Bagaimana Interaksi Manusia dengan Lingkungan?

oleh -1,732 kali dilihat
Bagaimana Interaksi Manusia dengan Lingkungan?
Ilustrasi /foto-Quipper

Klikhijau.com – Secara alamiah, manusia memang membangun interaksi dengan erat dengan lingkungan. Manusia dan lingkungan adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan. Manusia membutuhkan alam dan lingkungan.

Contoh paling sederhana adalah manusia bernafas dengan udara setiap detiknya. Begitu pula dengan makanan dan minuman yang juga diperoleh dari lingkungan sekitar.

Walau begitu, manusia dapat semakin erat atau kurang erat hubungannya dengan lingkungan, selalu tergantung pada taraf budaya dan pengetahuannya. Di sinilah pentingnya, literasi mengenai lingkungan.

Bagi manusia, lingkungan adalah sesuatu yang ada di sekitarnya, baik berupa benda hidup, benda mati, benda nyata ataupun abstrak, juga manusia. Termasuk suasana yang terbentuk karena terjadinya interaksi di antara elemen-elemen alam tersebut.

Lingkungan itu sangat luas, oleh karenanya seringkali dikelompokkan untuk mempermudah pemahaman tentangnya. Berikut klasifikasi lingkungan yang menarik diketahui:

KLIK INI:  Pengurusan Izin Legalitas Kayu Secara Online Masih Dihantui Kendala Teknis
Klasifikasi lingkungan

Lingkungan dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara sebagai berikut:

  1. Lingkungan yang hidup (biotis) dan lingkungan tidak hidup (abiotis).
  2. Lingkungan alamiah, dan lingkungan buatan (manusia).
  3. Lingkungan prenatal dan lingkungan postnatal.
  4. Lingkungan biofisis dan lingkungan psikososial.
  5. Lingkungan air (hydrosfir), lingkungan udara (atmosfir), lingkungan tanah (litosfir), lingkungan biologis (biosfir) dan lingkungan sosial (sosiosfir).
  6. Kombinasi dari klasifikasi-klasifikasi tersebut.

Pada prinsipnya lingkungan tidaklah mengenal batas. Air, tanah, udara, sosial dan lainnya tidak dapat dipisah-pisahkan, karena tidak mempunyai batas yang nyata dan merupakan suatu kesatuan ekosistem.

Sebagai contoh, air tidak dapat dipisahkan dengan nyata dari udara, karena di dalam udara terdapat uap-uap ataupun bintik-bintik air. Begitu juga sebaliknya, terdapat gas-gas yang terlarut dalam air.

Pada fakta yang lain, udara juga terdapat dalam tanah. Karenanya, jika udara mengandung banyak sulfur dioxida, maka bila hujan turun, maka air hujan akan bersifat asam, dan air permukaan menjadi asam pula.

KLIK INI:  Peran KPH dan Masyarakat dalam Pengelolaan Hutan
Bagaimana dengan benda hidup dan benda mati?

Faktanya, benda hidup tak dapat dipisahkan pula dengan benda mati. Sebagai contoh, kita tidak mungkin mempelajari tumbuhan tanpa mempelajari benda-benda mati seperti tanah, zat-zat hara yang diperlukan untuk kehidupan tumbuhan dan seterusnya.

Demikian pula dengan manusia dan hewan yang tergantung pada berbagai benda tidak hidup untuk kelangsungan hidupnya, seperti air, udara, tanah, di samping benda hidup seperti sayuran dan lainnya. Atas hal inilah sehingga dikatakan bahwa lingkungan tidak mengenal batasan (bounderies).

Pengetahuan  mengenai relasi antar jenis lingkungan ini sangat fundamental agar kita dapat secara tanggap menyelesaikan permasalahan lingkungan secara terpadu dan tuntas.

KLIK INI:  Mengejutkan, Ini Manfaat Puasa yang Tidak Terduga Berdasarkan Temuan Studi

Sebagai contoh, apabila terdapat masalah sampah di kota, kita tidak mungkin menyelesaikannya dengan cara membuangnya ke sebuah tempat kosong atau di tempat yang jauh dari pemukiman.

Hal itu karena tindakan semacam ini hanyalah memindahkan masalah lingkungan dari satu tempat ke tempat lainnya. Buktinya, di tempat kita membuang sampah tersebut akan menimbulkan masalah baru, semisal masalah pencemaran lingkungan, bau dan kebersihan lingkungan di satu tempat.

Tindakan seperti ini jelas, sebuah pertanda bahwa kita tidak mengerti akan adanya hubungan antara sampah, air, udara, benda mati dan lainnya. Sebagai dampaknya, masyarakat akan mengalami kerugian baik dalam hal kesehatan hingga penurunan kualitas lingkungan hidup.

Atas dasar ini pula, dapat dipahami bahwa permasalahan lingkungan perlu dirumuskan secara luas dengan berorientasi pada penyelesaian secara permanen dengan solusi yang tidak merugikan lingkungan dan manusia itu sendiri.

KLIK INI:  Selama Pandemi, Industri Kayu di Sulsel Anjlok, Pembalakan Meningkat!
Menjaga lingkungan

Menjaga dan melestarikan lingkungan merupakan kewajiban setiap manusia. Bahkan, hampir semua agama di dunia mengajarkan tentang pentingnya menjaga lingkungan sebagai bagian dari ibadah dan pengabdian.

Termasuk di dalamnya mengenai peringatan akan kerusakan yang terjadi di bumi, hampir semua agama menegaskan bahwa kerusakan di bumi disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri.

Melestarikan lingkungan juga suatu bentuk kecintaan dan tanda syukur, karena telah menyediakan seluruh kebutuhan kita mulai dari pangan, papan, obat-obatan, hingga oksigen untuk hidup.

Komitmen cinta lingkungan harus dibangun sejak dini, dimulai dari diri sendiri dari hal-hal kecil namun berdampak besar dan dilakukan secara konsisten.

Lingkungan yang terjaga adalah warisan terbaik bagi generasi mendatang. Anak cucu kita berhak untuk akses pangan sehat, udara bersih, sumber air yang memadai dan hutan yang tetap lestari. Ini bisa terwujud bila manusia berhasil menjaga lingkungan. Pendeknya, apa yang kita jaga hari ini akan dirasakan atau diwariskan pada masa depan.

Begitulah interaksi antara manusia dengan lingkungan. Salam lestari!

KLIK INI:  Lagi, Limbah Medis Terbuang Sembarangan di Wilayah Camba Maros