Polusi Cahaya, Ancaman Serius bagi Burung yang Bermigrasi

oleh -209 kali dilihat
Pengalaman Mengamati Burung Kacamata Laut yang Memikat Hati
Burung Kacamata Biru - Foto/Taufiq Ismail

Klikhijau.com – Pergantian musim. Kerap diwarnai dengan aktivitas migrasi. Namun, yang melakukannya bukan manusia, yang melakukannya adalah satwa. Terkhususnya burung.

Jika kamu ingin tahu, apa yang mendorong burung melakukan migrasi. Kamu bisa membaca tulisan (Mengapa Burung Bermigrasi?).

Migrasi bagi burung adalah sebuah upaya untuk bertahan hidup. Namun, upaya itu memiliki banyak tantangan, salah satunya adalah polusi cahaya.

Keberadaan polusi cahaya, bisa jadi masalah serius nan nyata  bagi burung migran yang terbang di malam hari.

KLIK INI:  Menjumpai Pergam Putih Bersarang di Pohon Kenanga

Paparan cahaya bisa saja  menarik bagi burung sekaligus membingungkan mereka—membuatnya keluar dari jalur semestinya.

Cahaya, sangat mungkin menjebak burung, sehingga mereka akan terbang ke gedung atau ke rumah di mana cahaya bersumber. Dan burung-burung itu bisa bernasib sial, terluka atau bahkan terluka  mati.

Menurut penelitian baru dari para ilmuwan di Cornell Ornithology Lab dan Colorado State University. Banyak  burung yang bermigrasi menghadapi lebih banyak polusi cahaya ketika mereka bermigrasi. Penelitian tersebut di terbitkan oleh jurnal Ecosphere.

“Amerika Serikat bagian tenggara, Meksiko, dan terutama Amerika Tengah adalah koridor migrasi yang penting,” kata Frank La Sorte, penulis utama studi tersebut sebagaimana dikutip dari Earth.

Sorte yang berasal dari Cornell Lab itu juga mengatakan, ada bukti bahwa burung yang bermigrasi di malam hari menghadapi peningkatan tingkat polusi cahaya di wilayah tersebut mengkhawatirkan.

KLIK INI:  Tentang Kelahiran Anak Gajah di TNWK dan Cara Terbaik Menjaga Populasi Gajah Tetap Stabil
Burung menghindari cahaya

Burung sebagian besar menghindari cahaya selama musim kawin dan non-berkembang biak. Namun, selama migrasi, kebiasaan itu rusak saat burung melakukan perjalanan melintasi berbagai habitat, termasuk daerah berpenduduk yang mengandung tingkat polusi cahaya yang lebih tinggi.

Meskipun polusi cahaya menurun di beberapa bagian Amerika. Para peneliti menemukan peningkatan sekitar 16 persen dari luas daratan belahan bumi barat. Sebaliknya, hanya tujuh persen wilayah yang mengalami penurunan polusi cahaya.

Para ilmuwan mengamati keberadaan 42 spesies burung yang bermigrasi. Mereka wenggunakan eBird, layanan web ilmu pengetahuan warga yang populer.

KLIK INI:  Surga Penelitian Biodiversitas itu Bernama Indonesia

Caranya kerjanya adalah kemunculan burung kemudian dikorelasikan dengan data polusi cahaya yang dikumpulkan oleh satelit selama 22 tahun.

Para ilmuwan menemukan bahwa semua burung mengalami peningkatan polusi cahaya, dengan burung yang bermigrasi melalui Amerika Tengah menghadapi peningkatan terbesar.

Sebaliknya, burung yang hidup sepanjang tahun di timur laut AS mengalami peningkatan polusi cahaya paling sedikit, bahkan sebagian besar wilayah ini mengalami penurunan polusi cahaya.

“Membalikkan tren polusi cahaya di Amerika Tengah, terutama selama musim semi, dan meluncurkan program Lights Out selama periode migrasi yang intens dapat menyelamatkan sejumlah besar burung yang bermigrasi,” kata studi Kyle Horton dari Colorado State University. sekaligus rekan penulis.

Ia juga menambahkan bahwa membalikkan tren polusi cahaya di Amerika Serikat bagian tenggara selama musim kawin musim panas dan di Amerika Tengah selama musim tidak berbiak musim dingin akan menghasilkan manfaat terbesar di luar periode migrasi.

Para peneliti berharap bahwa dengan mengidentifikasi area masalah polusi cahaya terbesar, sebuah rencana dapat dikembangkan untuk membantu burung yang bermigrasi menghadapi terlalu banyak cahaya.

KLIK INI:  Kekurangan Serangga Penyerbuk, Kopi dan Kakao Bisa Jadi Tinggal Kenangan

Sumber: Earth