7 Opsi Penanganan Sampah Saset agar Tak Mencemari Lingkungan

oleh -800 kali dilihat
7 Opsi Penanganan Sampah Saset agar Tak Mencemari Lingkungan
Tas daur ulang sampah plastik karya Margini di Riau - Foto/Ist
Nurul Fayza Rahman

Klikhijau.com – Kemasan saset merupakan salah satu jenis sampah anorganik yang sulit terurai. Kemasan saset menjadi penyumbang limbah terbesar karena tingkat kebutuhan pemakaiannya juga sangat tinggi.

Juru kampanye Urban Greenpeace Indonesia, dilansir dari merdeka.com mengatakan terdapat 855 miliar kemasan saset yang terjual di pasar global.

Jumlah kemasan saset yang terjual juga diprediksi akan melambung naik pada tahun 2027 sekitar 1,3 trilliun ton.

Penggunaan kemasan saset oleh industri bertujuan untuk memberikan pilihan yang ekonomis bagi konsumen, namun di sisi lain tidak mempertimbangkan dampak sampahnya terhadap lingkungan.

Plastik yang digunakan pada kemasan saset umumnya terbuat dari plastik jenis multilayer. Plastik multilayer terdiri dari lapisan aluminium foil dan lapisan lainnya.

KLIK INI:  Kehidupan Bercinta Hewan Laut Terganggu oleh Sampah Plastik?

Plastik ini memiliki keunggulan dibanding plastik jenis lain karena lapisan aluminium foil pada saset dapat menjaga ketahanan isi produk dari pengaruh suhu ataupun bahan kimia.

Daur Ulang Kemasan Saset

Meskipun memiliki keunggulan dalam menjaga kualitas produk, pendauran sampah kemasan saset masih minim dilakukan. Hal ini karena kandungan pada kemasan saset sulit untuk diolah.

Menurut laporan Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) yang dilansir dari Liputan 6, hanya 9% sampah plastik di dunia yang berhasil didaur ulang sedangkan sebanyak 19% dibakar, 22% dibuang ke tempat pembuangan sampah yang tidak dikendalikan, dibakar di tempat terbuka dan atau bocor ke lingkungan. Adapun 50% sisanya berakhir di tempat pembuangan sampah.

Berdasarkan data tersebut, hanya sebagian kecil sampah plastik yang dapat didaur ulang sisanya berujung merusak lingkungan. Akan tetapi saat ini industri-industri masih tetap giat memproduksi menggunakan kemasan saset.

Beberapa produk yang seringkali menggunakan kemasan saset ialah keperluan home care, body care, makanan, minuman, dan kebutuhan pokok sehari-hari. Produk ini umumnya diproduksi oleh perusahaan yang bergerak di bidang Fast Moving Consumer Good (FMCG).

KLIK INI:  Ancaman Bahaya Bahan Kimia Beracun dalam Kemasan Makanan

Opsi Penanganan Sampah Kemasan Saset

Dari permasalahan tersebut maka diperlukan suatu inovasi untuk menekan laju produksi sampah plastik yang setiap tahun semakin meningkat.

Terdapat beberapa alternatif yang dapat dijadikan pilihan untuk recycle sampah kemasan saset di antaranya ialah sebagai berikut :

  1. Eco Brick

Eco Brick merupakan bata ramah lingkungan yang diolah dari botol PET berisi sampah plastik  bersih dan kering. Pengertian dari eco brick ini mengacu dari definisi kata eco yang berarti lingkungan, dan brick yaitu bata.

Eco brick pertama kali muncul dan digagas oleh Russel Maier dan istrinya, Ani Himawati.

Pemanfaatan eco brick dapat diaplikasikan dalam pembuatan berbagai furnitur, marbel, perabotan, serta dapat ditambahkan sebagai material pengganti untuk bahan bangunan.

Pembuatan eco brick dari kemasan saset cukup mudah. Proses pertama ialah dengan melakukan pemilahan sampah. Setelah sampah kemasan yang dipilah sudah terkumpul banyak sampah kemudian dibersihkan dan dikeringkan.

Kemasan saset yang sudah kering selanjutnya dicacah menjadi potongan kecil dan dimasukkan ke dalam kemasan botol plastik.

Sampah plastik yang diisi dalam botol harus benar-benar padat sehingga memenuhi volume dari botol. Berat bata eco brick akan terasa ringan namun jika ditumpuk memiliki ketahanan yang kuat untuk menopang.

KLIK INI:  7 Cara Menjalani Gaya Hidup yang Berfokus pada Lingkungan
  1. Komposit

Komposit merupakan bahan hasil rekayasa yang terdiri dari dua atau lebih komponen sehingga dapat digunakan dalam pembuatan indusri manufaktur. Komposit dapat terbuat dari serat alami ataupun serat buatan. Pada serat buatan dapan memanfaatkan limbah plastik yang diperoleh dari berbagai kemasan produk dan saset.

Pembuatan komposit berbahan dasar limbah plastik telah teruji efektivitasnya dalam penelitian yang dilakukan oleh Yani, dkk (2019).

  1. Batako

Batako menjadi salah satu material dalam pembuatan bangunan dan merupakan alternatif pengganti bata merah. Pada umumnya komposisi dari batako tersusun dari semen, pasir, dan juga air.

Namun, batako juga dapat dibuat dari komposisi limbah kemasan saset. Berbeda dengan eco brick, proses pembuatan batako ini memerlukan proses untuk melelehkan kemasan saset yang kemudian disubstitusi dengan beberapa komposisi penyusun utama.

KLIK INI:  7 Hal Tak Boleh Disentuh Saat Belanja di Supermarket Saat Pandemi

Mengacu pada konsep green manufacturing, pembuatan batako dari limbah kemasan saset merupakan salah satu pilihan inovasi yang tepat untuk mengurangi limbah.

Pembuatan batako dari campuran limbah kemasan saset ini telah teruji dalam penelitian yang dilakukan oleh Mustakim, dkk (2021). Dari penelitian tersebut, batako dari komposisi limbah plastik layak  digunakan untuk konstruksi bangunan karena memiliki kuat tekan sebesar 8,756366 (Mpa) dimana pada umumnya kuat tekan batako hanya mencapai kisaran 3-5 Mpa.

  1. Paving Block

Salah satu elemen yang digunakan untuk membuat jalanan ialah paving block atau bata beton. Paving Block merupakan jenis beton non struktural dan terbagi ke dalam beberapa jenis kategori sesuai fungsi.

Paving Block mutu A berfungsi untuk jalan, mutu B digunakan sebagai alat parkir, mutu C berfungsi untuk pejalan kaki dan mutu D berfungsi untuk penggunaan taman dan pengguna lain.

Komposisi paving block terdiri dari campuran semen, air dan agregat halus. Kemasan saset dapat dijadikan sebagai agregat halus yang akan disubstitusi dengan campuran semen. Sebelum dijadikan sebagai agregat halus, kemasan saset terlebih dahulu dicacah dan dilelehkan oleh mesin khusus agar dapat tercampur dengan baik.

KLIK INI:  LPPM ITB dan Econatural Latih Warga di Selayar Olah Sampah Plastik Jadi Produk Bernilai
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                    Penggunaan kemasan plastik sebagai campuran bahan paving blcok telah teruji ketahanannya pada beberapa penelitian, salah satunya ialah penelitian Arum,dkk (2012) yang berhasil membuktikan bahwa serat PET dapat meningkatkan kualitas paving block..

Hal yang sama juga dilakukan oleh Burhanddin dkk (2018) dimana dalam penelitiannya teruji penggunaan limbah plastik dapat dijadikan sebagai bahan paving block untuk penggunaan mutu D.

  1. Papan Polimer

Papan polimer atau papan komposit merupakan papan yang terbuat dari dua atau lebih komposisi yang disubstitusi. Diproduksi dalam jumlah besar dengan tujuan membuat material ketiga yang lebih bermanfaat.

Papan polimer seringkali dijadikan sebagai material utama dalam pembuatan marbel baik itu berupa lemari, meja, dan sebagainya.

KLIK INI:  Berbagai Ide Bermain Sambil Belajar Mengenal Alam pada Anak

Terdapat beberapa manfaaat dari penggunaan papan polimer yang dikemukakan dalam penelitian Salman (2018), yaitu dapat mengurangi biaya bahan baku, mengembangkan produk dengan mendaur ulang, dan mengurangi ketergantungan pada papan dari bahan baku kayu asli.

Kemasan saset dengan berbahan dasar plastik multilayer dapat dijadikan sebagai alternatif pengganti untuk pembuatan papan polimer. Hal ini teruji efektif dalam penelitian Riyandini (2021) yang menguji pengaruh komposisi plastik multilayer sebagai campuran material pada papan polimer.

  1. Biji Plastik

Biji Plastik merupakan bahan dasar dari pembuatan plastik baik untuk kemasan ataupun untuk fungsi lainnya. Biji plastik berbentuk butiran seperti kapsul dan terbuat dari bahan kimia, yaitu styrin monomer.

Akan tetapi biji plastik juga dapat diproduksi dari proses daur ulang limbah plastik, salah satunya ialah kemasan saset.

Pendauran ulang limbah plastik menjadi biji plastik bertujuan untuk menggunakan kembali sampah plastik menjadi produk plastik yang baru dan nantinya akan dibawa kepada produsen plastik untuk didaur ulang.

Hal ini sejalan dengan prinsip ekonomi sirkular dimana terjadi suatu siklus pendauran ulang yang dapat menghasilkan nilai ekonomi, sehingga siklusnya akan berputar pada produksi plastik, kemudian jadi sampah, lalu diolah kembali menjadi plastik baru.

KLIK INI:  Cara Sederhana agar Pemakaian Kulkas di Rumah Hemat Listrik
  1. Produk Home Made Eco Friendly

Opsi terakhir yang dapat dijadikan pertimbangan dalam mengelola limbah kemasan plastik ialah dengan membuat berbagai macam produk kerajinan tangan.

Terdapat banyak kemasan saset yang memiliki nilai estetika tersendiri sehingga jika diolah dengan kreativitas yang tinggi akan menghasilkan kembali berbagai macam produk yang bernilai.

Namun pengolahan kerajinan tangan merupakan salah satu cara untuk memperlambat masuknya limbah kemasan saset ke TPA (Tempat Pemrosesan Akhir).

Karena suatu produk memiliki ketahanan yang berbeda sehingga jika sudah tidak berfungsi akan kembali ke tempat pembuangan sampah lagi.

Referensi :

Burhanuddin, B., Basuki, B., & Darmanijati, M. R. S. (2018). Pemanfaatan Limbah Plastik Bekas Untuk Bahan Utama Pembuatan Paving Block. Jurnal Rekayasa Lingkungan, 18(1).

Mustakim, Dwi, I. H., & Yustina, S. (2021). Pemanfaatan Limbah Plastik Sebagai Bahan Campuran Batako Dalam Implementasi Green Manufacturing. JURNAL FLYWHEEL, 12(2), 43-55.

Riyandini, V. L., Fitrada, W., & Sawir, H. (2021). Pengaruh komposisi plastik multilayer dan plastik HDPE terhadap sifat fisik papan polimer. Jurnal Sains dan Teknologi: Jurnal Keilmuan dan Aplikasi Teknologi Industri, 21(2), 156-162.

Suroso, B., & Rajali, R. (2019). Mechanical Properties Komposit Limbah Plastik. Jurnal Rekayasa Material, Manufaktur dan Energi, 2(1), 74-83.

KLIK INI:  5 Strategi dan Rencana Aksi Indonesia dalam Pengurangan Sampah Plastik