Klikhijau.com – Aksi Pelajar Cinta Balantieng merupakan kelompok pelajar dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kabupaten Bulukumba. Ada tiga sekolah yang tergabung dalam kelompok ini, yakni SMPN 13 Bulukumba yang mewakali wilayah hulu, SMPN 40 Bulukumba yang mewakili wilayah tengah, dan SMPN 10 Bulukumba berada di wilayah hilir.
Sejak Agustus 2024 lalu, ketiga sekolah tersebut dengan didampingi Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) telah melakukan kegiatan Citizen Science atau penelitian berbasis masyarakat di Sungai Balantieng.
Kegiatan yang mereka lakukan berupa pengamatan kesehatan sungai melalui sampling biotilik, mikroplastik, dan uji kualitas air. Selain itu, para pelajar yang tergabung dalam kelompok Aksi Pelajar Cinta Balantieng juga mempelajari keanekaragaman hayati sungai, seperti jenis-jenis ikan, burung, dan tumbuhan di bantaran sungai, serta jenis-jenis rumput laut di hilir Balantieng.
Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa Sungai Balantieng menghadapi masalah pencemaran yang berasal dari limbah rumah tangga seperti sampah plastik, mikroplastik dan limbah pencuci pakaian.
Mereka menemukan adanya mikroplastik di air Sungai Balantieng mulai dari wilayah tengah di Desa Anrang dan Desa Batukaropa hingga hilir di Desa Manjaling dan Kelurahan Danuang Pantai Babana.
Sampah plastik menjadi permasalahan yang serius karena masyarakat Bulukumba masih menangani sampah dengan cara dibuang ke sungai atau dibakar. Hasil penelitian survei pengelolaan sampah oleh pelajar SMPN 10 Bulukumba menunjukkan 82% responden mengelola sampah dengan cara dibakar, 12% sampahnya di buang ke sungai, 9% sampah didaur ulang, dan 8% Sampah di kirim ke tempat pembuangan akhir.
Sampah plastik yang terbuang sembarangan atau masuk ke sungai akan terpecah menjadi mikroplastik. Mikroplastik adalah serpihan plastik berukuran <5mm yang dapat masuk ke dalam tubuh manusia dan menjadi beracun karena mengandung bahan-bahan kimia sintetis. Menurut penelitian, mikroplastik dapat menyebabkan gangguan hormon dan menurunkan kekebalan tubuh serta merusak sel-sel tubuh.
Jenis mikroplastik yang ditemukan di aliran Sungai Balantieng meliputi Filamen, Fiber, Fragmen, Foam, dan Granula yang sumbernya berasal dari sampah rumah tangga dan limbah cuci pakaian.
Selain itu, penelitian serangga air sebagai indikator kesehatan sungai yang dilakukan SMPN 13 Bulukumba juga menunjukkan bahwa Sungai Balantieng yang berada di wilayah hulu Desa Kahayya masih belum tercemar karena ditemukan 18 jenis serangga kategori sehat, dan tercemar sedang pada wilayah tengah (Desa Anrang, Batukaropa) dan hilir (Kelurahan Danuang).
Kualitas air menurun
Penurunan kualitas air yang disebabkan masuknya limbah rumah tangga dan aktivitas usaha di Sungai Balantieng ini dapat memicu penurunan jumlah keanekaragaman hayati di Sungai, seperti hasil penelitian para pelajar itu yang menunjukkan makin berkurangnya jenis serangga air dan ikan di wilayah tengah sampai ke hilir.
Hasil penelitian Aksi Pelajar Cinta Balantieng menunjukkan bagaimana Sungai Balantieng menjadi aset alam yang penting bagi kehidupan masyarakat Bulukumba, khususnya para generasi muda yang akan mewarisi dan menjaga Sungai Balantieng ini di masa depan.
Oleh karena itu, kami merasa prihatin dengan menurunnya kualitas air dan temuan Mikroplastik di Sungai Balantieng akibat aktivitas masyarakat yang membuang sampah sembarangan serta kurangnya perhatian pemerintah Kabupaten Bulukumba.
Hanya dengan 4 langkah
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Aksi Pelajar Cinta Balantieng mengusulkan beberapa langkah yang dapat diambil oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bulukumba untuk memulihkan Sungai Balantieng:
-
Pengelolaan Sampah
Untuk pengelolaan sampah, hal yang mesti dilakukan adalah enyediakan transportasi pengangkut sampah yang melayani masyarakat di semua sekolah dan desa di Bulukumba, agar sampah tidak lagi dibuang ke sungai atau dibakar.
Selanjutnya, mendorong Pemerintah Desa untuk menyediakan TPS 3R di setiap desa di Bulukumba sebagai sarana pengumpulan dan pemilahan sampah sementara, juga sebagai sarana pemilahan sampah di sumber.
Selain itu, perlu pula mendukung Dinas Lingkungan Hidup untuk menyediakan tempat sampah khusus residu (popok dan sachet) yang tidak bisa dikelola serta pengangkutan ke Tempat Pembuangan Akhir
Langkah lainnya adalah mendukung terwujudnya Program Bank Sampah Pemerintah Kabupaten Bulukumba di setiap Desa dan memasang papan himbauan ‘Jangan Membuang Sampah di Sungai’ pada setiap jembatan yang ada di Bulukumba, agar tidak ada lagi masyarakat yang membuang sampah dari jembatan.
-
Rehabilitasi Lingkungan
Perlu melakukan kegiatan penanaman pohon di sepanjang bantaran Sungai Balantieng untuk kelestarian habitat keanekaragaman hayati.
-
Edukasi Lingkungan
Mengedukasi masyarakat, termasuk sekolah-sekolah, tentang pentingnya menjaga sungai dan dampak buruk dari pencemaran plastik menjadi sangat penting
Langkah selanjutnya adalah mendukung adanya kantin sehat bebas plastik di setiap sekolah di Bulukumba, untuk tidak menjual makanan yang dibungkus plastik untuk mengurangi sampah plastik yang dihasilkan kantin sekolah.
Perlu pula mendorong Dinas Pendidikan untuk menjadikan Sungai Balantieng sebagai isu lokal dalam pembelajaran sekolah, khususnya bagi sekolah yang di lewati Sungai Balantieng.
-
Pengawasan dan Penegakan Aturan
Untuk pengawasan, maka perlu membuat Paraturan Daerah tentang Pengurangan Plastik Sekali pakai dan Larangan Pembuangan Sampah ke Sungai di Kabupaten Bulukumba, meningkatkan pengawasan terhadap masyarakat yang masih membuang sampah di sungai.
Selain itu, harus pula memberikan sanksi tegas kepada masyarakat yang membuang sampah di sungai, dan memfasilitasi terbentuknya komunitas peduli sungai yang bisa berpartisipasi dalam menjaga Sungai Balantieng.