Bangun Peradaban Ekologis, China Kurangi Pemakaian Batu Bara, Indonesia Kapan?

oleh -387 kali dilihat
Tambang batu bara/foto-Warta Ekonomi
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com –  Jika kamu pernah menonton film Sexy Killers, kamu akan temukan betapa “ngerinya” pertambangan batu bara. Dampaknya kepada lingkungan dan kesehatan sungguh meresahkan.

Namun, pemerintah dan pengusaha Indonesia merasa baik-baik saja menggunakan batubara sebagai bahan baku pembangkit listrik.

Alasan penggunaan batu bara sederhana saja, lebih murah. Murah karena para pengusaha tambang batu bara dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) barangkali tidak menghitung biaya kesehatan dan kerusakan lingkungan.

Padahal lingkungan dan kesehatan seharusnya menjadi prioritas pada setiap perusahaan. Jika tidak demikian, ke depannya Indonesia akan menjadi negara yang memiliki kerusakan lingkungan yang para dan kesehatan yang mengkhawatirkan—mengalahkan China.

KLIK INI:  Progresif, Timor Leste Akan Jadi Negara Pertama yang Merdeka dari Sampah Plastik

Jika selama ini China dikenal sebagai menghasilkan lebih banyak emisi karbon daripada negara-negara lain di dunia, karena besar akibat penggunaan batubara sebagai energi.

Namun, China mulai menyadari polusi kian menjadi ancaman utama bagi kesehatan, maka pemerintah China memperkenalkan beberapa langkah perbaikan lingkungan. Indonesia kapan??

Presiden China, Xi Jinping seperti yang diberitikan Voaindonesia.com mengemukakan masyarakat China menginginkan langit lebih biru, gunung yang menghijau, dan air lebih jernih.

Hal itu terungkap dalam pidatonya hari Minggu, April 28 2019 lalu pada upacara pembukaan Expo Hortikultura Internasional Beijing 2019, Presiden Xi menyampaikan negaranya telah memulai pembangunan “peradaban ekologis.”

Pameran Hortikultura Internasional 2019 diadakan di lokasi seluas 500 hektar di kaki Tembok Besar Distrik Yanqing di Beijing dan berlangsung hingga 7 Oktober 2019. Lebih dari 16 juta pengunjung diharapkan menghadiri 2.500 kegiatan dan pameran oleh 80 lebih negara dan 24 organisasi internasional.

Wu Jun, perancang efek suara asal China melakukan pertunjukan pembuka dengan menyoroti keindahan alam dari seluruh dunia.

KLIK INI:  Gerakan Kultural Ekologi Politik Kaum Muda Nahdliyin

“Kami mengambil beberapa suara asli dari alam seperti burung, serangga, air, dan sebagainya untuk karya musik kami yang bertemakan hortikultura. Kami menggabungkan beberapa karya klasik dari dalam dan luar negeri dengan musik kami sendiri. Sehingga orang-orang dapat merasakan keindahan dan kepedulian terhadap hortikultura,” jelasnya.

Presiden Xi mempromosikan gagasan untuk menjadikan kesadaran lingkungan sebagai arus utama budaya masyarakat China. Pemimpin China itu mengemukakan masyarakat dan ekonomi dapat memperoleh manfaat dari pengembangan ekologi.

Vicente Loscertales, Sekretaris Jenderal Bureau International des Expositions yang berbasis di Paris, mengemukakan banyak hal yang masih harus dilakukan, tetapi ia memuji upaya nyata pemerintah China termasuk reboisasi dan pengurangan konsumsi batubara.

“Saya telah melakukan pekerjaan terkait China selama 30 tahun. Saya menyaksikan keberhasilan yang dicapai dalam tahun-tahun itu dan penyelenggaraan pameran ini baik bagi kota dan juga juga pola pikir masyarakat,” kata Vicente Loscertales.

Vicente Loscertales juga mengapresiasi kerja sama aktif masyarakat China dalam program ekologi baik sektor di publik maupun swasta.

Lalu Indonesia kapan mulai membangu peradaban ekologis??

KLIK INI:  Sexy Killers, Sengkarut Eksploitasi Batu Bara dan Lingkaran Setan Oligarki