Atasi Sampah Plastik Sungai, Pemerintah Kembangkan Teknologi dari Belanda

oleh -233 kali dilihat
Atasi Sampah Plastik di Sungai, Pemerintah Kembangkan Teknologi dari Belanda
Peresmian Teknologi River Clean up System (RCS)/Foto-PPID KLHK

Klikhijau.com – Indonesia masih menjadi salah satu penyumbang sampah plastik terbesar di dunia dengan 8 juta ton sampah plastik yang masuk kelautan berasal dari Indonesia. Dari data-data diketahui lebih dari 200 ribu Ton sampah plastik yang masuk ke lautan berasal dari sungai-sungai di seluruh Indonesia.

Pemerintah RI bekerjasama dengan Kerajaan Belanda untuk membersihkan sungai-sungai di Indonesia dari sampah menggunakan Teknologi River Clean up System (RCS), khususnya sampah plastik akan segera diaplikasikan. Sebagai langkah awal, pada Senin 13 Mei 2019 dilakukan peresmian alat RCS tersebut di Cengkareng Drain, Kelurahan Kapuk Muara, Jakarta Utara.

Penggunaan alat RCS ini pada tahap awal akan digunakan untuk membersihkan 14 sungai yang ada di DKI Jakarta. Tergetnya akhir tahun ini sudah bisa segera diterapkan di wilayah-wilayah yang mengalami pencemaran sampah plastik berat seperti DKI Jakarta dan Bali.

“Tadi saya sudah koordinasi dengan Menteri LHK bahwa ada 14 sungai di Jakarta, kita mau nanti ditiap sungai dipasang alat RCS ini, nanti di teluknya dengan Deputi Gubernur DKI Jakarta, kita mungkin deploy juga beberapa dan itu akan sangat membantu membersihkan sampah plastik ke laut,” ujar Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman seusai melakukan peresmian.

KLIK INI:  Ini Bukti Surabaya Layak Jadi Rujukan Pengelolaan Sampah

Menteri LHK, Siti Nurbaya menambahkan jika alat RCS ini merupakan teknologi dari Belanda oleh karenanya langkah awal yang penting adalah KLHK akan koordinasi dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk diadopsi teknologi dan diproduksi ulang secara masal di Indonesia.

“Yang penting diriset dulu, inikan alatnya dari Belanda belum buatan kita, nanti BPPT akan teliti,” tambah Menteri Siti.

Selain membersihkan sampah plastik dari sungai, Pemerintah juga memikirkan konsep pengolahan sampah yang telah terkumpul. Dengan pendekatan circular economy diharapkan upaya pembersihan sampah plastik dapat memilki multiplier efect lebih besar bagi perekonomian masyarakat.

“Tinggal setelah sampah diambil, mengumpulkannya itu harus dibuat mekanisme yang bagus kemudian nanti dibawa ke tempat pemilahan sampah dan itu circular ekonomi akan coba kita hidupkan, saya lihat tadi jenis sampahnya masih bisa diolah untuk circular ekonomi,” jelas Menko Maritim Luhut.

KLIK INI:  Leonardo DiCaprio Soroti Persoalan Sampah di Indonesia, Ada Apa Yah?

Biaya pembuatan alat RCS ini perunitnya seharga 200-300 ribu Euro atau sekitarnya 5 milyar Rupiah. Kapasitas pembersihan sampah dari alat ini mencapai 10 ton pershift. Jika satu hari dibagi menjadi 3 shift, maka dalam sehari dapat membersihkan sampah sebanyak 30 ton untuk setiap unitnya.

Kerjasama pembuatan alat pembersih sampah plastik di sungai ini merupakan wujud Memorandum of Understanding (MoU) antara KLHK dengan Kerajaan Belanda yang telah ditandatangani pada tahun 2016 yang lalu. Dengan hadirnya alat RCS ini diharapkan target Pemerintah untuk bisa mengurangi 70% sampah plastik di lautan pada tahun 2025 dapat semakin mudah dicapai.

Kerjasama Pemerintah RI dengan Kerajaan Belanda ini akan berlangsung 12 bulan dari Maret 2019 sampai Maret 2020. Dengan kerjasama ini diharapkan akan didapatkan lebih banyak data-data untuk menentukan strategi terkait pengurangan sampah plastik di lautan Indonesia.

KLIK INI:  Tragedi Sampah Plastik Selundupan dari Negeri Kanguru