Cegah Badak Sumatera Punah, KLHK Telah Susun Rencana Aksi Darurat

oleh -1,202 kali dilihat
Cegah Badak Sumatera Punah, KLHK Susun Rencana Aksi Darurat
Badak Sumatera/Foto-merdeka.com

Klikhijau.com – Saat ini populasi badak sumatera diperkirakan kurang dari 80 ekor. Hal ini diketahui berdasarkan hasil Population Viability Analysis badak sumatera tahun 2015.

Spesies badak sebagian besarnya berada di kawasan konservasi di TN Way Kambas, TN Bukit Barisan Selatan, Kawasan Ekosistem Gunung Leuser.

Sementara sebagian kecilnya berada di Pulau Kalimantan, terutama di wilayah Kabupaten Kutai Barat dan Mahakam Ulu, mendesak untuk diselamatkan.

Sebagai upaya menyelamatkan populasinya, pemerintah telah menyusun Rencana Aksi Darurat (RAD) Penyelamatan Populasi Badak Sumatera 2018-2021.

KLIK INI:  Satu-Satunya Badak Sumatera Jantan yang Tersisa di Malaysia, Mati!

RAD ini sebagai langkah strategis, mendesak, revolusioner dan prioritas tinggi untuk menyelamatkan badak sumatera dari kepunahan. Mengingat saat ini, jumlah populasi badak sumatera yang kecil.

Belum lagi laju perkembangbiakan yang rendah, adanya populasi yang terisolir, populasi yang tidak viable, serta tingginya ancaman perburuan dan kehilangan habitat.

Tanpa adanya intervensi perlindungan badak Sumatera oleh manusia, maka kepunahannya menjadi sesuatu yang tidak bisa dihindari.

Jika kepunahan ini terjadi, akan menjadi catatan buruk generasi kita untuk generasi selanjutnya.

Untuk itu KLHK siap mendukung dan selalu bersedia menjadi bagian dari konservasi badak. KLHK yakin mampu mengembangkan badak kedepan karena badak tersebut bukan hanya milik Indonesia namun juga milik masyarakat internasional.

“Level tapak adalah kuncinya, seberapa pun kita lakukan seminar tapi jika pemahaman terhadap kondisi di level tapak tidak baik, akan sia sia,” ungkap Direktur Bina Pengelolaan Ekosistem Esensial (BPEE), Tandya Tjahjana.

Semua pihak harus terlibat

Perwakilan Sumatran Rhino Rescue Alliances, Anwar Purwoto menyambut baik terbitnya RAD badak sumatera.

Berdasarkan data, badak sumatrea dikategorikan satwa yang sangat kritis dan harus dilindungi secara internasional. Jika tidak ada campur tangan manusia untuk melindunginya, tentu akan punah.

Semua pihak harus terlibat dalam penyelamatan atau konservasi badak ini. Mulai dari Pemerintah Pusat hingga Pemerintah Daerah, Aktivis, LSM, Akademisi hingga masyarakat harus dilibatkan.

KLIK INI:  Badak Putih Utara Bisa Lolos dari Kepunahan Berkat Bayi Tabung

Ahli Badak Institut Pertanian Bogor, Muhammad Agil juga menyatakan bahwa setelah dokumen RAD jadi, tinggal bagaimana kita menghasilkan anak-anak badak baru dari proses intervensi manusia dalam perkembanganbiakan.

Ini harus menjadi perhatian bersama bahwa kehilangan badak sumatera itu berarti kehilangan satu genus. Maka dalam konservasi badak yang paling penting kita bisa menghasilkan anak anak badak baru.

Pendekatan Teknologi disebutnya bisa menjadi salah satu kunci pengembangbiakan badak sumatra. Ini dikarena alam kondisinya sudah menurun untuk berkembang biak, juga karena jumlahnya semakin sedikit.

Bupati Aceh Timur H. Hasballah HM. Thaib berkomitmen mendukung konservasi dengan memberikan lahan seluas 7.500 ha di Aceh Timur. Dirinya sangat bersemangat untuk membantu konservasi badak sumatera.

Keberhasilan pembangunan lokasi konservasi gajah di lahan tersebut dapat menjadi pembelajaran bagi masyarakat tentang penting menjaga kelestarian hutan dan satwa. Juga sebagai media edukasi kepada masyarakat bahwa perburuan badak merupakan tindakan ilegal serta ada konsekuensi hukumnya.

RAD akan dilaksanakan dalam jangka waktu 3 tahun. Dan merupakan bagian dari Strategi Rencana Aksi Konservasi (SRAK) Badak Indonesia 2018-2028 yang akan disusun untuk 7 tahun berikutnya.

Termasuk kegiatan perlindungan dan pengelolaan habitat, kebijakan pusat dan daerah, pendanaan, pengembangan teknologi reproduksi badak yang terancam punah ini.

Diskusi Publik ini bertema “Selamatkan, Lindungi, Tingkatkan Populasi Badak Sumatera-Indonesia”. Diskusi ini diselenggarakan dalam rangka Peringatan Hari Badak Sedunia 2019 yang diperingati setiap tanggal 12 September.

KLIK INI:  Diego, Penyelamat Kura-Kura Raksasa dari Ancaman Kepunahan