Amanda, Perempuan Penemu Layar Perangkat Elektronik Berkelanjutan

oleh -433 kali dilihat
Amanda, Perempuan Penemu Layar Perangkat Elektronik Berkelanjutan
Athanasia Amanda Septevani/Foto-Kumparan
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Amanda, begitu Athanasia Amanda Septevani biasa disapa. Perempuan yang kelahiran tahun 1984 itu menjalani hari-harinya sebagai  peneliti. Ia meneliti bidang polimer, nanokomposit, dan nanateknologi di Pusat Penelitian Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Sebelum jadi peneliti, ia sempat bekerja di sebuah perusahaan sektor industri di Singapura sebagai supervisor produksi.

Amanda menyelesaikan pendidikan master dan doktoralnya dalam bidang sains material di The University of Queensland, Australia

Sebagai peneliti teknologi nano, ia memanfaatkan tandan kelapa sawit, limbah tongkol jagung, rumput liar, juga limbah cairan tahu untuk bahan pembuat layar perangkat elektronik ramah lingkungan dan harganya jauh lebih murah dengan menggunakan metode nanoteknologi.

KLIK INI:  Menyandarkan Harapan pada Tanaman Herbal Asli Indonesia Atasi Covid-19

Amanda melakukan penelitian berupa pengisolasian selulosa untuk diproses secara kimia menjadi nanoselulosa. Nanoselulosa diproses lebih lanjut menjadi lembaran tipis transparan atau biasa disebut nanopaper.

Pada tahun 2018, Amanda memperoleh penghargaan L’Oreal UNESCO Women in Science 2018 atas penelitiannya terkait nanopaper berbasis biomassa serat nanoselulosa alami sebagai layar perangkat elektronik masa depan.

Lebih suka meneliti

Amanda memang telah memiliki banyak pengalaman dalam riset dan menulis jurnal ilmiah, misalnya, riset di Oregon State University, Amerika Serikat, mengenai “Atomic Layer Disposition of Cellulose Nanocrystals Aerogel”.

Selain itu, Amanda juga pernah melakukan penelitian di Australian Institute for Bioengineering and Nanotechnology – The University of Queensland, mengenai “Sustainable Rigid Polyurethane Foam Incorporating Natural Oil Polyol and Nanocellulose”

Nanopaper inilah yang dapat dimanfaatkan sebagai layar berbagai perangkat elektronik. Baik jenis layar liquid-crystal display (lcd) maupun light-emitting diode (LED) yang berkelanjutan.

Amanda lebih suka meneliti dibanding berakting di depan kamera. Ia mengakui hal itu ketika salah satu program Kumparan, yakni kumparanWOMAN melakukan wawancara dan syuting video .

KLIK INI:  Lebih Dekat dengan Monyet Surili, Maskot PON Jabar 2016

“Saya lebih baik disuruh meneliti seharian penuh daripada harus syuting dan berbicara depan kamera seperti ini,” ungkapnya sambil tertawa.

Hasil penelitian Amanda berpotensi menjadi pendorong daya saing untuk meningkatkan nilai ekonomi dari kekayaan biomassa Indonesia. Jugaberpeluang mewujudkan kemandirian teknologi inovasi nasional.

“Penelitian saya bertujuan mengembangkan nanopaper yang berfungsi sebagai layar elektronik berbasis selulosa dari limbah biomassa,” jelasnya.

Katanya, saat ini layar pada perangkat elektronik merupakan komponen termahal yang masih didominasi oleh produk asing.

Apa yang ditemukan Amanda diharapkan dapat menjawab tantangan keterbatasan teknologi layar. Selama ini teknologi layar bahannya kaku, mudah retak saat terjatuh, dan berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui menjadi kuat, fleksibel dan keberlanjutan dalam mendukung teknologi layar masa depan yang lebih ramah lingkungan.

KLIK INI:  Melindungi Biodiversitas Laut dan Pesisir Indonesia Melalui Kolaborasi Riset