9 Alasan Kenapa Mengurangi Makan Daging Baik bagi Bumi dan Kesehatan

oleh -585 kali dilihat
Atasi Perubahan Iklim, Kota Ini Melarang Konsumsi Daging di Hari Senin
Ilustrasi daging/foto-ist

Klikhijau.com –  Makan daging, khususnya daging merah seperti daging sapi dan kambing. Diyakni dapat meningkatkan vitamin B-12, asupan protein, zin, dan zat besi.

Meski begitu, menurut penelitian terbaru dari Universitas Monash dan Universitas Teknologi Sydney (UTS). Banyak sisi gelap dari industri daging yang tidak terungkap.

Sisi gelap itu menyasar ke permasalahan lingkungan. Bukan hanya kurang baik pada lingkungan, tapi mengonsumsi daging secara berlebihan juga bisa memperburuk kesehatan.

Karenanya mengurangi mengonsumsi daging merupakan salah satu cara merawat bumi dan juga kesehatan. Berikut  sembilan alasannya kenapa bisa demikian:

KLIK INI:  Ini Alasan Mengapa Para Pengusaha Wajib Mengedepankan Aspek Lingkungan?
  • Pemicu perubahan iklim

Daging memiliki peran yang sangat besar terhadap  perubahan iklim. Ia menjadi penghasil CO2 yang besar– setara dengan semua mengemudi dan menerbangkan setiap mobil, truk, dan pesawat di dunia.

Bisa dibayangkan dalam satu  porsi daging sapi saja dapat menghasilkan 3,3kg CO2. Dan untuk menghasilkan daging sapi, maka hutan-hutan banyak yang digunduli.

Setidaknya menurut  Zerowaste terdapat miliaran ton karbon dioksida dilepaskan ke atmosfer. Hal itu secara otomatis berperan mempercepat pemanasan global.

Pepohonan yang berhasil ditebang, biasanya akan dibiarkan saja membusuk atau dibakar, dan itu dapat pula menghasilkan emisi karbon, sehingga jadi pemicu perubahan iklim.

KLIK INI:  Kisah 5 Orangutan yang Kembali Berumah ke Hutan
  •  Jadi pemicu deforestasi secara global

Industri daging tidak bisa berjalan tanpa adanya lahan yang besar, baik untuk kandang, pabrik hingga untuk pakannya.

Pada penelitian UTS terungkap jika hutan, khususnya di Amerika Selatan telah jadi korbannya. Hutan-hutan itu sengaja ditebang dan dibakar setiap tahun.

Tujuan pembakaran sendiri untuk menggembalakan ternak. Selain sebagai tempat penggembalaan, juga  untuk ditanami banyak tanaman yang akan menopang hidup ternak-ternak itu.

Hal serupa juga terjadi di  Brasil, para petani negara lima kali juara piala dunia itu juga sengaja membakar hutan  untuk peternakan. Hal serupa juga terjadi negara Inggris.

KLIK INI:  3 Peristiwa Penting di Balik Lahirnya Hari Bumi 22 April
  • Lebih boros

Makan daging industri bukanlah cara bijak untuk berhemat. Peneliti UTS menemukan, satu hamburger harga sebenarnya adalah USD 200–itu jika  dihitung biaya sosial dan lingkungan.

Harga daging pun setiap saat akan melambung. Sehingga jika setia mengonsumsinya akan menyebabkan kantong menjadi jebol.

  • Jadi pembunuh satwa liar

Hutan adalah habitat satwa liar. Karenanya, dengan “menghilangkan” hutan berarti telah merampas pula rumah satwa liar.

Tidak hanya merampas, tapi juga menghilangkan sumber makanan mereka, sehingga banyak satwa liar yang akan terbunuh.

Para peternak juga akan menggunakan pestisida beracun untuk menanam  dan merawat makanan hewani.

Tidaklah mengherankan apa yang diungkapkan UTS bahwa industri daging berkontribusi terhadap  kepunahan ribuan spesies.

KLIK INI:  'Lonto Leok' Dialog Tiga Pilar Menuju Kelestarian Hutan Di Matim, NTT
  • Jumlah oksigen bumi berkurang

Untuk membuka lahan peternakan, seperti disinggung di atas, maka para peternak akan  menebang atau membakar hutan alias pepohonan.

Padahal pohon memiliki peran penting sebagai penyuplai oksigen dan air. Pohon mampu mengubah CO2 atau gas karbon dioksida (CO2) menjadi CO2 atau oksigen bagi kehidupan makhluk hidup

  • Ketersediaan air  berkurang

Peternakan menjadi salah satu sumber pencemaran air. Sehingga   jumlah air bersih di bumi semakin berkurang.

Peternakan, khususnya sapi jadi pemicu zat pencemaran air  yang berasal dari hormon, antibiotik, bahan kimia dari pengulitan hewan, pupuk, dan pestisida yang disemprot ke tanaman untuk menghasilkan pakan ternak.

Tercatat  jika para peternakan sapi dalam menghasilkan 500 gram sapi, memerlukan 7000 liter air. Artinya peternakan sapi membutuhkan sangat banyak air.

Jika hal itu tidak segara di atasi, sangat mungkin bisa memicu terjadinya kekeringan.

KLIK INI:  Atasi Perubahan Iklim, Kota Ini Melarang Konsumsi Daging di Hari Senin
  • Jadi penyebab degradasi tanah

Penurunan kapasitas tanah juga dikenal dengan degradasi tanah. Penyebabnya adalah aktivitas manusia.

Degradasi tanah secara umum memiliki arti penurunan kualitas tanah, yang artinya satu atau lebih fungsi tanah akan menghilang.

Setidaknya sekitar 20 persen kesuburan padang rumput menurun kesuburannya karena terlalu banyak hewan ternak (termasuk sapi). Selain itu, tanah tersebut semakin padat serta terkikis

  • Sumber berbagai penyakit

Makan daging, bukan hanya berpotensi merusak lingkungan, tapi juga merusak kesehatan. Ada beberapa penyakit yang bisa ditimbulkan dari mengonsumsi daging secara berlebihan, di antaranya penyakit jantung, kanker usus besar, diabetes, penyakit ginjal,  asam urat, sembelit  hingga penumpukan lemak.

KLIK INI:  Penyidikan PT DPL Perihal Limbah B3 Tanpa Izin Dinyatakan Lengkap P21
Tawaran solusi

Oleh karena itu, mengonsumsi makanan nabati bisa jadi solusinya. Menurut penelitian UTS, jika setiap orang makan pola makan nabati. Itu akan membutuhkan 75 persen lebih sedikit lahan pertanian daripada yang digunakan sekarang ini.

Karena dibutuhkan lebih sedikit lahan untuk menanam makanan langsung bagi manusia, daripada memberi makan hewan, yang kemudian hewan tersebut dimakan manusia.

Dengan mengonsumsi sebagian besar makanan nabati, secara tidak langsung dapat  dapat memberi lebih banyak orang makanan dengan semua kalori dan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh tanpa perlu merusak lingkungan, khususnya hutan.

KLIK INI:  Perdagangan Satwa Liar Dilindungi di Yogyakarta Berhasil Dibongkar