Klikhijau.com – Romeo dan Juliet harus meregang nyawa. Keduanya tak tertolong. Kisah cinta keduanya pun berakhir tragis.
Tragedi cinta yang melanda sepasang kekasih itu, membuat kisahnya mengabadi. Dan ada tanaman yang berjasa membuat kisah keduanya terus dibincangkan hingga kini, tanaman itu bernama belladonna.
Mendengar nama tanaman tersebut, kita sontak saja membayangkan suatu rupa yang cantik dan menawan. Belladonna memang ‘cantik” dan memikat.
Sebagai seorang penulis (pujangga), William Shakespeare tak ragu menunjukkan “keganasannya,” dalam membunuh para tokoh ciptaannya.
Shakespeare seperti menikmati cara membunuh tokoh dalam ceritanya dengan tanaman. Kematian Romeo dan Juliet bermula dari tanaman. Kisah yang ditemukan pada Romoe dan Juliet, juga bisa ditemukan pada tokoh Hamlet.
Kematian Romeo bermula dari salah sangka, ia mengira Juliet telah mati setelah meminum ramuan dari tanaman belladonna. Karena tanaman itu membuat kekasihnya seperti orang mati.
Namun, sesungguhnya itu adalah intrik yang dilakukan Juliet untuk mengelabuhi orang tuanya. Rasa cinta yang bukit dan tak ingin kehilangan dari Romeo membuatnya meneguk racun yang dibelinya dari seorang seorang Apoteker saat melihat kekasihnya terbujur kaku.
Ketika Juliet terbangun dari “matinya” dan ia mendapati tubuh kekasihnya terbujur kaku. Ia pun melakukan bunuh diri, menikam dirinya sendiri dengan pisau.
Sepasang kekasih itu pun menemui mautnya dan kisahnya terus abadi hingga kini.
Tentang belladonna
Kisah cinta antara Romeo dan Juliet tak direstui. Juliet bahkan dijodohkan dengan orang lain. Karena tak mungkin bersatu dengan kekasihnya, Juliet nekat mengunjungi Frater Lawrence. Ia meminta obat yang akan membuat dirinya seperti orang yang meninggal dengan tubuh yang dingin, tak ada detak jantung, dan pucat selama 42 jam.
Dan permintaan itu pun disanggupi, Juliet diberikan obat dari tanaman belladonna, tanaman ini bernama latin Atropa belladonna atau nightshade.
Tanaman ini merupakan herba yang bercabang. Ia menyukai tumbuh sebagai subkulit dari batang bawah yang berdaging.
Tanaman dari kerajaan Plantae bisa tumbuh mencapai tinggi 2 meter. Memiliki daun bulat telur sepanjang 18 cm.
Bunganya terlihat memesona berbentuk lonceng dengan warna ungu kusam yang dihiasi semburat hijau dan wangi samar. Tanaman ini menghasilkan buah beri berwarna hitam yang tak boleh dikonsumsi.
Tanaman ini memiliki klasifikasi ilmiah sebagai berikut:
- Kerajaan : Plantae
- Clade : Tracheophytes, Angiospermae, Eudicots, Asterid
- Memesan : Solanales
- Keluarga :Solanaceae
- Marga : Atropa
- Jenis : A.belladonna
- Nama binomial : Atropa belladonna
Asal dan manfaatnya
Meski terkenal beracun, bukan berarti tanaman ini tak memiliki manfaat. Penggunaan ekstraknya digunakan setidaknya sejak abad ke-4 SM.
Bahkan pada abad pertama sebelum Masehi, Cleopatra telah menggunakannya untuk melebarkan pupil matanya.
Dan saat ini, saat dunia medis semakin berkembang, tanaman semak ini mulai diolah ke dalam produk kosmetik dan obat-obatan.
Ia diolah menjadi cairan antiseptik yang digunakan para dokter sebelum operasi dan obat tetes mata untuk melebarkan mata. Karena memiliki senyawa kimia penting berupa scopolamine dan atropine.
Scopolamine ini memiliki fungsi untuk mengurangi sekresi beberapa organ tubuh. Kandungan ini juga membantu mengurangi mual dan muntah akibat asam lambung naik. Selain itu, scopolamine berfungsi untuk mengendalikan detak jantung dan melemaskan otot.
Sedangkan stropine memiliki manfaat yang sama dengan scopolamine, yakni mengurangi sekresi organ tubuh.
Hanya saja kandungan stropinenya tak seefektif scopolamine bila digunakan untuk meregangkan otot dan mengendalikan denyut jantung.
Tapi, keunggulan lain dati atropine dapat digunakan sebagai bahan obat tetes mata untuk melebarkan mata. Bahkan dalam beberapa kasus, kandungan atropine dapat bekerja sebagai penangkal racun serangga atau insektisida.
Meski begitu, menurut National Institutes of Health (NHS), tanaman yang berasal dari Asia dan Eropa ini tak aman dikonsumsi secara langsung. Karena memakan buah atau daunnya dapat menyebabkan kematian.
Namun, dengan kombinasi atropine dan scopolamine dalam diri belladonna juga bermanfaat untuk mengendalikan kondisi, semisal kolik ginjal, empedu, ulkus peptis, iritasi kulit kemerahan, kolitis, divertikulitis, kolik bayi, hingga gejala penyakit parkinson. Obat ini bahkan juga bisa digunakan untuk mencegah mabuk perjalanan. Bahkan tanaman ini diyakini ampuh mengobati berbagai masalah kesehatan mulai dari buang air kecil berlebihan di malam hari hingga Irritable Bowel Syndrome (IBS
Hanya saja, beberapa penelitian yang telah dilakukan menegaskan, jika ingin menggunakan obat dari tanaman ini sebaiknya harus dalam pengawasan dokter.