Simak Tips dari Psikologi Atasi Kecemasan di Masa “Social Distancing”

oleh -133 kali dilihat
Simak Tips dari Psikologi Atasi Kecemasan di Masa Social Distancing
Tips dari psikologi atasi kecemasan di masa social distancing
Irhyl R Makkatutu

Klikhijau.com – “Selalu ada hal yang dapat dinikmati dari kondisi yang berbeda.”

Saya mencoba menggaris bawahi kata “kondisi yang berbeda.” Apalagi sekarang ini, kebiasaan kita sehari-hari menjadi terbalik.

Adanya social distancing atau jaga jarak sosial yang diterapkan oleh pemerintah membuat aktivitas keseharian kita berubah arah.

Kita dianjurkan lebih banyak berdiam diri di rumah. Tentu hal yang tidak mudah bagi yang terbiasa beraktivitas di luar rumah. Hal ini dikhawatirkan akan menimbulkan rasa stres, khawatir, bahkan rasa takut.

Namun, apa yang diungkapkan Veronica Adesla, psikologi dari Personal Growth, bahwa selalu ada hal yang dapat dinikmati dari kondisi yang berbeda patut direnungkan. Ada hal-hal positif yang bisa diambil dari social distancing.

KLIK INI:  Pemda dapat Berkontribusi Besar dalam Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim

Social distancing dapat membuat kita lebih aware (sadar peka peduli) dengan hal-hal penting berharga bermakna yang seringkali luput dari perhatian kita ketika kita dalam kondisi sibuk di rutinitas keseharian,” kata Vero, seperti yang dimuat media daring Suara berapa waktu lalu.

Veronica menuturkan bahwa tinggal di rumah bisa menghadirkan hal-hal positif dan kreatif, misalnya menata rumah, menyadari keindahan rumah, dan yang paling penting bisa mengenal anak-anak atau anggota keluarga lebih dalam.

Berita lahirkan cemas

Psikolog Alexandra Gabriella A menuturkan, membuang waktu untuk memantau berita virus corona akan melahirkan rasa cemas

“Diri sendiri perlu waktu luang agar tidak banyak terpapar terhadap pemberitaan yang kini sedang beredar. Bukalah hiburan lain mulai dari mendengarkan podcast, belajar memasak atau menonton video-video komedi. Dengan mencari alternatif kegiatan yang menyenangkan untuk dikerjakan, maka pikiran kita tidak akan terobsesi hanya pada pemberitaan mengenai penyebaran Covid-19,” kata Alexandra seperti yang dimuat di Popmama

Ia menyarankan agar jika membaca berita harus tuntas, sebab terkadang sebuah berita dibuat dengan judul semenarik mungkin untuk menggaet pembaca. Selain itu, ia juga menerangkan untuk mengikuti portal berita yang terpercaya.

“Ada baiknya setiap kali membaca berita yang meningkatkan kecemasan, maka kita hanya perlu mengingatkan diri bahwa sudah melakukan proteksi yang terbaik. Lalu berpikirlah positif kalau semua yang telah dilakukan akan membuatmu tetap merasa aman dan sehat,” tutup Alexandra.

Sementara itu, Liza Marielly Djaprie, psikolog klinis Sanatorium Dharmawangsa mengatakan tips terbaik adalah untuk menjalani dan mematuhi peraturan apa yang ada sekarang.

KLIK INI:  Cerita dari Festival Rimba, Perkenalkan Potensi Ekowisata dan Budaya Sungai Utik

“Makin dilawan-lawan, makin kesal aja gitu rasanya. Jadi jalanin aja, kita harus belajar untuk lebih fleksibel,” kata Liza seperti yang dimuat Suara.

Liza meyakini, tidak semua orang menginginkan kondisi sekarang ini, namun demi kepentingan bernegara, jadi mau tidak mau kita harus bekerja sama.

Persoalan yang berat

Dosen Psikologi Universitas Hasanuddin (Unhas), Andi Juwita Amal mengungkapkan, ada persoalan berat saat pembatasan sosial berlaku. Sebab banyak orang akan mengubah gaya hidupnya tanpa persiapan.

Memang terdengar “mengerikan”, tapi Andi Juwita yang juga merupakan Sekretaris Pengurus Himpunan Psikologi Seluruh Indonesia (HIMPSI) Wilayah Sulawesi Selatan ini ada cara untuk menghadapi permasalahan ini seperti yang dimuat terkini.id

  •  Social distancing bukan berarti emotional distancing. Gunakan teknologi untuk bergaul. Sebaiknya, kurangi membahas situasi saat ini.
  •  Buat rutinititas baru, mulai menyusun jadwal harian untuk seminggu, atau selama waktu pembatasan sosial. Harap diingat bahwa ini bukan liburan, sehingga sedapat mungkin produktivitas dan pekerjaan dapat tetap berjalan.
  •  Lakukan aktivitas fisik yang menyegarkan tubuh, pikiran dan perasaan, sesuai dengan minat dan kesenangan (olah raga, memasak, mengurus taman, menata rumah, dan lain-lain).
  •  Perluas wawasan, tigkatkan kemampuan kognitif, bilsa dilakukan dengan baca buku, namun batasi penggunaan internet. Hal ini juga bermanfaatkan untuk mengalihkan fokus pada situasi krisis.
  •  Family time, adalah pilihan bagi yang tinggal bersama berkeluarga. Saat ini, semua anggota keluarga berada di rumah, ini momen yang jarang terjadi. Manfaatkan untuk lebih banyak saling terhubung secara emosional.
  • Lakukan me time, merupakan pilihan untuk yang tinggal sendiri. Manfaatkan waktu untuk mengurus diri, memanjakan diri, dan menyenangkan diri sendiri. Namun tetap diingat bahwa me time ini bukan isolasi diri.
  •  Beribadah dan mendekatkan diri pada sang pencipta.
  •  Lakukaan relaksasi. Bisa dengan melakukan yoga, atau mendengarkan musik, sesuai preferensi masing-masing.
  •  Lakukan hal menyenangkan yang masih dapat dilakukan, misalnya hobby.
  •  Batasi berita, baik dari televisi maupun internet. Hal ini penting untuk mencegah kekhawatiran berlebihan.
  •   Rajin mandi, hal ini dapat meningkatkan perasaan bersih, membuat diri lebih segar.

Selamat mencoba, semoga kita semua baik-baik saja!