Bagaimana Bisa Aliran Air dari Pegunungan Tak Sebersih yang Diharapkan?

oleh -765 kali dilihat
7 Manfaat Utama Sungai bagi Kehidupan sebagai Alasan Menjaganya
Sungai - Foto/Ist

Klikhijau.com – Aliran air dari pegunungan selama ini diklaim sebagai air yang sangat bersih. Namun, sebuah studi yang dipimpin oleh University of Georgia belum lama ini mengungkapkan hal mengejutkan.

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal BioScience menemukan jika mata air pegunungan bisa saja tidak sebersih yang diperkirakan.

Para peneliti menggunakan data dari Pegunungan Appalachian Selatan. Data tersebut  telah dikumpulkan selama 40 tahun.

Mereka (para ilmuwan) menemukan bahwa kualitas air di sungai-sungai elevasi tinggi telah dipengaruhi secara negatif oleh sedimen.

KLIK INI:  Ketika Hutan Digunduli, Inilah yang Terjadi pada Alam dan Manusia

Namun, “keraguan” akan tingkat kebersihan aliran air dari pegunungan itu, tidak terlepas dari campur tangan manusia.

Sedimen yang dianggap sebagai penyebab kekurangbersihan air dari gunung disebabkan oleh penggundulan hutan , konstruksi, dan limpasan lahan pertanian.

Rhett Jackson dari Sekolah Kehutanan dan Sumber Daya Alam Warnell University of Georgia menyatakan bahwa pihaknya memiliki akses ke studi dari tahun 1976 hingga tahun lalu yang mencakup studi aliran dan terestrial.

“Beberapa sungai di Kabupaten Macon memiliki konsentrasi sedimen yang sangat tinggi, empat kali lebih besar daripada yang ditemukan di sungai berhutan,” ungkap Jackson yang juga merupakan penulis utama studi tersebut.

KLIK INI:  Tanaman Sekarat di Musim Penghujan? Simak Cara Mengatasinya!
Bahkan hewan sulit mencari makanan

Ketika sungai membawa sedimen dalam jumlah besar, lebih sulit bagi hewan untuk menemukan makanan di dalam air.

Hal tersebut juga mempengaruhi pertumbuhan ikan dan ketahanan terhadap penyakit. Selain itu, jika sedimen mengalir ke hilir dan mencapai pasokan air publik, kota-kota perlu menginvestasikan lebih banyak uang untuk menyaring air.

Menurut Profesor Jackson, masalah kualitas air Appalachian dimulai lebih dari satu abad yang lalu, dengan kedatangan pemukim Eropa.

“Lanskap yang Anda lihat sekarang tidak seperti tahun 1900 – para pemukim awal mencatat semuanya,” jelasnya.

KLIK INI:  Post 2020 GBF dan Arti Pentingnya bagi Indonesia

Sementara selama beberapa generasi, penduduk asli Indian Cherokee membiarkan hutan di lereng bukit tidak tersentuh, para pemukim menebang hutan dan mencoba bertani di perbukitan, menyebabkan erosi tanah dan pergerakan sedimen ke sungai.

Belum lama ini, membangun rumah di pegunungan dan jalan tak beraspal untuk mencapainya, telah menciptakan lebih banyak gangguan tanah.

“Selokan pinggir jalan dan jalan yang tidak beraspal menghasilkan banyak sedimen, dan produksi sedimennya meningkat seiring dengan semakin curamnya jalan dan semakin banyak penggunaan jalan berkerikil,” terang Jackson.

KLIK INI:  Alam, Terapi Terbaik Mengurangi Perasaan Kesepian

Tidak hanya itu, praktik pertanian juga berdampak negatif terhadap kualitas air sungai. Karena petani menggunakan pupuk dalam jumlah yang semakin besar, sebagian besar air sungai mengandung nutrisi dengan konsentrasi tinggi, seperti nitrat.

“Karena air di sungai berasal dari seluruh lanskap, semua yang kita lihat di daratan memiliki beberapa efek pada sungai. Tapi sungai itu tangguh, dan selama kita sedikit mengubah tindakan kita dengan cerdas, kita bisa bertani dan tinggal di dekat sungai sambil melindungi kualitas airnya. Mempertahankan kualitas lanskap kami membutuhkan sedikit pemikiran dan kerja keras dari pihak kami,” tutup Jackson.

KLIK INI:  No Mow May, Gerakan Tidak Memotong Rumput di Bulan Mei

Sumber: Earth