Belajar Menghargai Persahabatan dari Flamingo

oleh -2,252 kali dilihat
Belajar Menghargai Persahabatan dari Flamingo
Burung flamingo/foto-Wikipedia
Irhyl R Makkatutu

Klikhijau.com – Gigil pagi masih mencengkram. Saya membuka aplikasi sosial media. Mencari kabar sahabat-sahabat saya. Persahabatan di masa pandemi ini sepertinya juga sedang diuji. Namun untuk melewati ujian itu, sepertinya tak ada salahnya belajar dari burung flamingo

Burung Flamingo adalah spesies burung berkaki panjang yang hidup berkelompok. Mereka berasal dari genus Phoenicopterus dan familia Phoenicopteridae. Burung ini ditemukan di belahan bumi barat dan timur, tetapi lebih banyak terdapat di belahan timur. Terdapat 4 spesies flamingo di Amerika dan 2 jenis flamingo di Dunia Lama.

Burung ini sering terlihat hanya memiliki satu kaki. Karena ia sering mengangkat satu kakinya. Flamingo muda keluar dari telur dengan warna abu-abu, tetapi flamingo dewasa memiliki warna bervariasi dari merah muda hingga merah cerah karena bakteri akuatik dan beta karoten yang terkandung dalam makanan mereka.

Paruh mereka yang berbentuk sedemikian rupa beradaptasi untuk menyaring air dan lumpur untuk mendapatkan makanan. Struktur lamellae, yang juga terdapat pada burung akuatik penyaring makanan lainnya, terdapat dalam paruh mereka dan membantu proses penyaringan.

KLIK INI:  Rusa, Satwa Harapan dengan Potensi Ekonomi Menjanjikan

Perihal persahabatan, jurnal Behavioral Processes baru-baru ini mempublikasikan sebuah temuan bahwa flamingo membentuk persahabatan yang erat. Persahabatan ini dibentuk dengan burung-burung tertentu dalam kawanan mereka yang berlangsung selama bertahun-tahun.

Studi itu dilakukan oleh para peneliti dari University of Exeter. Mereka dengan sabar mengamati empat spesies flamingo selama lima tahun, yakni sejak tahun 2012-2016. Burung yang diamati berasal dari WWT Slimbridge Wetland Centre, Inggris. Keempat burung yang diamati ialah flamingo Karibia, Chili, Andean dan Lesser.

Ikatan sosial yang kuat

Dari hasil pengamatan itu, terungkap bahwa burung-burung itu membentuk ikatan sosial yang kompleks di dalam kawanan. Hubungan seperti pasangan menikah, pertemanan sesama jenis, dan teman dalam kelompok yang terdiri dari tiga hingga empat burung terlihat dalam keempat spesies tersebut.

“Sama halnya seperti manusia, flamingo membentuk ikatan sosial karena berbagai alasan, dan fakta bahwa mereka begitu tahan lama menunjukkan hal itu penting untuk bertahan hidup di alam liar,” jelas Paul Rose.

Paul Rose merupakan pemimpin penelitian tersebut. Ia mengatakan hasil studi menunjukkan bahwa masyarakat flamingo cukup kompleks. Menurut Rose, burung flamingo terbentuk dari persahabatan lama dan bukan dari hubungan acak yang longgar.

KLIK INI:  Hari Primata Indonesia, Yuk Kenali dan Cintai Primata Kita!

Dari hasil penelitian itu, kita bisa belajar bahwa persahabatan yang erat bisa terjalin selama bertahun-tahun. Flamingo bukanlah burung egois yang setelah menemukan jodohnya ia hanya menghabiskan waktu dengan jodohnya tersebut

Beberapa pasangan dari burung jenis ini yang telah kawin tetap menghabiskan banyak waktu bersama, dan tetap membentuk ikatan sosial lain yang lebih banyak.

Kelompok flamingo bukanlah kelompok kecil yang terdiri dari dua atau lima ekor saja, tapi kawanan burung ini bisa berjumlah 20 hingga 140 ekor anggota.

Dan yang menarik, kawanan yang lebih besar, berdasarkan hasil pengamatan Rose dkk sesama peneliti menunjukkan jumlah hubungan sosial dan interaksi yang lebih tinggi.

Populasi dengan jumlah besar menurut hipotesa peneliti Rose dkk menunjukkan arti penting bagi dunia flamingo untuk mempertahankan ikatan sosial di antara mereka.

Tidak memisahkan burung flamingo

Burung-burung ini akan bergaul untuk bersolek dalam suatu kelompok, dan perilaku ini terlihat dalam hubungan sesama jenis, dengan banyak anggota yang menunjukkan keinginan untuk bersama, bukan semata-mata didasarkan pada peluang kawin. Sosialisasi bersifat musiman karena jumlah interaksi yang lebih tinggi terjadi pada musim kawin, musim semi, dan musim panas dibandingkan dengan waktu lain dalam setahun,”

KLIK INI:  Kepik Emas, Serangga Ekstotis yang Mulai Langka

“Ketika memindahkan burung dari satu kebun binatang ke yang lain, kita harus berhati-hati untuk tidak memisahkan flamingo yang terikat erat satu sama lain,” pungkas Rose

Usia flamingo terbilang tidak terlalu panjang, yakni rata-rata hidup 40 tahun di alam liar. Namun, jika ditangkarkan ia bisa bertahan hidup dua puluh tahun lebih lama, yakni 60 tahun

Untuk di WWT Slimbridge Wetland Centre, para peneliti menemukan satu lagi fakta, bahwa burung flamingo telah ada di sana sejak tahun 1960-an.

Warna flamingo ditentukan oleh jumlah makanan, semakin makan banyak maka warnanya semakin cerah dan menarik sehingga mudah dalam menarik pasangannya. Sedangkan flamingo pucat atau putih umumnya tidak sehat dan malagizi.

Flamingo yang ditangkarkan umumnya memiliki warna merah muda pucat karena asupan beta karoten yang didapatkan tidak sebanyak yang didapatkan kerabat mereka di alam liar. Hal inilah yang mengubah perilaku pengurus kebun binatang untuk memberi makan udang kepada flamingo seperti di alam liar.

KLIK INI:  Aku, Pohon Dao, dan Cerita Saat Bersantai di Hutan Kota Unhas