Di Payakumbuh, Warga Olah Sampah Jadi Pupuk dan Pernak Pernik

oleh -604 kali dilihat
Sumber: Alamtani.com, Jurnal Produksi Tanaman (2016), youtubel channe Lostpacker
Warga mengolah sampah organik menjadi kompos dan hasilnya bisa dijual/Foto-republika

Klikhijau.com – Di banyak daerah, sampah sudah banyak diolah warga untuk membuat sesuatu yang bisa bernilai jual. Selain, untuk mengurangi sampah yang mencemari lingkungan, aktivitas ini juga sebagai wujud cinta kepada lingkungan.

Di Kota Payakumbuh, aktivitas pengolahan sampah menjadi barang produktif pun sudah mulai digalakkan. Salah satu masyarakat yang sudah memulai pengolahan sampah adalah Kelompok Kerja Pasar Berkat Kelurahan Kapalo Koto.

Warga mengolah sampah organik menjadi kompos dan hasilnya bisa dijual. Untuk sampah anorganik, diolah menjadi berbagai macam pernak pernik yang juga punya nilai jual.

“Bahkan ada inovasi baru dilahirkan. Tak sekedar membuang sampah pada tempatnya, namun mereka dapat mengolahnya,” kata Yunimar pada Kamis, 27 Juli lalu seperti dikutip dari Republika.

DLH kota Payakumbuh awal pekan ini juga melakukan sosialisasi dan advokasi Perda nomor 4 Tahun 2014 tentang persampahan. Di sana DLH menjelaskan kepada masyarakat tentang pengolahan sampah.

KLIK INI:  Berkat Sampah, Remaja di Kenya Tak Lagi Menganggur

Pengolahan sampah ini tidak bisa berjalan mulus bila hanya mengandalkan inisiatif pemerintah. Masyarakat harus turut berparsitisipasi aktif dalam kesadaran akan sampah.

Jika pemerintah dan warga saling bersinergi, sampah di kawasan kota tidak akan lagi jadi masalah. Sehingga akan tercipta Payakumbuh yang bersih dan nyaman.
“Sampah bukanlah suatu masalah, tetapi sampah dapat menjadi berkah,” ujar Yunimar.

Sekretaris Camat Payakumbuh Utara, Desfitawarni berharap dengan sosialisasi perda tentang pengelolaan sampah ini, masyarakat semakin berperan aktif dalam pengelolaan sampah di lingkungan masing-masing.

Dengan tertib sampah, apalagi dapat menjadikan sebagai karya produktif dampak positifnya juga akan kembali dirasakan masyarakat itu sendiri.

“Kita berharap di masing-masing kelurahan melalui binaan lurah nanti muncul ide dan kreativitas baru dalam pengelolaan sampah. Sehingga volume sampah yang terbuang sia-sia menjadi berkurang, malahan sampah bisa menjadi uang,” ucap Desfitawarni.

KLIK INI:  SIDARLING, Terobosan Berbasis Internet untuk Mengurangi Sampah Plastik di Denpasar