Pulau Racun, Destinasi Bahari Terbaik di Ujung Minahasa Tenggara

oleh -348 kali dilihat
Pulau Racun, Destinasi Bahari Terbaik di Ujung Minahasa Tenggara
Pulau Racun difoto dari udara/Foto-weekdaystraveler-Wildan Indrawan

Klikhijau.com – Minahasa Tenggara, satu Kabupaten yang terletak di Provinsi Sulawesi Utara. Pemandangan alam di daerah yang dahulu dikenal sebagai tempat penambangan emas milik Newmont ini, begitu memanjakan mata.

Kabupaten ini menyimpan potensi wisata bahari yang sangat menakjubkan.

Pulau Racun, begitu orang menyebutnya. Dinamai Pulau Racun dikarenakan pulau ini menyuguhkan keindahan yang menjadi idaman bagi para penyelam.

Pulau Racun yang mempunyai luas sekitar 1,8 hektar ini cukup rimbun karena ditumbuhi pepohonan.

Di bagian tepi pulau langsung berbatasan dengan laut curam, tidak ada pantai sama sekali.

Sensasi yang menantang

Namun hal inilah yang menjadi sensasi menantang bagi para penyelam. Sekali turun dari tepian pulau langsung bisa menyelam ke kedalaman 20-25 meter dan pemandangan di bawah lautnya sungguh menakjubkan.

Pulau Racun masuk ke dalam wilayah Kecamatan Ratatotok, Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara.

KLIK INI:  Kepulauan Banda Neira, Pusatnya Keanekaragaman Hayati

Untuk mencapai Pulau Racun ini, kamu bisa berangkat dari Kota Manado dan dilanjutkan dengan kendaraan travel menuju Kecamatan Ratatotok, sekitar 3,5 jam perjalanan.

Dari Pantai Buyat, kamu akan menyeberangi perairan Teluk Buyat menuju Pulau Racun, sekitar 15 menit dengan speedboat dan 30 menit dengan perahu motor.

Tak hanya itu ada spot yang jarang ditemui ditempat lain. Karang berbentuk jembatan berada dalam kedalaman air.

Ikan-ikan kecil keluar masuk dari sela karang membuat pemandangan semakin mempesona.

Dilansir dari Tribun Manado, Ryano Tumbel salah satu penyelam mengatakan bahwa spot di Pulau Racun tersebut unik dan jarang ada di tempat lain.

“Saat bersama para suhu-suhu diving semuanya merasa tempat ini unik dan jarang ditemui di tempat lain,” ujarnya.

Menurutnya, underwater bridge menjadi satu potensi yang unik.

“Ditambah lagi soft coral di dalamnya yang masih alami. Plus jembatan yang asli dari karang, ini tak ada ditempat lain,” jelasnya.

Meski begitu ia mengaku ada kesulitan khusus saat harus melewati underwater bridge yang berarus.

Sebagai penyelam yang juga warga lokal ia berharap potensi alam itu dapat dipertahankan dan dijaga.

KLIK INI:  Napabale, Surga Danau Air Laut di Pulau Muna