yang awam kadang salah kaprah. Apalagi jika hanya menonton video. Terutama video bergerak lambat. Ekor biru mudaku berjumbai-jumbai layaknya androcles.

Habitatku di tepi sungai. Aku menyukai wilayah yang sedikit terbuka. Aku menyukai matahari. Apalagi setelah hujan mendera. Kami membutuhkan cahayanya untuk mengeringkan sayap. Biar kami bisa bebas terbang. Mencari nutrisi. Memenuhi kebutuhan pokok harianku.

Aku juga suka mengisap sari bunga. Terutama bagi betina dari jenisku. Oh ya.. jenisku yang suka mengisap mineral  umumnya adalah jantan.

Bunga tahi ayam, Lantana camara adalah bunga favoritku di alam. Bunga berwarna kuning dan orange ini menjadi langganan saat menjelajah wilayah terbuka.

KLIK INI:  Riuh Kepak Sayap Kupu-kupu Bantimurung yang Berdendang
***

Aku suka diburu loh. Pemburu liar mengincarku untuk menjadikan aku kaku di bingkai. Menjadi hiasan dinding. Terkadang mereka juga membekukan aku pada fiber, pemanis gantungan kunci.

Saat musimku tiba seperti saat ini, pemburu liar menangkapiku. Menjadikanku stok bagi mereka.

Menjadi pelengkap dalam bingkai yang menjadi buah tangan saat berkunjung di kawasan wisata. Seperti halnya di Bantimurung. Salah satu rumah kami yang berselimut tebing-tebing batu gamping yang cadas.

Mereka memburu aku. Mereka hanya tak berani menangkap aku saat berada di wilayah taman nasional. Wilayah lindung Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Saat aku keluar dari wilayah yang terjaga Polisi Kehutanan ini nasib kami naas. Menjadi incaran pemburu liar.

Aku juga tak bisa hanya terus bermain di wilayah lindung ini. Aku juga suka terbang berkelana. Menikmati alam ciptaan Ilahi.

KLIK INI:  Satu-Satunya Badak Sumatera Jantan yang Tersisa di Malaysia, Mati!

Aku berharap pemburu liar menghentikan tabiatnya. Berhenti memburu aku dan kawananku. Mengapa? Biar aku juga bisa terus bertahan. Meneruskan generasiku. Agar generasi manusia juga bisa menikmati kepakan sayap aku di masa mendatang.

Ulah pemburu liar ini bisa mengakibatkan aku punah. Apalagi jenisku sebarannya terbatas. Sehingga jika lenyap di pulau besar ini. Maka sungguh kasian generasi mendatang. Tak bisa aku hiasi hidupnya.

Karena itu bantu aku ya menjaga generasiku terus lestari. Suluhlah para pemburu itu. Ajari mereka mencintai alam. Karena aku juga makhluk hidup ciptaan sang khalik.

Boleh-boleh saja memanfaatkan aku dan kawananku. Alangkah bijak jika aku dibudidayakan terlebih dahulu. Jangan hanya memanen seenaknya di alam.

Beruntung taman nasional menyediakan makanan melimpah sehingga jenisku terus eksis. Wilayah konservasi ini juga menjadi tempat kami berlindung. Termasuk dari pemburu liar yang selalu siaga dengan jaring tangkapnya.

Jenisku tak seperti taksa lain. Yang tak mudah dikelabui. Aku dan kawanan tak bisa membedakan orang jahat atau baik. Terkadang aku mudah terpancing oleh umpan pemburu. Menjadikan kawananku mudah mereka tangkap.

Talong aku ya sahabat Klikhijau, biar aku bisa terus bisa menghiasi alam. Menjadi bagian dari ekosistem. Melakukan peran yang aku emban. Salah satunya membantu bebungaan menyerbuk.

Ikan hiu makan tomat. Lestarikan aku yo..!

KLIK INI:  Gara-gara Burung, Aulia Harus Berurusan dengan Polisi