Porang Jadi Komoditi Andalan Kelompok Tani Hutan Maros

oleh -2,394 kali dilihat
Porang Jadi Komoditi Andalan Kelompok Tani Hutan Maros
Umbi porang/foto-Ist
Irhyl R Makkatutu

Klikhijau.com – Porang atau tire kini jadi primadona baru bagi petani atau kelompok tani. Budidaya porang termasuk mudah, perawatannya tidak rewel. Pun tak harus menggantinya setiap saat. Sebab bisa tumbuh sendiri.

Porang adalah tanaman yang toleran dengan naungan hingga 60%. Porang dapat tumbuh pada jenis tanah apa saja di ketinggian 0 sampai 700 mdpl. Bahkan, sifat tanaman tersebut dapat memungkinkan dibudidayakan di lahan hutan di bawah naungan tegakan tanaman lain.

Awalnya porang hanyalah tanaman liar yang meresahkan, namun setelah umbinya bisa jadi rupiah. Porang menjadi komoditi yang mulai dibudidayakan dan menjanjikan secara ekonomi.

Porang adalah jenis tanaman umbi-umbian dari spesies Amorphophallus onchophyllus. Ia termasuk hasil hutan bukan kayu (HHBK).

KLIK INI:  Ecoduct, Cara Cerdas Membantu Hewan Bertahan Hidup

Umbi porang dapat dengan mudah tumbuh subur di setiap lahan, hanya tinggal dipelihara dan ditambah bibitnya. Dengan alasan tersebut hampir semua Kelompok Tani Hutan (KTH) terlibat dalam mengusahakan komoditi umbi porang.

Kelompok yang mengusahakan budidaya dan pengambilan umbi porang antara lain KTH Tunas Muda, KTH Pattiro Bulu, KTH Bulu Tanete, dan KTH Bukit Harapan yang berada di Dusun Pattiro, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

Kepala Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung Yusak Mangetan menegaskan, KTH tersebut merupakan kelompok Kemitraan Konservasi.

Ditanam awal musim hujan

“Perlu kami sampaikan bahwa 4 KTH tersebut merupakan kelompok Kemitraan Konservasi binaan Balai TN Bantimurung Bulusaraung yang merupakan bagian dari 9 SK Kulin KK,” ujarnya.

Dengan adanya kelompok pengumpul di Dusun Pattiro, untuk memudahkan penjualan hasil panen. Namun saat ini hasil panen baru bisa dijual dalam kondisi segar dikarenakan belum adanya alat olah (pengiris/pengering).

Pengumpul selanjutnya menjual hasil kumpulan petani kepada pembeli dari pabrik di Kabupaten Sinjai.

KLIK INI:  Melirik Potensi Daun dan Batang Porang yang Mengesankan

Umbi porang ditanam dan tumbuh di awal musim penghujan dengan masa tumbuh sekitar 4-5 bulan. Pada bulan ke 6 sudah bisa di panen. Luasan yang diusahakan oleh petani antara 0,5 Ha s.d 1 Ha, dengan kemampuan hasil produksi 50 ton/thn (gabungan dari 4 KTH).

Umbi porang dijual dengan harga, petani ke pengumpul sekitar Rp. 7.000 – Rp. 7.500, pengumpul ke pembeli dari pabrik sekitar Rp. 8.000 – Rp. 9.000, bibit yang berasal dari biji katak harga sekitar Rp. 50.000 per kilo (kg).

“Dari hasil diskusi dengan petani KTH, saat ini dibutuhkan hal-hal untuk meningkatkan kualitas hasil panen seperti pelatihan dan peningkatan kapasitas serta study banding terkait porang, bantuan alat pengiris dan pengering (oven) dan bantuan alat yang bisa jadikan tepung/serbuk porang karena harga lebih mahal,” jelas Yusak.

Untuk bibitnya biasa digunakan dari potongan umbi batang maupun umbinya yang telah memiliki titik tumbuh atau umbi katak (bubil) yang ditanam secara langsung.

Setelah ditanam, biarkan saja tumbuh dengan sendirinya. Porang adalah tanaman yang tidak manja pada pupuk.

KLIK INI:  5 Cara Sederhana Persemaian dan Tanam Porang dengan Bulbil