Cerita Seorang Petambak, Menanam Caladium di Pinggir Empang, dapat Godaan Selangit!

oleh -2,906 kali dilihat
Cerita Seorang Petambak, Menanam Caladium di Pinggir Empang, dapat Godaan Selangit!
Caladium yang ditanam seorang pekerja tambak di Gowa - Foto/Ist
Anis Kurniawan

Klikhijau.com – Menanam Caladium atau tanaman hias keladi di dalam pot, itu biasa dan memang jadi dambaan. Bagaimana bila tanaman hias keladi putih yang eksotik justru ditanam di alam bebas sehingga tampak seolah-olah tumbuh liar?

Wah, siapa pun yang melihatnya pasti berdeguk kencang jantungnya dan seolah menemukan mutiara pada tumpukan pasir. Begitulah ekspresi kawan saya, Mas Eko Budiarto (42) saat kami mengunjungi sebuah empang di Dusun Sapta Marga, Desa Panyangkalang Kabupaten Gowa, belum lama ini.

Pada area empang ikan nila seluas 1 hektare milik warga bernama Tajuddin Naro tersebut diam-diam menyimpan sesuatu yang istimewa, Caladium. Yah, pekerja tambaknya bernama Daeng Suang (47) menanam Caladium di pinggir empang secara diam-diam bahkan tanpa sepengetahuan si empunya empang.

Keladi putih tersebut diakui Daeng Suang ditemukan tumbuh liar tak jauh dari lokasi empang, lalu dipindahkan ke tepi empang. Setelah beberapa bulan, keladi putih itu tumbuh rimbun dengan dedaun subur dan mengkilat alami.

KLIK INI:  Peperomia ‘Watermelon’, Tanaman Hias yang Tak Membosankan Dilihat

Awalnya, kami mengira Caladium itu benar-benar tumbuh liar. Mas Eko Budiarto yang pertama kali melihatnya dan betapa ia sumbringah. Mas Eko berbisik pada saya dan kawan lainnya kalau di ujung empang ada keladi putih.

Pertanyaan pertama yang menghantui kami adalah apakah benar keladi putih ini tumbuh liar? “Boleh jadi iya, tanaman itu tumbuh liar,” begitu persepsi awal kami. Sebuah ekspresi pengharapan dan luapan kegembiraan, akan membawa pulang Caladium putih ke Makassar.

Sembari terus duduk berbincang di sebuah bale-bale di tengah empang, mata kami hanya tertuju pada tanaman itu. Sungguh menggiurkan memang, dari jauh sudah terlihat sangat menonjol di antara tumbuhan lainnya.

Di saat bersamaan kami sudah ambil ancang-ancang mendekat ke arah tanaman itu dan tentu mengambilnya. Hujan turun cukup deras tiba-tiba dan kami menunda keinginan itu. Di atas bale-bale, sang pekerja tambak duduk istirahat.

Kami pun berbincang banyak hal, hingga akhirnya rasa penasaran yang membuncah kami tanyakan. “Siapa yang menanam tanaman Caladium di sana itu Daeng?” Kata saya, sembari menunjuk ke kejauhan, di mana Caladium itu berada.

KLIK INI:  5 Tumbuhan Araceae yang Dulu Liar di Hutan, Kini Merumah dengan Mentereng

Daeng Suang langsung tersipu dan berkata dengan tegas, “Saya Pak!” Rasa penasaran terjawab sudah. “Saya kira tumbuh liar, sudah siap-siap mau kami ambil Pak!” celoteh Mas Eko tertawa.

“Sudah banyak yang mau ambil itu, tapi saya tidak mau. Ada yang pernah datang mau membelinya, tapi saya tetap tidak mau,” tegas Daeng Suang.

Ia mengaku menjaga tanaman itu, meski sejatinya tidak sepenuhnya tahu jenisnya apa dan harga jualnya di pasaran berapa. Daeng Suang hanya tahu bahwa itu adalah tanaman hias yang diminati banyak orang.

“Tidak bisakah itu kami bawa pulang?” Tanya Mas Eko lagi. Sembari tertawa kecil, Daeng Suang dengan tegas menolak tawaran iseng kami. Berkali-kali kami menggodah dan membujuknya, tetapi ia benar-benar kekeh, menolak.

KLIK INI:  Simak Seksama Waktu Tepat Menyiram 7 Tanaman Hias Idaman Ini!
Sebatas foto dengan keladi putih

Hingga akhirnya saat hujan redah, kami mohon izin mendekat ke tanaman itu. Kami melintasi area pinggir empan demi melihat bahkan menyentuh langsung Caladium itu. Waw, menakjubkan. “Ini cantik sekali!” kata Mas Yadi, kawan kami lainnya.

Sayangnya, keberadaan Caladium itu telah menyatu dengan rerumputan liar. Sepohon di sampingnya bahkan telah mati akibat terkena racun rumput. Untung tak mengenai keladi putih yang bergerombol dengan dedaun lebar nan segar ini.

caladium
Bersama Mas Yadi swafoto di dekat Keladi Putih – Foto/Ist

Menurut Daeng Suang, sang pemilik empang sama sekali tidak tahu dengan tanaman ini. Benar saja, saat kami bercerita dengan Pak Taju bahwa di empannya tersimpan mutiara putih berwujud tanaman, ia pun kaget.

“Saya benar-benar tidak tidak tahu itu!” kata Tajuddin Naro, terkejut. Kami meminta pada mereka, menjaga sang keladi putih agar suatu waktu kami dapat berkunjung lagi, mengambil anakannya.

Daeng Suang mengaminkan dan kami sudah cukup bahagia mendengarnya. Selebihnya, foto bersama di sekitar tanaman ini tak kalah menariknya. Kesannya seperti berjumpa Caladium tumbuh bebas.

Saat foto itu saya unggah di Facebook, ada banyak yang berkomentar, menanyakan di mana lokasi Caladium tumbuh liar dan bebas di bawah pulang. Ehm!

KLIK INI:  Lidah Mertua Berbunga? Temukan Pesona dan Berjuta Manfaatnya!