Biawak Komodo, Kadal Raksasa dan Ragam Fakta Menarik Tentangnya

oleh -549 kali dilihat
Biawak Komodo, Kadal Raksasa dan Ragam Fakta Menarik Tentangnya
Foto: wikimedia.org

Klikhijau.com – Biawak Komodo (Varanus komodensis) merupakan satu jenis kadal terbesar di dunia yang hanya ada di Nusa Tenggara Timur (NTT), Indonesia.

Satwa ini memiliki bobot yang memang besar mencapai 80 hingga 100 kilogram dan memiliki begitu banyak keunikan. Karenanya, Biawak komodo menjadi perhatian dunia, khususnya pada para peneliti dan peminat wisata alam.

Kebanyakan orang menganggap bahwa Biawak komodo hanya di Taman Nasional Komodo yang ada di pesisir barat atau utara Pulau Flores. Anggapan ini pulalah yang membuat upaya konservasi satwa khas ini tak berkembang di luar Taman Nasional Komodo.

Penasaran dengan Biawak komodo dan informasi apa saja yang menarik tentangnya?

KLIK INI:  Kaya Manfaat, 5 Jenis Daun Mint Ini Bisa Anda Tanam di Pekarangan
Morfologi Biawak komodo

Panjang tubuh Komodo jantan dewasa dapat mencapai 3 meter dengan berat bisa mencapai 100 kilogram. Sedangkan tubuh Komodo betina dapat mencapai 2,4 meter dan bobot sekira 40 kilogram.

Permukaan kulit satwa ini bersisik sebagaimana reptil pada umumnya. Namun, ada keunikan tersendiri pada sisiknya yakni tiap sisiknya memiliki jaringan tulang di bawahnya yang disebut osteoderm.

Di taman Nasional Komodo, satwa ini berwarna coklat gelap. Sedangkan komodo dewasa di Flores Utara berwarna lebih cerah dengan aksesn kekuningan terutama di bagian leher dan muka.

Ekor komodo anakan relatif lebih panjang daripada tubuhnya. Bila sudah dewasa, ekornya akan menyamai panjang tubuhnya, namun tumbuh menebal dan lebih berisi yang menandakan sarat dengan otot.

Ekor yang kuat ini berfungsi sebagai alat pertahanan, menjaga keseimbangan tubuh ketika berlari, serta berfungsi sebagai dayung saat berenang.

Komodo memiliki empat kaki yang masing-masing kakinya dilengkapi lima jari dengan cakar runcing yang melengkung tajam. Dakarnya ini berfungsi untuk mencegah mencengkram mangsa, menggali sarang dan pada komodo anakan, cakar berfungsi untuk memanjat pohon.

KLIK INI:  Melihat Upaya BBKSDA NTT dalam Melestarikan Komodo
  • Sejarah penemuannya

Hal pertama yang menarik diketahui dari satwa khas NTT ini adalah tentang sejarah penemuannya.

Keberadaan Biawak komodo dilaporkan pertama kali pada tahun 1910 oleh J.K.H. Van Steyn. Laporan tersebut diperkuat oleh P.A Ouwens tahun 1920, seorang curator dari museum Zoologi Bogor. Ouwens pula yang kemudian memberi nama ilmiah pada kadar besar ini varanus komodensis.

Pemberian nama ilmiah ini mengacu  pada nama tempat ditemukannya satwa ini yaitu Pulau Komodo. Masyarakat lokal di NTT menyebut biawak komodo dengan nama ora. Di kawasan lain lebih familiar pula dengan nama  mbou/mbau, rugu atau buaya darat.

Dalam Bahasa inggris satwa ini dinamai komodo monitor atau komodo dragon. Dalam Bahasa Indonesia lebih populer dengan nama Biawak komodo dan secama umum dikenal dengan sebutan Komodo.

KLIK INI:  Pulau Komodo dan Pulau Galapagos Jajaki Kerjasama Konservasi dan Pariwisata
  • Status konservasi

Secara nasional, Komodo tergolong satwa nasional berdasarkan Keppres no.4 tahun 1992. Adapun status konservasi satwa ini adalah Appendix 1: CITES (Convention on International Trade of Endangered Species) yang berarti  Biawak komodo masuk daftar terancam punah akibat dari segala bentuk perdagangan satwa internasional.

  • Keunikan pada kelopak matanya

Mata komodo sangatlah unik yakni memiliki dua jenis kelopak mata bagian luar yang berfungsi untuk menutup mata. Sedangkan bagian dalam berupa lapisan kartilago yang secara rutin menyapu permukaan mata dari arah samping.

  • Memiliki gigi-gigi yang tajam

Komodo memiliki rahang kuat yang dilengkapi dengan 60 gigi-gigi yang tajam berbentuk pipih. Gigi dapat tumbuh hingga 2 cm, berfungsi untuk mencengkram dan mengoyak mangsa.

Fakta menarik lainnya adalah air liur satwa ini mengandung beberapa jenis mikroba bakteri. Komodo juga dipercaya mempunyai kelenjar bisa.

KLIK INI:  Enam Komodo Tiba di Habitatnya Labuan Bajo NTT
  • Memiliki indra penciuman yang sangat tajam

Komodo memiliki indra penciuman yang sangat tajam. Hal itu karena satwa ini memiliki organ Jacobson di bagian langit-langit rongga mulut. Organ ini merupakan sensor syaraf yang berfungsi untuk mendeteksi partikel kimia (aroma) yang ditangkap oleh ujung lidah dari udara maupun permukaan tanah untuk kemudian informasinya dikirimkan ke otak.

Menariknya, indera penciuman satwa ini memiliki peran utama dari telinganya yang hanya berfungsi menjaga keseimbangan dan pendengaran.

  • Merupakan hewan penyendiri

Komodo merupakan hewan soliter (penyendiri) yang memang jarang ditemukan hidup berkelompok. Komodo dewasa dengan berat badan sekira 20 kilogram dan kondisi siap kawin biasanya tinggal di daerah lembah tanpa berinteraksi satu sama lain, kecuali saat memburu mangsa serta saat musim kawin. Atau saat sesama pejantan dewasa berkelahi untuk memperebutkan betina.

  • Satwa pemakan mangsa semua ukuran

Komodo merupakan predator puncak dalam rantai makanan. Mereka adalah satwa pemakan daging yang bisa memakan mangsa dari berbagai ukuran, mulai dari serangga, telur, reptil, burung, babi hutan, rusa, kuda hingga kerbau. Bahkan terkadang juga memangsa sesama Komodo.

Itulah perkenalan dengan Komodo dan fakta menarik tentangnya, semoga menambah wawasan kita semua!

*Sumber: Buku Panduan Lapangan Biawak Komodo, Yayasan Komodo Survival Program 2017

KLIK INI:  Kisah Si Bawang Merah yang Jahat Ternyata Kaya Akan Manfaat