- Atasi Triple Planetary Krisis, KLHK Gelar Penanam Mangrove Serentak di 24 Titik - 24/04/2024
- Babak Baru Kasus Makelar Kayu Ilegal Asal Lutim, Berkas Dilimpahkan ke Kejari Tana Toraja - 24/04/2024
- Hari Bumi 2024: Ford Foundation Dukung BRWA Kelola Registrasi Wilayah Adat di Tapanuli Utara dan Lutra - 23/04/2024
Klikhijau.com – Makan daging, khususnya daging merah seperti daging sapi dan kambing. Diyakni dapat meningkatkan vitamin B-12, asupan protein, zin, dan zat besi.
Meski begitu, menurut penelitian terbaru dari Universitas Monash dan Universitas Teknologi Sydney (UTS). Banyak sisi gelap dari industri daging yang tidak terungkap.
Sisi gelap itu menyasar ke permasalahan lingkungan. Bukan hanya kurang baik pada lingkungan, tapi mengonsumsi daging secara berlebihan juga bisa memperburuk kesehatan.
Karenanya mengurangi mengonsumsi daging merupakan salah satu cara merawat bumi dan juga kesehatan. Berikut sembilan alasannya kenapa bisa demikian:
-
Pemicu perubahan iklim
Daging memiliki peran yang sangat besar terhadap perubahan iklim. Ia menjadi penghasil CO2 yang besar– setara dengan semua mengemudi dan menerbangkan setiap mobil, truk, dan pesawat di dunia.
Bisa dibayangkan dalam satu porsi daging sapi saja dapat menghasilkan 3,3kg CO2. Dan untuk menghasilkan daging sapi, maka hutan-hutan banyak yang digunduli.
Setidaknya menurut Zerowaste terdapat miliaran ton karbon dioksida dilepaskan ke atmosfer. Hal itu secara otomatis berperan mempercepat pemanasan global.
Pepohonan yang berhasil ditebang, biasanya akan dibiarkan saja membusuk atau dibakar, dan itu dapat pula menghasilkan emisi karbon, sehingga jadi pemicu perubahan iklim.
-
Jadi pemicu deforestasi secara global
Industri daging tidak bisa berjalan tanpa adanya lahan yang besar, baik untuk kandang, pabrik hingga untuk pakannya.
Pada penelitian UTS terungkap jika hutan, khususnya di Amerika Selatan telah jadi korbannya. Hutan-hutan itu sengaja ditebang dan dibakar setiap tahun.
Tujuan pembakaran sendiri untuk menggembalakan ternak. Selain sebagai tempat penggembalaan, juga untuk ditanami banyak tanaman yang akan menopang hidup ternak-ternak itu.
Hal serupa juga terjadi di Brasil, para petani negara lima kali juara piala dunia itu juga sengaja membakar hutan untuk peternakan. Hal serupa juga terjadi negara Inggris.
-
Lebih boros
Makan daging industri bukanlah cara bijak untuk berhemat. Peneliti UTS menemukan, satu hamburger harga sebenarnya adalah USD 200–itu jika dihitung biaya sosial dan lingkungan.
Harga daging pun setiap saat akan melambung. Sehingga jika setia mengonsumsinya akan menyebabkan kantong menjadi jebol.
-
Jadi pembunuh satwa liar
Hutan adalah habitat satwa liar. Karenanya, dengan “menghilangkan” hutan berarti telah merampas pula rumah satwa liar.
Tidak hanya merampas, tapi juga menghilangkan sumber makanan mereka, sehingga banyak satwa liar yang akan terbunuh.
Para peternak juga akan menggunakan pestisida beracun untuk menanam dan merawat makanan hewani.
Tidaklah mengherankan apa yang diungkapkan UTS bahwa industri daging berkontribusi terhadap kepunahan ribuan spesies.
-
Jumlah oksigen bumi berkurang
Untuk membuka lahan peternakan, seperti disinggung di atas, maka para peternak akan menebang atau membakar hutan alias pepohonan.
Padahal pohon memiliki peran penting sebagai penyuplai oksigen dan air. Pohon mampu mengubah CO2 atau gas karbon dioksida (CO2) menjadi CO2 atau oksigen bagi kehidupan makhluk hidup
-
Ketersediaan air berkurang
Peternakan menjadi salah satu sumber pencemaran air. Sehingga jumlah air bersih di bumi semakin berkurang.
Peternakan, khususnya sapi jadi pemicu zat pencemaran air yang berasal dari hormon, antibiotik, bahan kimia dari pengulitan hewan, pupuk, dan pestisida yang disemprot ke tanaman untuk menghasilkan pakan ternak.
Tercatat jika para peternakan sapi dalam menghasilkan 500 gram sapi, memerlukan 7000 liter air. Artinya peternakan sapi membutuhkan sangat banyak air.
Jika hal itu tidak segara di atasi, sangat mungkin bisa memicu terjadinya kekeringan.
-
Jadi penyebab degradasi tanah
Penurunan kapasitas tanah juga dikenal dengan degradasi tanah. Penyebabnya adalah aktivitas manusia.
Degradasi tanah secara umum memiliki arti penurunan kualitas tanah, yang artinya satu atau lebih fungsi tanah akan menghilang.
Setidaknya sekitar 20 persen kesuburan padang rumput menurun kesuburannya karena terlalu banyak hewan ternak (termasuk sapi). Selain itu, tanah tersebut semakin padat serta terkikis
-
Sumber berbagai penyakit
Makan daging, bukan hanya berpotensi merusak lingkungan, tapi juga merusak kesehatan. Ada beberapa penyakit yang bisa ditimbulkan dari mengonsumsi daging secara berlebihan, di antaranya penyakit jantung, kanker usus besar, diabetes, penyakit ginjal, asam urat, sembelit hingga penumpukan lemak.
Tawaran solusi
Oleh karena itu, mengonsumsi makanan nabati bisa jadi solusinya. Menurut penelitian UTS, jika setiap orang makan pola makan nabati. Itu akan membutuhkan 75 persen lebih sedikit lahan pertanian daripada yang digunakan sekarang ini.
Karena dibutuhkan lebih sedikit lahan untuk menanam makanan langsung bagi manusia, daripada memberi makan hewan, yang kemudian hewan tersebut dimakan manusia.
Dengan mengonsumsi sebagian besar makanan nabati, secara tidak langsung dapat dapat memberi lebih banyak orang makanan dengan semua kalori dan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh tanpa perlu merusak lingkungan, khususnya hutan.