Presiden Jokowi Pimpin Panen Raya Udang Vaname di Muara Gembong Bekasi

oleh -286 kali dilihat
Presiden Jokowi panen udang Vaname di Bekasi
Presiden Jokowi panen udang Vaname di Bekasi/foto-klhk
Irhyl R Makkatutu

Bekasi, Klikhijau.com – Presiden Joko Widodo melaksanakan panen raya udang Vaname di lokasi Izin Pemanfaatan Hutan Perhutanan Sosial (IPHPS) di Desa Pantai Bakti, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu, 30 Januari 2019 lalu. Udang Vaname yang dipanen Presiden Jokowi sebanyak 5 ton dengan perkiraan pendapatan per hektar mencapai Rp. 317.550.000.

“Biaya produksi udang Vaname untuk satu hektar kurang lebih sebesar Rp. 180 juta dan saat panen ini kita bisa mendapatkan Rp. 317 juta per hektar. Artinya ada margin keuntungan yang diperoleh masyarakat,” ungkap Presiden Joko Widodo.

Panen udang Vaname ini merupakan panen yang kedua setelah kegagalan panen yang pertama. “Pada November 2017 kita melakukan proses perbenihan pertama dan diprediksi dapat dipanen pada Februari 2018 namun ternyata gagal,” tambah Jokowi.

Kegagalan tersebut menurut Jokowi memberi pembelajaran, maka proses perbenihan siklus kedua pada pada tanggal 1 November 2018 lalu berhasil dipetik manfaatnya.

KLIK INI: Menteri LHK akan Kunjungan Kerja ke Makassar dan Gowa, Ini Jadwalnya
KLIK INI: KLHK Siapkan Strategi Pulihkan Ekosistem Gambut Bram Itam Jambi

“Hari ini kita melakukan panen raya dengan hasil 5 juta ton per hektar. Ini adalah contoh keberhasilan dari sebuah proses kegagalan dan pembelajaran,” tegasnya.

Presiden Joko Widodo menambahkan keberhasilan dari sebuah proses kegagalan mampu membentuk ketangguhan usaha dan kemandirian masyarakat. “Lebih baik gagal tapi kemudian kita belajar, bekerja keras, dan meraih keberhasilan. Saya lebih senang proses yang seperti ini dibanding sebuah usaha yang langsung berhasil. Orang yang belajar dari proses kegagalan, itu yang paling penting,” ungkapnya.

Menteri LHK, Siti Nurbaya yang turut mendampingi panen raya udang Vaname bersama Presiden Joko Widodo menyatakan “Proses pembelajaran ini penting untuk menjadikan masyarakat kita menjadi produktif. Poin penting bagi pemerintah adalah bagaimana sumber daya alam itu bisa diakses, didukung fasilitasi dan kesempatan berusaha, serta pengetahuan teknis untuk dapat mandiri. Proses ini cukup panjang,” ujarnya.

Menteri Siti menyampaikan bahwa hutan sosial adalah program prioritas pemerintah yang bertujuan untuk menjaga kelestarian hutan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan hutan, mengatasi kesenjangan, meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan mengurangi kemiskinan.

Usaha hutan sosial dapat dilakukan melalui berbagai pola seperti agroforestry (wana tani), silvofishery (wana mina), hingga agro husbandary (wana ternak). Menteri Siti mencontohkan, beberapa hutan sosial yang menerapkan pola silvofishery telah berhasil diterapkan di Muara Gembong, Kubu Raya, dan Langkat, serta sedang dikembangkan juga di Indramayu dan Tarakan.

“Semua itu telah dibuktikan keberhasilannya, yaitu mendatangkan kesejahteraan masyarakat secara ekonomi dan sosial, sekaligus melestarikan hutan dan lingkungan. Jika ini ditularkan di seluruh wilayah di Indonesia, pasti kita akan menjadi negara yang makmur. Tentu pemerintah akan terus memfasilitasi masyarakat,” ujar Menteri Siti.

Selain Menteri LHK, Siti Nurbaya, panen raya udang Vaname di Muara Gembong Bekasi juga turut dihadiri oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, Menteri BUMN, Rini Soemarno dan Menteri Sekretaris Negara, Pratikno. Turut hadir pula Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. (klhk)