Ciptakan Rompi Anti Peluru dari Gebang, Armour Mike Harumkan SMAN 3 Denpasar

oleh -473 kali dilihat
Ciptakan Rompi Anti Peluru dari Gebang, Armour Mike Harumkan SMAN 3 Denpasar
Tim Armour Mike SMAN 3 Denpasar/foto-Kompas.com
Irhyl R Makkatutu

Klikhijau.com – Semua berawal saat  Ni Luh Putu Anjany Putri Suryaningsih atau yang lebih akrab disapa Anjany. Pada tahun 2018 lalu ia terlibat dalam kegiatan Jurnalisme Warga Award. Salah satu materi liputannya adalah tentang aktivitas warga Desa Dukuh, Karangasem. Di desa ini tanaman gebang cukup populer.

Saat pembina Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) mengetahui materi liputan Anjany. Ia ditawari  ide untuk membuat rompi anti-peluru dengan bahan dasar serat gebang.

“Kata pembinanya selama ada serat selulosanya pasti bisa dijadikan rompi anti-peluru,” tutur Anjany.

Ide itu tidak serta merta diterima Anjany karena ia ingin fokus pada kegiatan jurnalistik yang sedang digeluti. Justru yang antusias menerima ide tersebut adalah Kadek Dwika Wahyudinata (Dwika). Bahkan Dwika kemudian memulai proses penelitian dan pembuatan rompi anti peluru di penghujung bulan November 2018.

KLIK INI:  Keren, SD Negeri Borong Memberlakukan Penggunaan Tumbler di Sekolah

Dalam perjalanannya, Anjany, dan Nyoman Maesha Brahmanda (Maesha), Ida Bagus Krtin Wittaka (Awin), Made Bagus Krisnha Wiranatha (Khrisna), dan  I Gusti Bagus Angga Surya Dharma  (Angshur) ikut bergabung. Mereka lalu membentuk kelompok yang dinamai Armour Mike.

Keenamnya adalah siswa kelas 2 IPA SMAN 3 Denpasar. Mereka berhasil membanggakan sekolah tempatnya menuntut ilmu. Hasil karya keenam siswa tersebut berhasil menyabet medali emas di ajang lomba penelitian Thailand Inventor Day (TID) di Thailand belum lama ini.

Hasil karya yang mengantar mereka mendapat medali emas tersebut adalah rompi. Rompi yang mereka hasilkan bukan sembarangan, tapi  yang bisa menahan peluru alias rompi anti peluru. Bahannya bukan baja atau besi, tapi  dari serat tanaman gebang atau sisal.

Langkah pertama yang mereka lakukan adalah melakukan dari riset di internet, sampai menyiapkan bahan-bahan. Dari data yang dikumpulkan serat gebang dapat digunakan sebagai pengganti keflar, salah satu bahan dasar rompi anti-peluru.

Selain serat gebang, materi lainnya adalah daun bambu kering. Untuk daun bambu kering, digunakan sebagai bahan ‘keramik’ yaitu lapisan keras yang dapat menahan peluru menembus tubuh.

“Gebang fungsinya untuk meredam putaran peluru sedangkan keramik tadi berfungsi untuk menahan peluru menembus tubuh,” terang Anjany. “

Untuk serat gebang cukup dirajut. Sedangkan daun bambu kering melewati proses yang lebih panjang. Daun bambu kering mula-mula dikumpulkan lalu digunting sehingga ukurannya lebih kecil. Daun bambu tersebut kemudian dipanaskan dalam oven lalu ditumbuk dan diayak.

Setelah diayak, tepung daun bambu tersebut dicampur dengan sejumlah bahan lain sehingga jadi keras dan bisa menahan peluru.

Setelah prototype anti-peluru dihasilkan, kemudian dilakukan uji tembak di lapangan Tohpati, Denpasar milik Perbakin dengan peluru tajam. Hasilnya tidak mengecewakan.

KLIK INI:  Mengintip Satu Abad Tata Kelola Bantimurung

“Uji coba pertama ditembak 3 kali dengan jarak tembak 5 sampai 15 meter, menggunakan peluru tajam ukuran 9 milimeter,” terang Awin. Pada tembakan pertama peluru tidak bisa menembus prototype. Demikian pula tembakan kedua.

Namun, pada tembakan ketiga lapisan keramik pecah. Tim kemudian melakukan evaluasi. Dari evaluasi tersebut ternyata serat gebang perlu dirajut dan bahan dasar keramik perlu perbaikan komposisi material.

“Setelah seratnya dirajut dan komposisi bahan pembuat keramiknya diatur lagi maka hasilnya lebih baik. Pada tembakan ketiga hanya retak,” ucap Awin.

Rompi anti peluru karya Armour Mike  memiliki sejumlah kelebihan. Di antaranya berat total hanya 2 kilogram. Berbeda dengan rompi anti-peluru umumnya yang beratnya bisa mencapai 10 kilogram.

Bahan yang digunakan ramah lingkungan, sebab  bersumber dari lingkungan sekitar, yakni gebang dan daun bambu kering. Dari segi ekonomi bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar jika dikembangkan dengan serius.

“Waktu itu rasanya terharu sekali dapat emas, memang benar kata orang hasil tidak mungkin mengkhianati proses,” kenang Anjany. Rencananya, hasil karya ini akan didaftarkan sebagai Hak Kekayaan Intelektual (HAKI).

Karya tim Armour Mike  dipamerkan di ajang lomba penelitian Thailand Inventor Day (TID) di Thailand pada 2 – 6 Februari 2019. Pada ajang ini karya siswa-siswa SMAN 3 Denpasar ini berhasil menyabet medali emas untuk kategori bahan.

“Ada niat terus mengembangkan karena belum puas hasilnya seperti ini. Tapi kami tetap bangga karena ini adalah hasil karya pertama yang mendapat penghargaan tingkat internasional,” ujar Anjany.

Meski telah menyabet medali emas dan mengharumkan nama bangsa, tim  Armour Mike  menyadari hasil karya mereka masih jauh dari sempurna. Masih perlu banyak kekurangan yang harus ditambal.

Semisal desain rompi agar fleksibel di berbagai medan, rajutan yang harus disempurnakan lagi, serta menemukan formula baku agar bisa dikembangkan lebih lanjut, sehinggi penemuan mereka bisa bermanfaat bagi bangsa dan negara bahkan dunia.

KLIK INI:  SDIT Insatama Makassar Tanamkan Sikap Cinta Lingkungan Sejak Dini